Dampak Perubahan Ikim Global terhadap Lingkungan Dampak Perubahan Iklim terhadap Indonesia

11 semakin diperparah dengan semakin banyaknya pohon yang hilang yang seharusnya dapat menyerap karbon dioksida CO 2 UNDP, 2007. Menurut Aliadi, dkk 2008 Emisi pembangkit listrik serta kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar fosil, seperti minyak bumi dan batubara merupakan salah satu sumber utam karbon dioksida CO 2 yang memiliki pengaruh terbesar terhadap perubahan iklim. Pemakaian pupuk buatan pada pertanian menghasilkan nitro oksida N 2 O selain itu, pembusukan pakan ternak, kotoran hewan, sampah organik, rawa serta persawahan akan melepaskan gas metana CH 4 . Hal tersebut menunjukan bahwa peternakan, sawah dan tempat pembuangan sawah ikut meningkatkan GRK. Aktivitas lain yang menghasilkan GRK yang menyerap panas dengan kekuatan yang sangat tinggi walaupun konsentrasinya rendah yaitu penggunaan beberapa jenis gas untuk Freon AC dan campuran kaleng semprot serta proses produksi beberapa industri, terutama peralatan listrik yang menghasilkan GRK.

2.1.2 Dampak Perubahan Ikim Global terhadap Lingkungan

Menurut Inter-governmental Panel on Climate Change IPCC dalam Aliadi, dkk 2008 menyatakan bahwa selama tahun 1990-2005 telah terjadi peningkatan suhu merata di seluruh bagian bumi, antara 0,15 o C, 3 o C dan jika terus berlanjut maka diperkirakan pada tahun 2040 lapisan es di kutub-kutub bumi akan habis meleleh. Menurut Stern mantan ekonom kepala di Bank Dunia dalam Aliadi, dkk 2008 menunjukan bahwa resiko dari perubahan iklim skala internasional akan berdampak terhadap kerugian PDB global di kisaran 5-10 persen. 12 Peningkatan suhu yang besar terjadi pada daerah lintang tinggi, sehingga akan menimbulkan berbagai perubahan lingkungan global yang terkait dengan pencairan es di kutub, distribusi vegetasi alami dan keanekaragaman hayati. Sementara itu, daerah tropis atau lintang rendah akan terpengaruh dalam hal produktivitas tanaman, distribusi hama serta penyakit tanaman dan manusia. Peningkatan suhu akan mengubah pola dan distribusi hujan sehingga daerah yang kering akan semakin kering sedangkan daerah yang basah akan semakin basah sehingga kelestarian sumberdaya air akan terganggu Murdiyarso, 2003. Dampak negatif dari perubahan iklim terhadap lingkungan menurut Dewan Nasional Perubahan Iklim dan Dana Mitra Lingkungan 2009 yaitu: 1. Banjir semakin sering terjadi. 2. Badai besar di Amerika Serikat serta badai tropis sering terjadi di Asia Timur dan Asia Selatan. 3. Musim kering dan kekurangan air di Afrika Utara, Eropa Selatan, Wilayah Timur Tengah, bagian barat Amerika Serikat, Afrika bagian selatan dan bagian timur laut Brazil. 4. Lelehan es Himalaya menyebabkan terjadinya kekurangan air di Sungai Indus, Gangga, Mekong, Yangtze dan Sungai Kuning. 5. Pemutihan terumbu karang.

2.1.3 Dampak Perubahan Iklim terhadap Indonesia

Menurut Aliadi, dkk 2008 gejala perubahan iklim sudah terjadi di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan suhu minimum kota Polonia Sumatera Utara sebesar 0,17 o C dari tahun 1980-2002, peningkatan suhu maksimum di Denpasar hingga 0,87 o C per tahun serta menghilangnya salju di 13 Gunung Jayawijaya Papua. Hasil studi yang dilakukan oleh ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir dan Laut, Institut Teknologi Bandung 2007 dalam Aliadi, dkk 2008 menyatakan bahwa permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm, jika suhu bumi semakin meningkat maka diperkirakan pada tahun 2050 daerah di Jakarta dan Bekasi akan terendam. Menurut UNDP 2007 perubahan iklim yang terjadi memberikan dampak terhadap perubahan musim dan curah hujan di berbagai daerah Indonesia, kejadian cuaca yang lebih ekstrim seperti badai dan longsor, kenaikan muka air laut yang akan mempercepat erosi di wilayah pesisir, intrusi air laut ke air tanah, merusak lahan rawa di pesisir dan menenggelamkan pulau-pulau kecil. Selain itu perubahan iklim yang terjadi akan memberikan dampak terhadap petani, dampak terhadap masyarakat nelayan, dampak terhadap masyarakat pesisir, dampak pada pemukiman kota, masalah kesehatan, kasus kekurangan gizi, sumber air berkurang serta kebakaran semakin sering terjadi. Konsekuensi-konsekuensi dari perubahan iklim untuk Indonesia menurut Handoko, dkk 2008 adalah sebagai berikut: 1. Perubahan musim dan curah hujan: Dalam beberapa tahun terakhir, petani di Jawa dan sumatera telah mengeluhkan kejadian cuaca yang tidak normal, yang permulaan musim bergeser 10-20 hari lebih lambat dan musim kering sekitar 10-60 hari lebih cepat. Di kemudian hari, daerah-daerah Indonesia yang berada di selatan garis khatulistiwa akan mengalami musim kering yang lebih panjang dan musim hujan yang lebih pendek namun lebih intensif. Selain itu, cuaca menjadi lebih bervariasi dengan variabilitas curah hujan menjadi lebih tinggi. 14 2. Kondisi cuaca yang semakin ekstrim: Indonesia akan mengalami potensi bencana kekeringan dan banjir yang lebih sering dengan magnitude yang lebih tinggi karena cuaca yang ekstrim. Curah hujan yang tinggi juga berpotensi mengakibatkan bencana tanah longsor pada berbagai daerah di Indonesia. 3. Kenaikan tinggi muka air laut: peningkatan suhu global mengakibatkan pencairan salju dan gleser di kutub utara dan selatan yang menyebabkan potensi kenaikan tinggi muka air laut antara 9-100 cm. Hal ini akan mempercepat erosi pantai, intrusi air laut ke dalam air tanah, merusak lahan- lahan basah di pantai, dan menenggelamkan pulau-pulau kecil. 4. Lautan yang menghangat: Air laut yang menghangat dapat menurunkan perkembangan plankton dan membatasi pasokan nutrisi bagi ikan, sehingga ikan akan bermigrasi ke daerah-daerah yang lebih dingin dan memiliki cukup pakan. Air laut yang menghangat juga dapat menyebabkan kerusakan coral. 5. Suhu udara semakin meningkat: kondisi ini dapat menurunkan pola-pola vegetasi serta distribusi serangga termasuk nyamuk, yang mampu bertahan pada daerah-daerah yang sebelumnya terlalu dingin.

2.1.4 Interaksi Perubahan Iklim dan Pariwisata