laktat yang mempercepat penurunan pH dan mengurangi tingkat ammonia. Pemberian asam propionat efektif terhadap kapang dan menghambat bakteri dan
khamir, dapat menurunkan peningkatan pH, menghambat respirasi biji, sebagai pengawet pada biji–bijian dan mengurangi kerusakkan sebagai akibat dari
manajemen silo Mills and Kung 2002; Kung et al. 2003. Kajian kualitas sifat fisik–kimia jagung pipilan pasca proses pengeringan dan fermentasi dengan
penambahan asam propionat dan molases selama penyimpanan belum pernah
dilaporkan, sehingga kajian tersebut di atas menjadi sangat penting.
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan
a. Mengkaji kualitas sifat fisik fermentasi jagung pipilan dengan penambahan
asam propionat dan molases warna, bau, tekstur dan total biji rusak dan hasil
penyimpanan pasca proses pengeringan dan fermentasi total biji rusak. b.
Mengkaji kualitas sifat kimia fermentasi jagung pipilan dengan penambahan asam propionat dan molases derajat keasaman, jumlah asam laktat, jumlah
asetat, kadar N–NH
3
, kehilangan bahan kering dan bahan organik dan hasil penyimpanan pasca proses pengeringan dan fermentasi aflatoksin, kadar air,
kandungan bahan organik dan gross energi.
1.3 Manfaat
Bahan informasi bagi petani peternak dan industri pakan tentang pengolahan jagung pipilan melalui proses fermentasi dengan penambahan asam propionat dan
molases dapat mempertahankan kualitas sifat fisik dan kimia sampai penyimpanan
6 minggu.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Potensi Jagung sebagai Pakan Ternak
Jagung merupakan salah satu komoditas tanaman palawija di Indonesia yang kegunaannya luas terutama untuk kebutuhan bahan baku pakan ternak dan
konsumsi manusia. Jagung merupakan sumber energi dengan kandungan karbohidratpati sebesar 75. Pati terdiri atas dua polimer glukosa yaitu amilosa
dan amilopektin. Fungsi karbohidratpati dalam ransum unggas adalah pemberi rasa manis, penghemat protein, mengatur metabolisme lemak dan mengatur
mengeluarkan feses. Jagung dapat tumbuh pada selang pH 5–8, lebih tahan pada kondisi pH netral, kondisi nitrogen yang seimbang dengan fosfor dan kalium.
Komposisi nutrien jagung tergantung varietas, cara penanaman dan iklim serta tingkat kematangan Phang 2001.
Taksonomi sebagai berikut : Divisi
: Spermatophyta
Sub–divisi : Angiospermae
Kelas :
Monocotyledoneae Ordo
: Tripsaceae
Famili :
Graminae Sub–famili :
Panicoidea Genus
: Zea
Spesies : Zea mays
Gambar 1 Persentase bahan kering jagung Perry et al. 2003
Ada beberapa jenis jagung yang dikenal di Indonesia yaitu: jagung kuning, jagung merah dan jagung putih. Jagung yang biasa digunakan adalah jagung
kuning karena mengandung provitamin A yang memberikan warna kuning pada kulit dan kuning telur. Biji jagung disebut kariopsis, dinding ovari menyatu
dengan kulit biji atau testa, membentuk dinding buah. Biji jagung terdiri atas bagian utama, yaitu: 1 pericarp kulit luar memiliki 3.5 dari bobot biji, berupa
lapisan luar yang tipis, berfungsi mencegah embrio dari organisme pengganggu dan kehilangan air dan sebagai lapisan pembungkus biji yang berubah cepat
selama pembentukkan biji, 2 endosperm, sebagai cadangan makanan dan merupakan bagian terbesar dari biji jagung yaitu sekitar 85 dari bobot biji,
hampir seluruhnya terdiri atas karbohidrat dan 3 lembaga merupakan bagian yang cukup besar, meliputi 11.5 dari bobot biji. Lembaga terdiri atas dua bagian yaitu
skutelum dan poros embrio, 4 tip cap pangkal biji adalah bagian yang mengandung biji dengan janggel. Pati umumnya sebagian besar terdapat pada
endosperm sebesar 86.45, sedangkan lemak, protein dan gula terdapat pada bagian lembaganya. Pati merupakan komponen terbesar dalam biji jagung yang
terdiri atas amilosa 27 dan amilopektin 73. Sruktur biji jagung dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Sruktur biji jagung Hardman dan Gunsolus 1998; Syarief dan Halid 1999
Sofyan et al. 2000 menyatakan bahwa jagung merupakan butiran yang mempunyai total nutrien tercerna TDN dan net energi NE yang tinggi. Total
nutrien tercerna pada jagung sangat tinggi 81.9 dan mengandung: 1 bahan ekstrat tanpa nitrogen BETN yang hampir semuanya pati, 2 mengandung lemak
yang lebih tinggi dibandingkan dengan semua butiran dan 3 serat kasar rendah, oleh karena itu sangat mudah dicerna. Butiran yang ada hanya jagung kuning yang
mengandung xantofil. Kandungan β
–
caroten jagung akan menurun dan hilang selama penyimpanan, selain itu jagung tidak mempunyai anti nutrien.
Jagung dipanen dalam keadaan matang mengandung kadar air 22–25 dan dikeringkan
secara buatan mencapai 15–16 untuk disimpan dan dijual Stanley 2003. Komposisi kimia jagung kuning berdasarkan bahan kering dan persyaratan mutu
jagung untuk pakan unggas dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2. Tabel 1 Komposisi kimia jagung kuning berdasarkan bahan kering BK
Zat Makanan Komposisi
Protein kasar 8.4
Lemak kasar 3.6
Serat kasar 2.2
Karbohidrat 75.0
Abu 1.0 Air
10.0 Sumber: Suharyono et al. 2005
Tabel 2 Persyaratan mutu jagung untuk pakan unggas Kriteria
Standar Kadar air , maks
14.0 Protein kasar , min
7.5 Serat kasar , maks
3.0 Abu , maks
2.0 Lemak , maks
3.0 Kandungan aflatoksin ppb, maks
50.0 Warna lain , maks
5.0 Kotoran , maks
2.0 Butiran pecah , min
5.0 Sumber: Standar Nasional Indonesia SNI 1998
Indonesia dan Negara–negara penghasil jagung lainnya memiliki permasalahan dalam pengolahan pascapenen. Hal ini karena jagung mudah
terkontaminasi oleh cendawan, khususnya Aspergillus flavus dan A. parasiticus, yang dapat menghasilkan metabolit sekunder berupa aflatoksin. Metabolit primer
adalah metabolit yang dihasilkan oleh cendawa untuk pembentukkan biomasa dan membangkitkan energi untuk keperluan metabolisme. Senyawa aflatoksin dapat
menimbulkan gangguan baik pada hewan maupun manusia karena bersifat karsinogenik Kennedy 2003.
A. Aspergillus flavus B. Aspergillus parasiticus
Gambar 3 Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus
2.2 Kadar Air dan Aktivitas Air A