d. Program Kerja Departermen Safety and Airwothiness Strategis Bisnis
Unit SBU Aircraft Services
Tabel 3.1 Program Kerja Departermen Safety Airwothiness Strategic Bisnis
Unit SBU Aircraft Services
No Program Kerja
Safety and Airworthiness SBU Aircraft Services 1
Evaluasi Penerapan SMK3 Tahun 2014 2
Melaksanakan Training, Sosialisasi, dan pembinaan K3 3
Monitoring Pelaksanaan K3 a.
Compliance b.
Pelaksanaan Program K3 disemua area c.
Laporan pelanggan K3 disemua area 4
Membuat HIRA Hazard Identification and Risk Assestment 5
AUDIT 6
Pengumpulan data a.
Pengumpulan dan manajemen database seluruh data yang berhubungan dengan K3
b. Pembuatan Job Safety Analysis semua area
7 Analisa dan Evaluasi Potensi Bahaya Tingkat Tinggi
8 Program 5R
B. Analisis Pelaksanaan Hazard Reporting System
Hazard adalah Kondisi yang ada atau potensial yang dapat menyebabkan cedera, penyakit atau kematian untuk orang, kerusakan atau kehilangan sistem,
peralatan, properti, lingkungan atau citra perusahaan. Bahaya adalah suatu kondisi yang merupakan prasyarat untuk sebuah insiden atau kecelakaan Safety
Management System Operasi Bandar Udara, Bagian 139-01
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 menyatakan bahwa tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap
dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya.
PT. Dirgantara Indonesia Persero merupakan perusahaan manufaktur di Indonesia yang memproduksi pesawat terbang dimana mempunyai potensi bahaya
yang cukup banyak. Berbagai upaya pengendalian telah dilakukan oleh PT Dirgantara Indonesia untuk meminimalisasi risiko hazard yang ada.
SBU Aircraft Services PT Dirgantara Indonesia merupakan perusahaan penyediaan jasa perawatan pesawat terbang yang mempunyai potensi bahaya
tinggi dan telah menerapkan sistem manajemen dan kesehatan kerja berdasarkan PP No. 50 Tahun 2012 dan menerapkan Safety Management System SMS dari
Direktorat Jendral Perhubungan Udara Departement Perhubungan RI No. 01 Tahun 2009 mengenai petunjuk dan tata cara pelaksanaan sistem manajemen
keselamatan Safety Management System Hazard reporting system merupakan tools untuk melakukan identifikasi
hazard dan pencegahannya. Kegiatan ini merupakan tugas Dept. safety and airworthiness SBU ACS PT, Dirgantara Indonesia untuk menurunkan tingkat
resiko bahaya hingga ke level yang dapat diterima. Hazard report ditentukan dengan menggunakan Hazard Identification and Risk Assessment HIRA untuk
mengetahui tingkat
keparahannya dan
tindakan pengendalian
arau pencegahannya.
Untuk menilai gambaran kegiatan hazard reporting system di SBU Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia, maka dilakukan suatu analisis situasi dengan
mengidentifikasi aspek input, proses dan output sebagai berikut:
1. Input
a. Sumber Daya Manusia Man
Karyawan SBU Aircraft Services PT Dirgantara Indonesia berjumlah 446 orang ditambah lini manajemen yang berjumlah 25 orang. Berdasarkan Safety
Management System, seluruh manajer, lini manajemen, dan pegawai bertanggung jawab terhadap keselamatan. Para manajer dan lini manajemen secara nyata