Akar Masalah HASIL DAN PEMBAHASAN

Diagram fishbone ini umumnya digunakan pada tahap mengidentifikasi permasalahan dan menentukan penyebab dari masalah tersebut. serta dapat digunakan dalam proses perubahan Asmoko, 2012. Berdasarkan diagram fishbone, dapat diketahui bahwa masalah utama dari kegiatan magang adalah kurangnya jumlah pelaporan hazard dan voluntary hazard. Terdapat 7 penyebab masalah utama, yaitu kurangnya pelatihan mengenai hazard, kurangnya SDM, kurang kepedulian atasan terhadap hazard, anggaran yang terbatas, belum adanya kebijakan mengenai reward, kurang komitmen dari departemen terkait dalam melaksanakan pelaporan hazard dan voluntary hazard dan belum terdapat tenaga ahli mengenai software pelaporan. Berdasarkan hasil brainstorming dengan personil Dep. safety and airworthiness, akar masalah yang dapat dilakukan sesuai kemampuan perusahaan adalah pelatihan mengenai hazard, kurangnya SDM, kurang kepedulian atasan terhadap hazard,, belum adanya kebijakan mengenai reward, kurang komitmen dari departemen terkait dalam melaksanakan pelaporan hazard dan voluntary hazard dan belum terdapat tenaga ahli mengenai software pelaporan. Hasil brainstorming disesuaikan berdasarkan pertimbangan kemampuan perusahaan dan lingkungan. Gambar 3.7 Diagram Fishbone

F. Solusi Pemecahan Masalah

Setelah menentukan akar masalah, kemudian menentukan solusi dari akar permasalahan kurangnya jumlah pelaporan hazard dan voluntary hazard yaitu pada bagian manajemen. Adapun yang menjadi solusi pemecahan masalah: 1. Memberikan training kepada seluruh lini manajemen secara berkala Menurut Hasibuan 2005 pendidikan dan latihan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan latihan. 2. Memberikan penghargaan reward kepada pekerja yang aktif melaporkan hazard Menurut teori operant conditioning B.F. Skinner, rangsangan yang diatur secara tertentu dapat mengubah sesuatu aspek tingkah laku yang tidak dikehendaki menjadi sesuatu tingkah laku yang diinginkan. Selanjutnya, proses belajar dalam teori operant conditioning tunduk pada dua hukum operant yang berbeda, yakni law of operant conditioning dan law of operant extinction. Menurut law of operant conditioning jika timbulnya tingkah laku operant diiringi dengan stimulus penguat, maka kekuatan tingkah laku tersebut akan meningkat. Sebaliknya, menurut law of operant extinction, jika timbulnya tingkah laku diiringi dengan sesuatu yang tidak menyenangkan, maka kekuatan tingkah laku tersebut akan menurun atau bahkan musnah Hintzman dalam muhibbin, 2010. 3. Menambahkan SDM sehingga beban kerja pihak manajemen menjadi merata Menurut Lenna Ellitan 2002 dari berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan SDM menempati posisi strategis diantara sumber daya lainnya. Tanpa SDM, sumber daya yang lain tidak bisa dimanfaatkan apalagi dikelola untuk menghasilkan suatu produk. Tetapi dalam kenyataanya masih banyak perusahaan tidak menyadari pentingnya SDM bagi kelangsungan hidup perusahaan. Masih banyak perusahaan yang menganggap SDM adalah aset organisasi yang paling penting, karena SDM yang menggerakkan dan membuat sumber daya lainnya bekerja. Analisis Strength dan Weakness yang didapat dari solusi pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

1. Strengths Kekuatan

a. Terciptanya kepedulian terhadap pelaporan hazard b. Terciptanya personil yang ahli terhadap hazard c. Memberikan stimulus kepada karyawan, manajer atau yang didelegasikan untuk melaporkan hazard d. Membentuk karakter atasan yang lebih berkualitas e. Memiliki trainer atau pelatih yag berpengalaman

2. Weakness Kelemahan

a. Membutuhkan anggaran yang cukup besar b. Membutuhkan waktu yang panjang dalam melaksanakan training di tengah beban kerja yang tinggi. c. Harus mampu menyesuaikan materi dengan karakter karyawan yang beragam