SINGAPURA 1. Legislasi Halal KONDISI PENERAPAN HALAL DI BERBAGAI NEGARA
Gambar 7. Struktur Organisasi Majelis Ugama Islam Singapura
b Mengajukan aplikasi baik yang baru atau pun perpanjangan via Muis
eHalal System MeS, untuk aplikasi baru, maka pembayaran aplikasi
menjadi suatu keharusan. Audit atau inspeksi akan dilakukan ke lokasi dalam waktu 7 hari untuk aplikasi ekspress dan dan dalam waktu 14
hari kerja untuk aplikasi normal.
c Selama proses persetujuan, sertifikat halal dapat diambil langsung ke
MUIS bersama dengan persetujuan notifikasi dan biaya sertifikasi. MUIS
juga memperlakukan audit sidak atau
“unannouncement audit”.
D.6. Struktur Biaya
Biaya sertifikasi yang ditetapkan oleh MUIS adalah seperti pada Tabel 11.
Jaringan
internasional
Kantor Mufti
Pengembangan kebijakan
Pendidikan
generasi muda
Keterlibatan generasi muda
Kebijakan
dan perencanaan
madrasah
Madrasah
Pengembang an kurikulum
Akademi Muis
Pusat harmoni
Keterlibatan
masyarakat
Komunikasi korporasi
Komunikasi
strategis
Keuangan
Sertifikasi Halal
Layanan
haji
Zakat wakaf
Kantor
Perencanaan masjid
Kelompok
peningkatan masjid
Pembayaran
dan pemberdayaan
Perencanaan
perusahaan
Sistem informasi
Sumber daya
manusia
Keunggulan organisasi
Tabel 11. Pembiayaan Sertifikasi di Singapore sumber Website MUIS
P r o s e s N o r m a l Audit dilakukan dalam waktu 14 hari kerja
100aplikas i Proses Cepatekpress
Audit dilakukan dalam waktu 7 hari kerja 175aplikas i
Skema “eating establishment” Restauran 185.5 m2 Restauran 185.5 m2
Hawker Snack Bar Halal Corner
School Canteen Stall Temporary Stall
4 8 0 t a h u n 640tahun
320tahun 480tahun
50tahun 65tahun
S k e m a P r o d u k Biaya tahunanAnnual Fee
Produk per jenis merek 5 0 0 t a h u n
25tahun Skema Katerin g
KateringFasilitas dapur 185.5 m2 Kateringfasilitas dapur 185.5 m
6 3 0 t a h u n 670tahun
Skema rumah potong Ayam Biaya tahunanAnnual Fee
Per halal label 2 0 0 t a h u n
0.01 S k e m a G u d a n g
Biaya tahunan Annual Fee 6 7 0 t a h u n
Skema pengesahan endorsement P e r p e n g a p a l a n
Per kartondrum 1
2 0.25
D.7. Pelayanan Laboratorium
Analisa Laboratorium menjadi bagian dari persyaratan sertifikasi halal. Analisa laboratorium digunakan untuk memastikan bahwa produk yang akan
disertifikasi halal tidak mengandung bahan non halal.
D.8. Edukasi,Informasi , Komunikasi Pelatihan baik secara internal dan eksternal dilakukan oleh MUIS. Standar
MUIS dapat
diperoleh melalui
pembelian on
line .
MUIS telah
mengimplementasikan Muis eHalal System MeS pada bulan Agustus 2006. MUIS
meyakini kegiatan ini merupakan kegiatan yang pertama di dunia yang mengontrol dan mengatur keseluruhan aspek sertifikasi halal melalui situs
jaringan yang dikelola oleh MUIS.
E.EROPA E.1. Legislasi Halal
Negara Uni Eropa menerapkan standar Ritual Slaughtering di Eropa per
Januari 2013, yaitu EU Regulation No.10992009 berkaitan dengan ritual slaughtering .
Aturan ini tidak hanya terkait dengan halal bagi muslim, tetapi juga terkait dengan kosher untuk yahudi. Negara yang ada dalam penelitian ini
adalah Belanda dan Jerman. Pada 2 dua negara Eropa yang terlibat dalam
penelitian ini, awalnya pemerintah tidak ikut terlibat dalam urusan pengaturan halal baik untuk urusan ekspor atau pun peredaran pangan yang ada di dalam
negara tersebut. Impor pangan dari negara lain selama tidak membahayakan kesehatan dan membawa penyakit yang akan mengancam pertanian negara
tersebut maka bukan aturan penting bagi pemerintah.
