BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum PT. Dirgantara Indonesia Persero
1. Sejarah PT. Dirgantara Indonesia Persero
Perusahaan didirikan dengan nama PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio pada tanggal 28 April 1976 berdasarkan Akta yang dibuat dihadapan Notaris
Raden Soekarsono, SH. Akta pendirian perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang antara lain oleh karena penggantian nama Perusahaan
menjadi PT Industri Pesawat Terbang Nusantara atau PT IPTN pada tanggal 17 April 1986 dan penggantian nama PT IPTN Menjadi PT Dirgantara Indonesia
atau PTDI pada tanggal 9 Oktober 2000. Pada tahun 2008, Akta pendirian perusahaan telah berubah lagi berdasarkan
pernyataan Keputusan Rapat Perusahaan Perseroan Persero PT Dirgantara Indonesia yang dituangkan dalam Akta Nomor 33 Tanggal 11 Agustus 2008
dihadapan Notaris Surjadi, SH. tentang perubahan dana atau penyesuaian seluruh anggaran dasar perseroan terhadap undang-undang nomor 40 tahun 2007, dan
sudah dilaporkan serta disetujui oleh Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia melalui keputsannya dengan nomor AHU-61256.AH.01.02. Tahun
2008 pada tanggal 10 September 2008 tentang persetujuan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan.
Pada awalnya misi perusahaan lebih ditekankan pada penguasaan dan kemandirian teknologi yang dilaksanakan dengan empat empat tahapan
transformasi teknologi, yaitu: a.
Tahap pertama pengenalan teknologi Hasil peneranpannya adalah perusahaan mampu memproduksi,
mensertifikasi dan menjual pesawat NC212, NBO105, NAS330332 dan NBELL412, Roket FFAR, SUT Torpedo secara lisensi, serta
memproduksi komponen aerostruktur pesawat F16, Boeing 737767, F100 dan Airbus berbagai seri sebagai mainsubcontracto
b. Tahap kedua Integrasi Teknologi
Hasil penerapannya adalah perusahaan mampu merancang, memproduksi, mensertifikasi dan menjual pesawat CN235 berbagai seri
bekerjasama strategis dengan CASA Spanyol dan scenario joint development dan joint production 50:50.
c. Tahap ketiga Pengembangan Teknologi
Hasil penerapannya adalah perusahaan secara mandiri telah mampu merancang dan memproduksi dua prototype PA1 dan PA2, serta mulai
uji tanggal 10 Agustus 1995 untuk PA1 dan 11 Desember 1995 untuk PA2. Dua prototype N250 ini sempat diterbangkan sejauh 13.500 km dari
Bandung ke Paris untuk melaksanakan demo terbang kepada public dunia dalam Paris Airshow pada tahun 1997. Ketika berangkat dari Bandung dan
pulang dari Paris, dua prototype ini sempat singgah di berbagai nagara di Asia, Arab dan Eropa. Pada tahun 1998 program N250 mulai dihentikan
sebagai akibat dari krisis moneter dan keputusan politik, selain N250, Perusahaan juga secara mandiri telah mampu merancang Regional Jet
N2130 yang pada akhirnya program ini dihentikan pada tahun 1998. d.
Tahap Keempat Penelitian Keindustrian Dengan adanya perubahan lingkungan eksternal maupun internal
pelaksanaan transformasi teknologi tahap keempat ini tidak sempat dilanjutkan, dan sesuai dengan Undang-undang Nomor 19 tahun 2004
tentang BUMN. Maka PT Dirgantara Indonesia Persero memasuki era komersialisasi dengan melakukan restrukturisasi dan revitalisasi untuk
mencapai keuntungan perusahaan.
2. Informasi dan Lokasi PT. Dirgantara Indonesia Persero
Nama Perusahaan : PT Dirgantara Indonesia
Alamat : Jl. Pajajaran 154 Bandung 04174
Kelurahan : Husein Sastranegara
Kecamatan : Cicendo
No. Telpon : 022 60033200