Kualitas Fermentasi dan Nutrisi Silase

keburukan pada butiran dan butiran yang berkadar air tinggi dapat disimpan dengan cara yang sama dengan butiran–butiran kering. Levital et al. 2009 menyatakan bahwa asam propionat tidak terlalu berpengaruh terhadap jumlah bakteri asam laktat dalam silase jagung pipilan. Adanya peningkatan bakteri asam laktat pada awal penyimpanan karena masih banyaknya substrat yang akan dikonsumsi bakteri dan begitupula terjadinya penurunan jumlah bakteri asam laktat pada hari–hari berikutnya karena semakin terbatasnya substrat bahan organik yang dapat dicerna oleh bakteri tersebut.

2.5.3 Kualitas Fermentasi dan Nutrisi Silase

Pengamatan fisik produk silase seperti warna, bau dan penampakan yang lainnya hanya menggambarkan nilai nutrien secara umum, untuk mendapatkan hasil yang akurat perlu dilakukan analisa kimia dan mikrobial silase Macaulay 2004. Pengukuran bahan kering, pH, kandungan protein, amonia, asam organik serta jumlah mikrobial merupakan parameter yang umum dijadikan untuk menggambarkan kualitas silase Macaulay 2004; Saung dan Heinrichs 2008. Silase pada kadar air tinggi dari normal 80 dapat menyebabkan panjangnya proses fermentasi, banyaknya protein yang dirombak dan kehilangan energi, sementara proses fermentasi dengan kadar air lebih rendah dari normal 60 mengakibatkan ketidakstabilan pada silase, tumbuhnya yeast, jamur dan Bacillus serta tingginya kerusakan struktur protein Seglar 2003. Warna silase dapat mengidikasikan permasalahan yang mungkin terjadi selama fermentasi. Penentuan kualitas suatu fermentasi juga dapat ditentukan melalui bau. Pada fermentasi asam laktat tidak mengeluarkan bau, sementara fermentasi asam propionat menimbulkan bau wangi yang menyengat Saung dan Heinrichs 2008. Kandungan bahan kering pada awal ensilase merupakan faktor yang mempengaruhi kualitas fermentasi. Sementara Kung dan Stokes 2001 menyatakan bahwa pH adalah salah satu faktor penentu keberhasilan fermentasi. Lebih lanjut dijelaskan Macaulay 2004 kualitas silase dapat digolongkan menjadi 4 kriteria berdasarkan pH yaitu: baik sekali dengan pH 3.2–4.2, baik pH 4.2–4.5, sedang pH 4.5–4.8 dan buruk pH 4.8. Kandungan amonia yang tinggi mencerminkan fermentasi yang jelek karena banyak protein yang dirombak selama ensilase. Karakteristik produk silase hijauan dengan kualitas yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7 Karakteristik produk silase hijauan dengan kualitas yang berbeda Kakrakteristik Kualitas silase Baik Sedang Jelek Warna Tergantung materi silase Hijau kekuningan sampai hijau kecoklatan Hijau tua, hijau kebiruan, abu–abu, atau coklat Bau Asam Agak tengik dan bau amonia Sangat tengik, bau amonia dan busuk Tekstur Kokoh, dan lebih lembut dan sulit dipisahkan dari serat Bahan lebih lembut dan mudah dipisahkan dari serat Berlendir, jaringan lunak, mudah hancur, berjamur atau kering pH • Kadar air 65 • Kadar air 65 4.8 4.2 5.2 4.5 5.2 4.8 Asam laktat 3 ─14 BK Bervariasi Bervariasi Asam butirat 0.2 BK 0.2 ─0.5 BK 0.5 BK N Amonia total N 5 10 ─16 16 ADIN total N 15 15 ─30 30 Sumber: Macaulay 2004 3 BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian