3. Pengaruh total
a. Pengaruh total Pertumbuhan Ekonomi terhadap Jumlah Wajib Pajak Kota
Medan adalah positif dan signifikan sebesar 95,8 b.
Pengaruh total Pertumbuhan Ekonomi terhadap Investasi adalah positif dan signifikan sebesar 80,4
c. Pengaruh total Inflasi terhadap Investasi adalah negatif dan signifikan
sebesar 16,3 d.
Pengaruh total Pertumbuhan Ekonomi terhadap Penerimaan Pajak Kota Medan adalah positif dan tidak signifikan sebesar 91,7.
e. Pengaruh total Inflasi terhadap Penerimaan Pajak Kota Medan adalah
negatif dan tidak signifikan sebesar 0,6. f.
Pengaruh total Jumlah Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Kota Medan adalah positif dan signifikan sebesar 75,1.
g. Pengaruh total Investasi terhadap Penerimaan Pajak Kota Medan adalah
negatif dan tidak signifikan sebesar 0,8.
4.2.6. Pembahasan
Pembahasan ini akan didasarkan pada hasil analisis yang telah dilakukan pada pembahasan sebelumnya. Secara rinci akan diuraikan dalam beberapa bagian
dengan tata urutan secara kronologis meliputi ; pembahasan analisis jalur, pembahasan pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, Jumlah Wajib Pajak dan
Investasi Terhadap Penerimaan Pajak Kota Medan. Seperti yang dikemukakan pada bab sebelumnya, dasar teori ini adalah
Nafziger 1990 dan dalam Yuzrat and Makhfatih Nasution, 2003 yang menyebutkan bahwa proporsi PDB terhadap pajak langsung pada negara sedang
Universitas Sumatera Utara
berkembang lebih rendah daripada pajak langsung dari negara-negara maju. dimana kita ketahui bahwa PDRB merupakan dasar dalam menghitung
pertumbuhan ekonomi suatu wilayah. Demikian juga dengan Collin Clark Mangkoesubroto, 1993 yang mengemukakan hipotesis tentang batas kritis
perpajakan. Serta teori yang dikemukan oleh Miller dan Modigliani dalam Tax Preference Theory.
Pada Gambar 2.1 telah ditunjukkan tata hubungan faktor yang mempengaruhi Penerimaan Pajak Kota Medan seperti Pertumbuhan Ekonomi,
Inflasi, variabel antara Jumlah Wajib Pajak dan Investasi. Alur tata hubungan antara faktor seperti yang digambarkan pada Gambar
2.1. diukur dengan analisis jalur. Alat analisis ini dapat dipergunakan untuk membuktikan hipotesis yang telah diajukan sebelumnya. Apabila dari hubungan
antar variabel tersebut terdapat satu hubungan yang tidak bermakna tidak signifikan, berarti pada alur tersebut tidak ada pengaruh faktor terhadap
Penerimaan Pajak di Kota Medan. Uji analisis jalur yang telah diperoleh menunjukkan pada Tabel 4.8 koefisien jalur yang diperoleh ditunjukkan pula
dengan Gambar 4.6 koefisien jalur dengan probability kurang dari 0,050 p 0,050 berarti pengaruh tersebut bermakna signifikan. Koefisien jalur yang
ditunjukkan pada Tabel 4.8 terdapat 3 tiga jalur yang alurnya terputus, disebabkan koefisen yang diperoleh menunjukkan pengaruhnya tidak bermakna
p 0,05 jalur tersebut adalah : a.
Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penerimaan Pajak Kota Medan b.
Inflasi Terhadap Penerimaan Pajak Kota Medan c.
Investasi Terhadap Penerimaan Pajak Kota Medan
Universitas Sumatera Utara
Jalur yang lainnya sebanyak 4 empat jalur tidak ada yang terputus, karena seluruh koefisien jalur yang diperoleh menunjukkan hubungan sebab
akibat yang bermakna p 0,050. Keempat jalur tersebut adalah : a.
Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Jumlah Wajib Pajak b.
Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Invesatsi c.
Inflasi Terhadap Investasi d.
Jumlah Wajib Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Kota Medan Berikut jalur terputus dan jalur tidak terputus dapat dilihat pada Gambar 4.7.
Gambar 4.7. Jalur Terputus dan Jalur Tidak Terputus
Keterangan : s
= Signifikan
ts =
Tidak Signifikan Selanjutnya akan diuraikan perpaduan antara temuan empiris hasil
penelitian yang telah diuji secara statistik dengan teori dan penelitian sebelumnya sehingga diperoleh suatu konsep pengembangan teori baru. Untuk melengkapi
β
1
= s
Β
5
= ts
Β
6
= s
Β
4
= ts
Β
3
= s
Β
2
= s
Β
7
= ts
Universitas Sumatera Utara
pembahasan yang telah terperinci pengaruh masing-masing faktor terhadap Penerimaan Pajak di Kota Medan dapat dikemukanan sebagai berikut :
1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Jumlah Wajib Pajak