Perdamaian dalam pandangan Islam

Islam sejak langkahnya yang pertama untuk mengingkari dan tidak mmbenarkan sebagian besar sebag-sebab tercetusnya peperangan di muka bumi. Islam menjauhkan diri dari peperangan yang tidak dapat dibenarkan sebab dan tujuannya. Islam dengan mantap mengakui bahwa semua manusia berasal dari satu sumber, semua manusia diciptakan dari satu jiwa dan mereka dijadikan berbangsa-bangsa dan berpuak-puak agar saling mengenal. Bahkan islam memandang semua manusia sebagai satu keluarga dan satu kerabat. Islam memerintahkan manusia supaya saling bantu dalam hal kebajikan dan takwa, bukan saling bantu dalam hal perbuatan dosa dan permusuhan. Islam mengharamkan perkosaan, perampasan dan perampokan. Islam memandang segenap umat manusia berhak memperoleh keadilan secara mutlak, tidak membeda-bedakan jenis kebangsaan, warna kulit ataupun kepercayaan; semuanya berhak menikmati sepenuhnya keadilan Ilahi dibawah naungan syariat_Nya dan di dalam tatanan yag ditetapkan_Nya. 26 Sesungguhnya ajaran Islam menjungjung tinggi dalam aspek ritual dan sosialnya nilai-nilai kebenaran, keadilan, kerakyatan, serta perdamaian. bahkan Islam sendiripun turun pertama kali dengan misi rahmatan lil ‘Alamin karunia bagi seluruh alam. Artinya Islam sejak awal menekankan pemeluknya untuk menghargai pemeluk agama lain dan mengakuinya sebagai mitra dalam penciptaan perdamaian. 26 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, h.15. Satu dari Sembilan puluh Sembilan Asma Allah adalah as-Salam Maha Damai. 27 Setiap lafazh kata yang diucapkan umat Islam dalam setiap shalat yang lima kali sehari semalam adalah kata-kata perdamaian. Ucapan pertama ketika selesai shalat adalah “salam” perdamaian. Ketika umat islam saling berjumpa pun juga mengucapkan ucapan “salam” perdamaian. Demikian kata sifat dari muslim artinya perdamian dan surga dalam islam adalah suatu tempat yang damai Darus Salam. Semua ini memperlihatkan betapa mendasar dan kuatnya pengertian perdamaian dalam islam. Al-quan lebih mengutamakan perdamaian dari pada perang selagi perdamian tersebut dapat dipertahankan. Akan tetapi bila tidak ada jalan damai untuk membela agama, kehidupan dan tanah air, tindakan akhir tidak dapat dihindarkan adalah perang. 28 Islam memulai upaya perdamaian pertama-tama di dalam perasaan setiap individu, kemudian meluas ke semua anggota keluarga, lalu masyarakat. Setelah itu barulah islam berusaha mewujudkan perdamaian internasional, yakni perdamaian di antara semua umat dan bangsa. 29

2. Klasifikasi Perdamaian dalam Islam

a. Kedamaian Batin Tidak ada perdamaian di dunia ini selama masih ada individu yang batinnya tidak mengenyam nikmat perdamaian, demikian itulah 27 Abdullah Zaziy al-Kaf, Islam Cahaya Dunia Menuju Keselamatan Akhirat,Bandung: Pustaka Setia, 2002, h. 123. 28 Supriyanto, Perdamaian Dan Kemanusiaan Dalam Pandangan Islam, e- journal.iainradenintan.ac.id, diakses pada 21 maret 2016 pukul 14.05 WIB. 29 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, h. 26 pandangan islam. Siapa yang hendak menegakkan perdamaian dunia di atas landaan yang kokoh dan sentosa, ia harus mulai memantapkannya di dalam batin seseorang. Islam menanamkan benih perdamaian di dalam batin individu, perdamaian positif yang meningkatkan kehidupan dan memajukannya, bukan perdamaian negative yang merelakan segala-galanya dan juga bukan perdamaian yang membiarkan prinsip-prinsip luhur dikorbankan demi keselamatan. Perdamaian yang ditanam oleh islam dalam batin individu tersebut adalah perdamaian yang memancar dari keteraturan dan keserasian, yang tersusun dari kebebasan dan ketertiban; perdamaian yang tumbuh dari hempasan tenaga dan kekuatan yang baik dan konstruktif dari gejolak dan rangsangan kejiwaan yang terdidik, bukan dari jiwa yang lemah, terbius dan loyo; perdamaian yang membuat setiap individu mengenal eksistensinya, menyadari hasrat dan keinginan-keinginannya; dan bersamaan dengan itu ia pun mengenal kemashlahatan masyarakat dan tujuannya, mengenal kebutuhan manusia, dan harapan-harapannya; mengenal agama, manusia dan idealismenya, semua dalam keserasian dan keteraturannya. 30 Islam dengan ajaran kasih sayangnya melangkah lebih jauh lagi sehingga melampaui batas alam kehidupan manusia dan meliputi makhluk hidup lainnya. Hati nurani yang lembut dan penuh cinta 30 Sayyid Qutub, Islam dan Perdamaian Dunia, h. 27.