UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.4 Prosedur Kerja
3.4.1 Penyiapan Bahan Uji Rowe, Sheskey dan Quinn, 2009
Masing-masing gelatin babi golongan farmasetik dan pro analisis ditimbang sebanyak ±800 mg. Selanjutnya, masing-masing gelatin babi golongan farmasetik dan
pro analisis didispersikan dalam 4 ml akuades pada suhu 60
o
C sambil diaduk. Kemudian larutan dispersi gelatin babi didiamkan pada suhu 25
C hingga suhunya turun menjadi 30
o
C dan diberikan ke tikus secara oral. 3.4.2 Penyiapan Hewan Uji OECD, 2008
Tikus betina galur Sprague-Dawley diaklimatisasi di Animal House Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan selama 10 hari. Animal house berada dalam kondisi
terang selama 12 jam dan berada dalam kondisi gelap selama 12 jam. Tikus dipelihara pada kandang dengan suhu 22
C ±3 C dan diberikan makan dan minum ad libitum.
Masing-masing tikus uji ditempatkan dalam kandang yang berbeda 1 kandang berisi 1 tikus.
3.4.3 Uji Toksisitas Akut Gelatin Babi dengan Metode Up and Down OECD
425, 2008
Metode uji toksisitas akut yang digunakan pada penelitian ini adalah limit test dari Up and Down Procedure UDP. Larutan diberikan dalam dosis tunggal secara
oral dengan menggunakan sonde lambung. Pada limit test digunakan 2 ekor tikus sebagai kontrol dan 3 ekor tikus pada
masing-masing kelompok uji. Sebelum perlakuan, tikus tidak diberi makan dipuasakan selama 12 jam kemudian ditimbang. Setelah ditimbang, tikus kontrol
diberikan akuades dengan volume administrasi 4 ml secara oral. Pada masing-masing kelompok uji, tikus diberikan gelatin babi golongan farmasetik dan pro analisis dengan
dosis 5000 mgkgbb. Setelah perlakuan, tikus dipuasakan selama 4 jam dan diamati adanya tanda toksisitas.
Pengamatan jangka pendek dilakukan setiap 30 menit selama 4 jam awal setelah pemberian bahan uji. Pengamatan jangka panjang dilakukan setiap harinya
selama 14 hari. Jika setelah 48 jam pemberian bahan uji tidak ada kematian pada tikus,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
maka masing-masing larutan gelatin babi golongan farmasetik dan pro analisis diberikan pada 2 ekor tikus lainnya dengan dosis yang sama. Limit test dapat terdiri
dari 3 termin. Jika hasil uji pada dua termin awal limit test tidak menunjukkan adanya kematian pada hewan uji, maka limit test dapat dihentikan lampiran 6. Sedangkan
jika terdapat tikus yang mati pada kedua termin awal, maka pengujian harus dilanjutkan ke limit test termin ketiga. Jika hasil dari ketiga termin limit test menunjukkan adanya
kematian pada 3 ekor tikus atau lebih, maka uji dilanjutkan ke main test.
3.4.4 Pengamatan Toksisitas 3.4.4.1 Penentuan Nilai LD