Proses Analisis Pelaksanaan Hazard Reporting System

Setelah itu manager menunjuk delegasi yang cocok untuk menindaklanjuti laporan bahaya, jika pengawas tidak tersedia. Kemudian supervisor atau delegasi menerima informasi mengenai bahaya dari karyawan dan memastikan informasi tersebut akurat dan faktual yang benar lalu meninjau bahaya untuk memastikan bahwa bahaya tersebut memberikan risiko yang signifikan untuk keselamatan. Kemudian supervisor atau delegasi melakukan penilaian perilaku risiko yang terkait dengan bahaya sesuai dengan identifikasi bahaya prosedur dan penilaian risiko menggunakan form identifikasi bahaya dan penilaian risiko HIRA Lampiran 3 untuk merekam hasil penilaian risiko. Setelah itu manajer melakukan pengawasan dalam kaitannya dengan penyelesaian form hazard report Lampiran 1 dan penilaian risiko HIRA Lampiran 3 dan dimonitor oleh manajer safety. Kemudian manajer safety memberikan umpan balik feedback, bimbingan dan bantuan kepada supervisor manager dalam kaitannya dengan pelaporan bahaya dan penilaian risiko. Lalu supervisor atau manajer menyampaikan laporan bentuk bahaya yang telah selesai Lampiran 1 dan form identifikasi bahaya dan penilaian risiko HIRA Lampiran 3 kepada manajer dan dikaji oleh manajer safety. kemudian Supervisor atau delegasi memastikan mitigasi risiko yang cocok diambil untuk menurunkan tingkat risiko hingga ke level yang dapat diterima dan ditinjau oleh manajer dan dipantau oleh manajer safety. Adapun alur proses kegiatan hazard reporting system adalah sebagai berikut: MULAI mengidentifikasi bahaya yang dapat menimbulkan risiko yang signifikan untuk keselamatan Pekerja menghilangkan, mencegah atau melindungi orang lain dari bahaya Pekerja untuk bahaya yang tidak dapat diperbaiki segera dan bersifat aman, melaporkan bahaya kepada supervisor atau manajer. Laporan menggunakan formulir laporan bahaya sukarela AS-SM-F 301-03 Pekerja menunjuk delegasi yang cocok untuk menindaklanjuti laporan bahaya, jika supervisor tidak tersedia Manajer menerima informasi mengenai bahaya dari karyawan dan memastikan informasi tersebut akurat dan faktual yang benar SupervisorDelegasi meninjau bahaya untuk memastikan bahwa bahaya tersebut memberikan risiko yang signifikan untuk keselamatan SupervisorDelegasi penilaian perilaku risiko yang terkait dengan bahaya sesuai dengan identifikasi bahaya prosedur dan penilaian risiko AS- SM-P303 SupervisorDelegasi menggunakan form identifikasi bahaya dan penilaian risiko HIRA ASTM-F304-01 Untuk merekam hasil penilaian risiko SupervisorDelegasi A memantau dan meninjau pelaksanaan mitigasi risiko dalam diberikan rangka Manajer Safety memastikan mitigasi risiko yang cocok diambil dalam diberikan rangka untuk mencapai tingkat risko yang dapat diterima SupervisorDelegasi A Bertindak sebagai ahli teknis dan manajerial untuk pengawas dalam kaitannya dengan penyelesaian form laporan bahaya AS-SM-F 301-01 Dan identifikasi bentuk bahaya dan penilaian risiko HIRA AS-SM- F304-01 Manajer memonitor pelaporan bahaya dan proses penilaian risiko Manajer Safety memberikan umpan balik feedback, bimbingan dan bantuan kepada supervisor manager dalam kaitannya dengan pelaporan bahaya dan penilaian risiko Manager Safety menyampaikan laporan bentuk bahaya yang telah selesai AS-SM- F 301-01 dan form identifikasi bahaya dan penilaian risiko HIRA AS-SM-F305-01 kepada Manajer SupervisorDelegasi Mengkaji dan menyelesaikan form laporan bahaya AS-SM-F 301- 01 dan form identifikasi bahaya dan penilaian risiko HIRA AS- SM-F304-01 untuk diajukan kepada Saferty Manager Manager menerima form laporan bahaya AS-SM-F 301-01 dan form identifikasi bahaya dan penilaian risiko HIRA AS-SM-F304-01 Dari manager Manajer Safety meninjau pelaksanaan mitigasi risiko dalam diberikan rangka Manager Selesai Bagan 3.3 Flow Chart Hazard Reporting System Dalam proses hazard reporting system, tidak ada kendala atau hambatan. Proses hazard reporting system berjalan dengan baik sesuai dengan prosedur yang terdapat dalam Safety Management Manual SMM SBU ACS PT. Dirgantara Indonesia.

3. Output

Output dari kegiatan hazard reporting system adalah terciptanya laporan hazard. Nantinya laporan ini akan di audit oleh Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat DKUPPU setiap setahun sekali. Laporan yang dihasilkan tidak memiliki kriteria khusus, hanya saja jumlah yang ada belum sesuai dengan jumlah yang diharapkan. Menurut observasi Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat DKUPPU mengatakan setidaknya terdapat 3000 hazard per tahun yang terdapat pada perawatan pesawat. Melihat jumlah hazard yang sangat banyak, maka pengendalian menjadi suatu upaya yang diharuskan untuk menanggulangi kecelakaan. Namun pada kenyataannya pada SBU ACS PT. Dirgantara Indonesia Persero, hazard yang dilaporkan dalam bentuk Form Hazard Report berjumlah 67 laporan dan form Voluntary Hazard berjumlah 70 laporan pada tahun 2015, sehingga jumlah ini jauh dari jumlah yang seharusnya ditetapkan oleh Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat DKUPPU, membuktikan proses pengendalian hazard menjadi tidak maksimal. Hazard reporting system diawasi langsung oleh Dep. Safety and Airworthiness. Setiap hari pihak Dep. safety and airworthiness bisa berkeliling sampai dengan 3 kali ke area kerja Aircraft Services PT. Dirgantara Indonesia untuk melihat ada atau tidaknya laporan. Dalam menganalisis kesesuaian, tidak ada standar nasional yang digunakan. Standar yang digunakan adalah standar operasional prosedur, yaitu Safety Management Manual SMM. Safety Managemen Manual SMM dibuat oleh SBU Aircraft Services PT Dirgantara Imdonesia dan disetujui oleh Kementrian Perhubungan Republik Indonesia. Berikut analisis keseuaian berdasarkan analisis input, proses dan output: Tabel 3.3 Analisis Pelaksanaan Hazard Reporting System SOP Safety Management Manual SMM SBU Aircraft Services PT Dirgantara Indonesia Kondisi aktual Kesesuaian Input Manager menindaklanjuti laporan bahaya Manager kurang menindak lanjuti laporan bahaya dikarenakan beban kerja yang terlalu banyak, sehingga manager menjadi kurang peduli terhadap laporan hazard dan voluntary hazard. Selain itu anggaran untuk mitigasi juga terbatas Tidak sesuai Supervisor merupakan orang yang memiliki form, dan bertugas melaksanakan hazard reporting system Supervisor sudah melaksanakan tugas sebagai pengawas dilapangan Sesuai Safety Manager bertanggung jawab dan memiliki kewenangan untuk melaksanakan Safety Management Manual Safety manager beserta karyawan dep. Safety and airworhiness selalu bertanggung jawab dan melaksanakan Safety Management Manual Sesuai Karyawan melakukan hal yang berkaitan dengan masalah keselamatan dan mealokasikan waktu sebagai bagian dari tugas normal mereka Karyawan tidak memahami teknis form pengisian hazard report. Selain tidak ada keuntungan melaporkan hazard, karyawan juga takut melaporkan hazard karena menganggap akan dikenakan sanksi Tidak sesuai