Jenis dan Desain Penelitian Instrumen Penelitian Defenisi Operasional Aspek Pengukuran

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah yang bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross sectional pengamatan sesaat untuk mengetahui gambaran perilaku makan remaja putri dan kejadian dismenorea nyeri haid di SMA Cahaya Medan Tahun 2013. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di sekolah SMA Cahaya Medan yang teletak dijalan hayam wuruk. Alasan peneliti melakukan penelitian ditempat ini adalah karena siswi-siswi mempunyai kebiasaan makan makanan yang tidak sehat seperti junk food, minuman bersoda dan disekitar sekolah banyak menjual makanan tersebut. Dari survey awal yang dilakukan didapat banyak siswi yang mengalami nyeri saat haid, peneliti lebih mudah mendapat ijin karena tidak ada penelitian tentang dismenorea sebelumnya dan disekolah ini terdapat kegiatan tambahan belajar siswi, sehingga aktifitas siswi lebih banyak.

3.2.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 sampai dengan bulan November 2013. Universitas Sumatera Utara 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi penelitian adalah seluruh siswi SMA Cahaya Medan dimana jumlah siswi sebanyak 550 orang.

3.3.2 Sampel

Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus sebagai berikut Notoatmodjo S, 2005: N n = 1 + N d² Keterangan : N = Jumlah seluruh siswi kelas X n = Besar sampel d = Penyimpangan statistik dari sampel terhadap populasi yang ditetapkan sebesar 0,1 Notoatmodjo, 2005. 550 n = 1+550 0,1² = 85 Berdasarkan perhitungan diatas didapat sampel dari populasi siswi SMA Cahaya Medan adalah 85 orang. Selanjutnya untuk menentukan sampel yang akan disajikan untuk analisis dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu pemilihan subjek berdasarkan atas ciri- ciri atau sifat tertentu yang berkaitan dengan populasi Fotarisman, 2008. Adapun ciri- ciri sampel dalam penelitian ini adalah: 1. Siswi SMA Cahaya Medan Universitas Sumatera Utara 2. Sudah menstruasi 3. Mengalami dismenorea Nyeri haid 4. Bersedia menjadi subjek penelitian Sehingga dari kriteria sampel tersebut dari didapat 52 orang sampel yang memenuhi syarat.

3.4 Instrumen Penelitian

Alat pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner terdiri dari 2 bagian, bagian pertama adalah kuesioner untuk mengetahui identitas responden, yang meliputi nama, umur, pengetahuan, sikap dan tindakan. Kuesioner kedua adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang pola makan. Jumlah item kuesioner kedua adalah 10 dengan formulir food recall.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini mencakup data primer dan data sekunder.

3.5.1 Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan siswi SMA Cahaya Medan yaitu: 1. Data mengenai indentitas responden, pengetahuan, sikap, dan tindakan siswi yang didapat melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. 2. Data komsumsi makan didapat melalui metode food recall 24 jam.

3.5.2 Data sekunder

Universitas Sumatera Utara Data sekunder diperoleh melalui pencatatan dokumen di sekolah SMA Cahaya Medan.

3.6 Defenisi Operasional

1. Dismenorea adalah sakit dibagian perut yang terjadi sebelum atau bersamaan saat menstruasi. 2. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui remaja putri untuk menjawab pertanyaan tentang masalah dismenorea dan zat gizi untuk mengatasi dismenorea. 3. Sikap adalah tanggapan remaja terhadap informasi yang diperoleh terkait dengan makanan yang dikonsumsi untuk mengatasi dismenorea 4. Tindakan adalah hal- hal berkaitan dengan makanan yang dikonsumsi saat dismenorea 5. Pola makan adalah informasi yang memberikan gambaran mengenai ketersedian zat gizi berupa jumlah Vitamin A, Vitamin B6, Vitamin E, Kalsium dan Magnesium yang dikonsumsi responden.

