27
III. KERANGKA PEMIKIRAN
Pariwisata merupakan salah satu sektor yang menyumbangkan devisa negara cukup besar. Pariwisata dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan tempat
wisatanya yaitu wisata indoor dan wisata outdoor. Wisata outdoor merupakan wisata yang digemari wisatawan karena wisata ini berinteraksi langsung dalam
menikmati keindahan alam. Wisata outdoor pantai pada saat sekarang menjadi salah satu tren tempat wisata yang digemari oleh wisatawan baik lokal, maupun
mancanegara. Salah satu pantai yang sering dikunjungi karena keindahan pantainya adalah Pantai Anyer, Banten. Pantai yang berpasir putih ini berhadapan
dengan Selat Sunda dengan pemandangan dari Gunung Anak Krakatau. Salah satu pantai yang diminati pengunjung di Kawasan Pantai Anyer, Banten adalah Pantai
Bandulu Anyer yang menawarkan berbagai permainan wisata air mulai dari banana boat, jetsky
dan permainan papan selancar. Isu global saat ini yang sedang terjadi yaitu peningkatan jumlah emisi gas
rumah kaca GRK di atmosfer. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia terutama berupa pembakaran bahan bakar fosil dan aktivitas pertanian,
menghasilkan emisi berupa gas-gas rumah kaca yaitu CO
2
, CH
4
, N
2
O dan halocarbon kelompok gas yang mengandung florine, klorin dan bromin. Gas-gas
tersebut terakumulasi di atmosfer sehingga menyebabkan peningkatan konsentrasi seiring dengan perjalanan waktu yang dikenal dengan sebutan efek rumah kaca
ERK. Emisi gas rumah kaca yang semakin meningkat di atmosfer disebabkan oleh berbagai aktivitas manusia ini menyebabkan terjadinya perubahan iklim.
Terjadinya perubahan iklim global ini akan berpengaruh terhadap perubahan iklim
28
lokal. Perubahan iklim lokal ini akan berpengaruh terhadap berbagai sektor, salah satunya adalah sektor pariwisata.
Perubahan iklim lokal yang terjadi mempunyai hubungan yang cukup erat terhadap wisata outdoor di Kawasan Pantai Anyer, Banten. Adanya perubahan
iklim lokal dapat berdampak terhadap keputusan pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata di Pantai Anyer, Banten. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh
dari perubahan iklim lokal yang terjadi. Sebagai contoh, curah hujan yang semakin tinggi akan menghambat pengunjung untuk menikmati objek wisata air
seperti banana boat, jetsky dan papan selancar. Perubahan iklim lokal yang terjadi ini menyebabkan adanya resiko yang lebih besar yang harus ditanggung
pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata air. Perubahan persepsi pengunjung terhadap wisata di Kawasan Pantai Anyer
akibat perubahan iklim lokal mempunyai dampak terhadap pihak pengelola pantai serta dampak pula terhadap pendapatan pedagang di sekitar Pantai Bandulu
Anyer. Penurunan pengunjung yang datang ke Pantai Bandulu Anyer akan mempunyai dampak terhadap pedagang di sekitar pantai yang menjadikan
pengunjung sebagai konsumennya. Selain itu, dampak dari perubahan iklim lokal mempunyai dampak terhadap kerugian pelaku usaha lain di luar objek wisata
menuju ke pantai dengan mengestimasi biaya rata-rata yang dikeluarkan oleh pengunjung di luar objek wisata saat akan melakukan kegiatan wisata.
Berdasarkan penjelasan di atas maka penelitian ini akan melihat keterkaitan antara empat indikator yaitu perubahan iklim lokal, permintaan
pengunjung, kerugian ekonomi pelaku pariwisata dan kerugian ekonomi total terhadap objek wisata di Pantai Anyer, Banten. Langkah pertama,
29
mengidentifikasi perubahan iklim lokal yang terjadi selama lima tahun. Data yang diperlukan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh
melalui wawancara langsung dengan menggunakan kuisioner dengan responden. Sedangkan data sekunder diperoleh dari berbagai literatur dari berbagai instansi
yang terkait. Kemudian, mengidentifikasi perubahan kunjungan wisata selama lima tahun serta keputusan pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata di
pantai akibat adanya perubahan iklim lokal. Selanjutnya, akan dibandingkan keterkaitan antara perubahan kunjungan dengan perubahan iklim lokal dan akan
disajikan dengan menggunakan tabel atau grafik dan dideskripsikan. Selain itu, hal ini dikuatan pula berdasarkan wawancara langsung dengan pengunjung
mengenai keputusan mereka dalam melakukan kegiatan wisata di pantai pada saat iklim sedang buruk. Hal ini dilakukan untuk mengurangi adanya bias.
Langkah kedua, mengestimasi kerugian ekonomi terhadap pelaku pariwisata di Kawasan Pantai Anyer, Banten khusunya Pantai Bandulu Anyer
terhadap perubahan iklim lokal. Data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dari pedagang dengan melakukan wawancara
menggunakan kuisioner serta dep interview. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Pariwisata, objek wisata dan tempat penginapan. Selanjutnya data
dianalisis dengan metode kuantitatif. Langkah terakhir, mengestimasi kerugian ekonomi total akibat adanya
perubahan iklim lokal terhadap objek wisata Pantai Anyer, Banten. Data ini diperoleh dengan cara wawancara langsung menggunakan kuisioner kepada
pengunjung untuk mengetahui pengeluaran mereka dalam melakukan kegiatan pariwisata di luar tempat wisata yaitu kerugian pihak usaha lain di luar objek
30
wisata, kerugian pedagang dan kerugian pihak pengelola. Selanjutnya, untuk mengestimasi kerugian pelaku usaha di luar objek wisata dilakukan dengan
mengestimasi biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung di luar objek wisata pada saat akan melakukan kegiatan wisata. Terakhir, ditentukan kebijakan yang tepat
untuk menanggulangi kejadian di atas.
31 Sumber: Data Penulis, 2011
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Penelitian
Fenomena perubahan iklim lokal di Pantai
Anyer, Banten
Mempengaruhi kegiatan pariwisata di Pantai
Anyer, Banten
Mengidentifikasi fenomena perubahan iklim lokal yang
terjadi di Kawasan Pantai Anyer, Banten serta
menganalisis pengaruh fenomena tersebut terhadap
keputusan pengunjung dalam melakukan kegiatan
wisata di pantai tersebut Mengestimasi
kerugian ekonomi terhadap pelaku
pariwisata Pantai Anyer, Banten
akibat adanya perubahan iklim
lokal Mengestimasi
kerugian ekonomi total terhadap
objek pariwisata Pantai Anyer,
Banten akibat adanya perubahan
iklim lokal
Kebijakan penanganan perubahan iklim lokal
terhadap wisata pantai
32
IV. METODE PENELITIAN