Namun ketika salah satu EU Regulation akan diberlakukan, maka secara otomatis pemerintah pada masing-masing negara akan terlibat.
Untuk aturan penyembelihan, Belanda mengaturnya dalam aturan “besluit ritueel slachten
”.
atau Ritual Slaughter . Aturan ini tidak hanya untuk konsumen
muslim tetapi juga untuk agama Yahudi. Awalnya semua aturan dan kebutuhan untuk konsumen muslim diserahkan
pada masing-masing individu. Karenanya di Eropa komunitas muslim dari berbagai negara seperti Turki, Timur Tengah berinisiatif untuk mendapatkan
makanan halal sebagai suatu hal yang mendesak yang harus dipenuhi. Berdasarkan kondisi inilah lembaga sertifikasi halal muncul.
Keberadaan pangan halal di Eropa merupakan inisiatif dari masing-masing komunitas muslim. Awalnya komunitas muslim mempercayakan seorang tokoh
yang dianggap kompeten untuk mewakili mereka dalam memastikan kehalalan suatu produk terutama daging. Kegiatan ini yang disebut sebagai self certifier ,
informal certifier
dan do-it yourself certificates.
Kemudian kegiatan ini ada yang berkembang menjadi lembaga sertifikasi halal karena ada kepentingan atau permintaan halal dari negara muslim di luar
Eropa. Eksistensi lembaga sertifikasi halal tergantung dari pengakuan negara- negara muslim yang akan mengimpor pangan dari negara tersebut.
Selain EU Regulation No 10992009 tentang ritual slaughtering, Uni Eropa sedang mengembangkan Standar Pangan Halal Eropa yaitu European Standard
on Halal Food-Requirements on the Food Chain.
E.2. Manajemen Pengawasan
Untuk semua negara Eropa sampai dengan waktu penelitian ini dilaksanakan belum ada pengawasan terhadap halal yang memiliki kekuatan hukum. Di Eropa
boleh dikatakan bahwa aturan halal berjalan tanpa regulasi dan pengawasan dari pemerintah. Reliable Certificate kembali kepada masing-masing personel yang
menjalankannya.
E.3. Kegiatan Inspeksi Karena belum ada peran pemerintah dalam urusan halal, maka kegiatan
inspeksi yang kami paparkan disini adalah kegiatan inspeksiaudit yang dilakukan oleh lembaga sertifikasi halal yang ada di Belanda dan di Jerman. Lembaga
sertifikasi yang dipilih adalah lembaga yang memiliki kredibilitas yang tinggi dan diterima di mayoritas negara negara muslim
Kegiatan audit yang dilakukan oleh organisasi lembaga sertifikasi halal di Belanda dilakukan oleh beberapa lembaga. Lembaga yang kami ambil dalam
penelitian ini adalah : i HFFIA dan ii Halal Correct serta satu lembaga dari Jerman yaitu iii Halal Control.
Kegiatan inspeksiaudit yang dilakukan berdasarkan setiap lembaga
sertifikasi tersebut yang lebih detail dijelaskan pada hal berikut ini.
E.4. Struktur Organisasi E.4.1. HFFIA terdiri dari struktur organisasi yayasan dan lembaga
auditinginspeksi.
Gambar 8. Organisasi Yayasan HFF
Gambar 9. Organisasi Lembaga HFFIA Halal Feed and Food Inspection
Authority
Dari ketiga lembaga sertifikasi yang ada dalam penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pemisahan antara personal yang melakukan sertifikasi dan yang
melakukan keputusan pengambilan fatwa. Hal ini merupakan hal yang dipersyaratkan untuk memenuhi kriteria lembaga yang disetujui oleh MUI dan
tercatat pada daftar lembaga yang disetujui oleh MUI. Majlis ALIFTA
Majelis Fatwa Yayasan Halal Feed and Food
Koordinasi Majelis Majelis Hubungan
Masyarakat Berbagai
Majelis Otoritas Inspeksi -HFF
Direktur
Inspeksi dan Pengawasan Penelitian dan Sertifikasi
Humas dan Pendidikan
E.4.2. Halal Correct, Belanda
Gambar 10. Organisasi Lembaga Sertifikasi Halal Correct
E.4.2. Halal Control, Jerman
Gambar 11. Organisasi Lembaga Sertifikasi Halal Control.
E.5. Prosedur Audit Prosedur audit yang dilakukan oleh ketiga lembaga sertifikasi yang dipilih
dalam penelitian ini secara umum adalah sama. Prosedur audit secara umum meliputi tahapan pendaftaran dan persetujuan aqad, proses screening terhadap
bahan baku, tambahan dan penolong yang digunakan apakah sesuai dengan persayaratan halal. Sebelum terjadi proses aqad, lembaga sertifikasi melakukan
Yayasan Total Quality Halal Correct Certification Fatwa dan Penelitian-Dewan
Islami untuk Fatwa dan Penelitian Laboratorium dan Penelitian-
Scientanova –Penelitian Pangan
Audit Halal Correct Audit Halal Correct
Manajemen Halal Correct
Departemen Inspeksi Halal –Makanan
Supleman
Departmen Inspeksi Halal-Daging dan produk olahan daging
Humas dan Penelitian dan Pengembangan
Dewan Direktur
Manajemen Eksekutif Perusahaan
Panel Sertifikasi: Kesesuaian-Fatwa
Unit Standarisasi
Departeme n Teknis
Manajemen Kualitas
Komunikas i
Akuntan Pengelolaan
SDM
komunikasi via telepon untuk melihat prospek perusahaan yang akan diaudit, apakah perusahaan memungkinkan untuk dilakukan proses sertifikasi halal.
Tahapan yang sangat awal diperlukan untuk mendapatkan informasi bahwa perusahaan yang akan diaudit “free from pork”. Tahapan ini dilakukan sebelum
transaksi dilakukan. Setelah tahapan tersebut, dilakukan tahapan evaluasi dokumen yang disebut juga sebagai tahapan screening. Pada tahap ini
perusahaan diminta untuk mengisi formulir dan semua data terkait dengan produk dan fasilitas yang ada. Tahapan screening ini dilakukan untuk dua 2 hal yaitu:
1 melihat kemungkinan adanya bahan yang mengandung babi ada pada material yang digunakan, 2 bahan yang akan digunakan dalam produk yang akan
disertifikasi halal. Dilihat pula kesesuaian compliance terhadap kebijakan halal negara lainnya. Pada tahapan screening ini dilakukan penetapan apakah
perusahaan memungkinkan untuk dilanjutkan atau tidak proses sertifikasinya.
Proses selanjutnya adalah audit lapang yang bisa juga dilakukan dalam dua tahapan pre audit dan audit. Pemeriksaan kembali laporan audit sebelum masuk
ke tahapan fatwa dan pengeluaran sertifikat halal. Kesamaan yang tidak bisa ditawar dari ketiga lembaga sertifikasi halal tersebut adalah harus memenuhi
kondisi
“pork free facilities”. Tidak ada kompromi untuk aturan tersebut.
Ketiga lembaga sertifikasi halal tersebut sudah diakui oleh LP POM MUI. Sehingga tidak ada disparitas yang penting dalam pelaksanaan halal dengan
prinsip yang diterapkan oleh LP POMMUI. Jika ada perbedaan dengan LP POM , maka perbedaan itu tidak merupakan perbedaan yang penting.
Ketiga lembaga tersebut juga meminta kepada klien untuk menerapkan system semacam jaminan kehalalan, yang di Indonesia dinamakan Sistem
Jaminan Halal SJH. Di HFFIA system tersebut dinamakan Halal Quality Assurance System
, sementara di Halal Correct dan Halal Control meminta perusahaan mengadopsi penuh SJH yang dikeluarkan oleh LP POM MUI dengan
mengunduh aturan tersebut dari website LP POM MUI.
E.6. Struktur Biaya
Biaya sertifikasi halal yang diajukan oleh lembaga sertifikasi halal di Eropa
beragam dari 3000 Euro hingga 12000 Euro pertahunnya tergantung besar dan kompleksitas dari industrinya. Kontrak sertifikasi biasanya dilakukan pertiga
tahun, dengan pembayaran setiap tahunnya. HFFIA Belanda misalnya untuk biaya sertifikasi pertahunnya sekitar 5000 Euro pertahunnya. Biaya tambahan
sertifikasi yang biasanya diterapkan yaitu per kg produk yang dianggap sebagian
lembaga sertifikasi sebagai “blood money”. Sementara lembaga sertifikasi halal lainnya seperti Halal Correct, Belanda
menerapkan biaya sertifikasi pertahunnya sekitar 3000 hingga 5000 Euro pertahunnya. Sementara Halal Control, Jerman memiliki struktur biaya antara
3000 Euro hingga 12000 Euro. Namun dalam perjalananya jika ada penambahan produk baru perusahaan harus membayar 250 Euro per produknya. Tetapi sampai
jumlah tertentu ketika perusahaan sudah cukup banyak membayar sejumlah biaya maka pada saat perpanjangan Halal control akan mengembalikan biaya yang
sudah dikeluarkan tersebut dalam bentuk potongan hingga 50 persen. Namun jumlah biaya yang diterima oleh lembaga sebenarnya hanya 50 persen karena
setengahnya merupakan pajak. Intinya lembaga sertifikasi seperti Halal Control menetapkan struktur biaya dengan proporsional karena tidak menghendaki
kondisi yang akhirnya cukup memberatkan konsumen muslim.
E.7. Pelayanan Laboratorium Dari ke 4 lembaga sertifikasi halal tersebut , tidak ada layanan laboratorium
sebagai bagian dari prosedur audit yang dilakukan.
E.8. Edukasi,Informasi,Komunikasi
Halal Informasi dan edukasi di Belanda dan di Jerman sudah mulai tumbuh dan berkembang. Masing
–masing lembaga sertifikasi dalam penelitian ini melakukan kegiatan edukasi atau pun komunikasi serta informasi yang terkait
dengan peningkatan kesadaran halal . Ada kegiatan yang murni penyadaran halal bagi konsumen muslim dan tidak terkait dengan sertifikasi seperti aktifitas yang
bernama
“HALAL POLITIE” . Kegiatan ini sangat menarik dan punya afiliasi
dengan HFFIA. Kegiatan ini disiarkan melalui internet berupa TV Streaming bernama HALAL TV dan Facebook
“Halal Politie”. Aktifitas yang dilakukan oleh Halal Politie adalah memberikan pengetahuan tentang halal dan haram
suatu produk serta menjawab pertanyaan konsumen tentang kondisi suatu produk. Kegiatan Halal Politie didanai oleh dana zakat. Salah satu target dari
program ini adalah generasi muda yang merupakan bagian terbesar dari generasi gadget
. Salah satu kegiatan yang ada di Halal Politie adalah investigasi ke restauran atau tempat produksi yang mengklaim halal. Investigasi ini dilakukan
berdasarkan dua hal pertama atas permintaan pengusaha sendiri dan kedua berdasarkan permintaan dari para follower. Investigasi yang dilakukan
berdasarkan kriteria yang telah dibuat. Untuk restauran atau pengusaha yang telah memproduksi halal sesuai dengan persyaratan akan mendapatkan peringkat
tertentu serta di informasikan dan disebarkan via internet. Kegiatan investigasi ini dapat dijadikan panduan bagi konsumen muslim untuk mencari restauran
halal yang tepat. Definisi restauran halal yang dikembangkan adalah restauran yang tidak sekedar menjual makanan dan minuman halal, tetapi juga tidak
menjual minuman keras dan bahkan rokok. Restauran atau tempat produksi yang telah dikunjungi oleh Halal politie dapat diberi tanda approved atau suspected.
Semua penilaian ini akhirnya diberikan pada konsumen untuk mensikapinya. Pengenalan halal yang dilakukan oleh Halal Politie tidak terbatas pada produk
tetapi juga gaya hidup halal. Berikut tanda atau sticker yang diberikan oleh Halal Politie
terhadap objek yang telah dikunjungi. Halal Politie juga melakukan pengecekan terhdap produk yang dikunjungi dengan melakukan test
cepat untuk pengecekan terhadap pemalsuan daging. Rapid test yang menjadi perlengkapan yang dibawa oleh Halal politie merupakan hasil kerjasama dengan
produsen rapid test tersebut. Beberapa gambar dibawah menunjukkan sticker yang diberikan kepada perusahaan dan juga rapid test yang menjadi bagian dari
perlengkapan investigasi
Gambar 12. Alat yang digunakan dalam kegiatan halal politie Adapun kegiatan sosialiasasi halal yang dilakukan oleh lembaga
sertifikasi halal di Jerman, Halal Control terkait dengan sertifikasi. Berbagi informasi antara ulama lembaga sertifikasi tersebut dengan para industriawan.
Kegiatan ini sangat menarik dan merupakan kegiatan win win solution yang dilakukan dan diatur oleh lembaga sertifikasi. Kegiatan ini bebas biaya. Hal
positif didapat oleh keduabelah pihak, pihak lembaga sertifikasi mendapatkan pengetahuan dan teknologi baru dari para industriawan, sehingga ilmu dan
teknologi tersebut diketahui oleh para auditor lembaga tersebut. Sedangkan para industriawan atau para peneliti dari industri mendapatkan solusi hukum terkait
dengan produk yang akan mereka produksi. Para industriawan sangat sadar akan pentingnya pengembangan produk mereka sesuai dengan aturan Islam. Banyak
keuntungan yang didapat dari segi biaya dan waktu. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh Halal Control setiap bulannya.