3.7 Aspek Pengukuran

Aspek pengukuran dalam penelitian ini didasarkan pada jawaban siswi terhadap pertanyaan kusioner yang disesuaikan dengan skor yang ada, yaitu: 1. Data demografi responden yang harus dilengkapi oleh responden meliputi umur, kelas dan dismenorea nyeri haid. 2. Pengetahuan diukur melalui 9 pertanyaan. Skala pengukuran pengetahuan adalah jika jawaban benar diberi nilai skor 1 dan bila jawaban salah diberi skor 0. Tingkat pengetahuan menurut Arikunto 2006 dalam hal ini Universitas Sumatera Utara dibagi dalam 3 kategori yaitu: baik, cukup dan kurang dengan kriteria sebagai berikut: 1. Baik apabila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100, dalam hal ini 7-9 pertanyaan. 2. Cukup apabila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75, dalam hal ini 4-6 pertanyaan 3. Kurang apabila subjek mampu menjawab dengan benar 40-55, dalam hal ini 0-3 pertanyaan. 3. Sikap diukur melalui 9 pertanyaan dengan menggunakan skala likert Hidayat, 2010. Skala pengukuran sikap dihitung berdasarkan pertanyaan pada kusioner. Untuk pernyataan positif nilai tertingginya =4, dan nilai terendahnya=1. Untuk pernyataan negatif nilai tertingginya =1 dan nilai terendahnya=4. Dari seluruh pertanyaan didapat total nilai 36. Berdasarkan Arikunto 2007 diklasifikasikan dalam 3 kategori yaitu: 1. Sikap baik, apabila nilai yang diperoleh 76-100 dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan total nilai 27-36 2. Sikap cukup, apabila nilai yang diperoleh 56-75 dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan total nilai 17-26 3. Sikap kurang, apabila nilai yang diperoleh 40-50 dari nilai tertinggi seluruh pertanyaan total nilai 16 4. Tindakan diukur melalui 9 pertanyaan, jika jawaban benar diberi skor 1 dan bila jawaban salah diberi skor 0. Berdasarkan Arikunto 2006, aspek Universitas Sumatera Utara pengukuran dengan kategori dari jumlah nilai yang ada dapat diklasifikasikan menjadi 3 kategori yaitu: 1. Baik apabila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100, dalam hal ini 7-9 pertanyaan. 2. Cukup apabila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75, dalam hal ini 4-6 pertanyaan. 3. Kurang apabila subjek mampu menjawab dengan benar 40-55, dalam hal ini 0-3 pertanyaan. 5. Asupan zat gizi diketahui dengan menghitung tingkat kecukupan energy, protein, menggunakan food recall 24 jam dan hasil analisis kemudian dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi. Klasifikasi tingkat asupan zat gizi digolongkan atas Supriasa, dkk 2001: - ≥100 AKG : Baik - 80-99 AKG : Sedang - 70-80 AKG : Kurang - 70 AKG : Defisit 6. Jumlah Vitamin A dihitung dari food recall dan dibandingkan dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan, dikategorikan menjadi: a. Kurang, jika AKG 600 RE b. Cukup, jika AKG 600 RE 7. Jumlah Vitamin B6 dihitung dari food recall dan dibandingkan dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan, dikategorikan menjadi: a. Kurang, jika AKG 1.2 mg Universitas Sumatera Utara b. Cukup, jika AKG 1.2 mg 8. Jumlah Vitamin E dihitung dari food recall dan dibandingkan dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan, dikategorikan menjadi: a. Kurang, jika AKG 15 mg b. Cukup, jika AKG 15 mg 9. Jumlah Magnesium dihitung dari food recall dan dibandingkan dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan, dikategorikan menjadi: a. Kurang, jika AKG 240 mg b. Cukup, jika AKG 240 mg 10. Jumlah Kalsium dihitung dari food recall dan dibandingkan dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan, dikategorikan menjadi: a. Kurang, jika AKG 1000 mg b. Cukup, jika AKG 1000 mg 3.8 Pengolahan dan Analisis Data 3.8.1 Pengolahan Data