Program Kerja Departermen Safety and Airwothiness Strategis Bisnis
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap
dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.
PT. Dirgantara Indonesia Persero merupakan perusahaan manufaktur di Indonesia yang memproduksi pesawat terbang dimana mempunyai potensi bahaya
yang cukup banyak. Berbagai upaya pengendalian telah dilakukan oleh PT Dirgantara Indonesia untuk meminimalisasi risiko hazard yang ada.
SBU Aircraft Services PT Dirgantara Indonesia merupakan perusahaan penyediaan jasa perawatan pesawat terbang yang mempunyai potensi bahaya
tinggi dan telah menerapkan sistem manajemen dan kesehatan kerja berdasarkan PP No. 50 Tahun 2012 dan menerapkan Safety Management System SMS dari
Direktorat Jendral Perhubungan Udara Departement Perhubungan RI No. 01 Tahun 2009 mengenai petunjuk dan tata cara pelaksanaan sistem manajemen
keselamatan Safety Management System Hazard reporting system merupakan tools untuk melakukan identifikasi
hazard dan pencegahannya. Kegiatan ini merupakan tugas Dept. safety and airworthiness SBU ACS PT, Dirgantara Indonesia untuk menurunkan tingkat
resiko bahaya hingga ke level yang dapat diterima. Hazard report ditentukan dengan menggunakan Hazard Identification and Risk Assessment HIRA untuk
mengetahui tingkat
keparahannya dan
tindakan pengendalian
arau pencegahannya.
Untuk menilai gambaran kegiatan hazard reporting system di SBU Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia, maka dilakukan suatu analisis situasi dengan
mengidentifikasi aspek input, proses dan output sebagai berikut: