Semiotika Roland Barthes Tinjauan Mengenai Semiotika
di sebelah barat daya Perancis.
15
Roland Barthes adalah penerus pemikiran Saussure, Saussure tertarik pada cara kompleks pembentukan
kalimat dan cara bentuk-bentuk kalimat menentukan makna, akan tetapi kurang tertarik pada kenyataan bahwa kalimat yang sama bisa
menyampaikan makna yang berbeda pada orang yang berbeda situasinya. Roland Barthes meneruskan pemikiran tersebut dengan menekankan
interaksi antara teks dengan pengalaman personal dan kultural penggunanya, interaksi antara konvensi dalam teks dan konvensi yang
dialami diharapkan oleh penggunanya. Gagasan Barthes ini dikenal dengan “order of signification” signifikasi dua tahap.
16
Konsep semiotika Roland Barthes pada dasarnya hendak mempelajari bagaimana kemanusiaan humanity memaknai hal-hal
things. Memaknai to signify dalam hal ini tidak dapat dicampuradukan dengan mengkomunikasikan to communicate.
Memaknai berarti bahwa objek-objek tidak hanya membawa informasi, dalam hal mana objek-objek itu hendak berkomunikasi, tetapi juga
mengkonstitusi system terstruktur dari tanda.
17
Dalam istilah order of signification Barthes mengembangkan dua system penandaan bertingkat, yaitu first order signification adalah
denotasi, sedangkan konotasi adalah second order signification.
18
15
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi. cet-4, h. 63.
16
Arthur Asa Berger, Media Analysis Techniques Yogyakarta: Penerbitan Universitas Atma Jaya Yogyakarta, 1999, h. 15.
17
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi., cet-4, h. 15
18
M.Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi, Yogyakarta: Gitanyali, 2004, h. 45
First Order Second Order
Reality signs
culture
[
form
content
Gambar 2 Signifikasi Dua Tahap Barthes
Melalui gambar diatas, Barthes, seperti dikutip Fiske, menjelaskan signifikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier dan signified
di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk
signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari pembaca serta nilai-
nilai kebudayaannya. Pada signifikasi tahap kedua yang berkaitan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos.
Denotasi adalah tingkat penandaan yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda oada realitas, menghasilkan makna yang eksplisit, langsung
dan pasti. Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan hubungan penanda
dan petanda yang didalamnya beroperasi makna yang tidak eksplisit, tidak langsung dan tidak pasti.
19
19
Alex Sobur, Analisis Teks Media Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2001, h. 127-128. denotatio
n
Signifier signifie
d myth
conotatio n
Bagi Barthes, mitos adalah system semiology urutan kedua. Mitos adalah Bahasa kedua yang berbicara tentang Bahasa tingkat pertama
penanda dan petanda yang membentuk makna denotative menjadi penanda pada urutan kedua pada mitologis konotatif.
20
Mitos adalah sebuah cerita di masa suatu kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek dari realitas atau alam. Mitos primitif
adalah mengenai hidup atau mati, manusia dan Tuhan, baik dan buruk. Sementara mitos terkini adalah soal maskulinitas dan feminitas, tentang
keluarga, tenttang kesuksesan, tentang polisi Inggris, tentang ilmu pengetahuan. Mitos bagi Barthes, sebuah budaya cara berfikir tentang
sesuatu, cara menginseptualisasi atau memahami hal tersebut. Barthes melihat mitos sebagai mata rantai dari konsep-konsep yang berelasi.
21
Barthes menciptakan tentang bagaimana tanda bekerja: 1.
Signifier penanda 2. Signified petanda 3.
Denotative signifier Tanda denotative 4.
CONNOTATIVE SIGNIFER Penanda Konotatif
5. CONNOTATIVE SIGNIFIED
Petanda Konotatif 6.
7. CONNOTATIVE SIGN TANDA KONOTATIF
Tabel 1 Peta tanda Roland Barthes
Dari peta diatas dapat dijelaskan bahwa tanda denotative 3 terdiri dari penanda 1 dan petanda 2. Akan tetapi, pada saat bersamaan tanda
20
Tommy Chrishtomy, Semiotika Budaya Depok: PPKB Universitas Indonesia, 2004, h. 94.
21
John Fiske, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2012, cet-1, h. 143.
denotative adalah juga penanda konotatif 4. Dengan kata lain, hal tersebut merupakan unsur material: hanya jika anda mengenal tanda “singa”, barulah
konotasi seperti harga diri, kegarangan dan keberanian menjadi mungkin.
22