Arab Saudi dan Negara-Negara Teluk Gulf Countries
diakui, Islamic centers dan industry pangan, serta level alkohol yang diijinkan di dalam produk minuman dan jus.
Legislasi GSM juga berupa manual tentang : pemeriksaan terhadap RPH
dan peternakan, pemeriksaan inspeksi daging pada checkpoint di perbatasan, pemeriksaan pada asosiasi muslim dan inspeksi daging pada
toko toko yang menjual daging butcheries.
Legislasi GSM juga mengeluarkan persyaratan tentang importasi daging berupa persyaratan bagi RPH yang melakukan ekspor serta lembaga
sertifikasinya berdasarkan keputusan 431982-4-3, persyaratan dan prosedur untuk akreditasi lembaga Islam yang terlibat dalam urusan
sertifikasi halal berdasarkan keputusan GSM32.
Fungsi GSM selain membuat aturan juga mengatur dan mencegah munculnya permasalahan halal dengan menetapkan antara lain :
a. Pengaturan permasalahan Pork dan Lard melalui laporan wajib bebas
“pork and pork derivatives”. b.
Jika mengandung gelatin maka gelatin harus berasal dari hewan yang halal untuk muslim
c. Mengeluarkan daftar RPH yang sudah diakreditasi beserta organisasi
Islam d.
Memberikan otorisasi kepada kedutaan UEA di berbagai negara untuk memonitor proses kehalalan
Negara Uni Emirat Arab memiliki “Food Law” Nomor 2 tahun 2008 untuk pangan yang beredar di Uni Emirat Arab. Food Law dikeluarkan oleh Abu
Dhabi Food Control Authority ADFCA. Food Law juga mengatur hal terkait halal pada pasal 8 ayat 2 dan pasal 16 ayat 3.
90
B.3. Kegiatan Inspeksi
Kegiatan Inspeksi yang dilakukan terdiri atas ketersediaan daging dan proses penyembelihannya berdasarkan standar GSO 9931999. Inspeksi juga
dilakukan untuk memantau produk pangan yang beredar di Arab Saudi dan Negara Teluk lainnya berdasarkan standar GSO 20552010 yaitu Guideline for
Halal Food Certification Bodies and their Accreditation Requirements.
Tidak ada lembaga sertifikasi halal di Arab Saudi. Negara ini menerapkan
sistem akreditas sesuai yang dengan standar GSO 20552010, Guideline for Halal Food Certification Bodies and their Accreditation Requirements
untuk lembaga sertifikasi yang akan memasukkan produknya ke dalam negara tersebut.
Inspeksi yang dilakukan di Negara UEA adalah inspeksi terhadap pangan impor berdasarkan kategori kanal versus kriteria produk.Inspeksi yang dilakukan
di Arab Saudi dilakukan oleh regulator yaitu Arab Saudi Food and Drug Authorithy
sementara di negara UEA dilakukan oleh Abu Dhabi Food Control Authority
.
B.4. Manajemen Pengawasan Pengawasan terhadap masuknya produk impor ke wilayah Arab Saudi dan
Negara-negara Teluk diatur oleh masing-masing Negara yang tergabung dalam GCC
. Gulf Cooperation Council telah melakukan kesepakatan untuk menerapkan
single market. Untuk Arab Saudi pengontrolan produk yang masuk ke Negara
tersebut dikelola oleh Saudi Food and Drug Authority, termasuk monitor rumah potong hewan, cara pemotongan hewan.
UEA sebagai salah satu Negara anggota Teluk juga memiliki mekanisme pengawasan yang relatif sama. Mekanisme pengontrolan produk pangan yang
beredar di UEA dilakukan oleh ADFCA Abu Dhabi Food Control Authority .
Produk pangan yang beredar di UEA bisa merupakan produk lokal atau impor. Tempat pengecekan produk impor dilakukan pada tempat yang berbeda
dengan pengontrolan produk lokal Setiap produk pangan yang akan masuk ke UEA, menggunakan bahan
tambahan yang mengandung asal hewan harus memiliki sertifikat halal dari lembaga sertifikasi halal yang telah disetujui oleh UEA. Sementara untuk produk
yang dibuat secara lokal biasanya mengikuti prosedur yang sesuai dengan aturan Islam dan regulasi yang ditetapkan oleh GSM dan otoritas lokal.Samia A.,et al
,20
Salah satu aturan yang digunakan oleh Abu Dhabi Food Control Authority ADFCA
untuk mengawasi makanan dan bahan pangan yang beredar di pasaran di Negara UEA adalah Food Importer Guide dalam bentuk code of practice.
Panduan tersebut didasari oleh konsep keamanan pangan yang mengintegrasikan konsep halal.
Alur masuk produk impor mengikuti kanal yang tersedia berdasarkan kriteria produk seperti yang terlihat pada Tabel 10. Pada bab 2 panduan tersebut
dinyatakan dokumen dan sertifikat yang diperlukan untuk pangan impor. Sertifikat halal diperlukan untuk daging, unggas dan produk olahannya. Produk
olahan yang berasal dari hewan termasuk susu juga memerlukan sertifikat halal. Sertifikat halal harus berasal dari lembaga Islam yang telah diakui.
Bab 9 panduan tersebut mengatakan adanya pasal tentang penahanan detention dan penolakan terhadap pengiriman produk impor, termasuk kasus
halal.
Tabel 10. Matriks inspeksi pangan impor berdasarkan kriteria seleksi vs tipe kanal
Kriteria Seleksi Kanal Merah Kanal Kuning Kanal Hijau
Pangan Resiko Tinggi 8 0 - 1 0 0 0 - 1 0 0 - 1 0 Pangan Resiko Menengah 1 5 - 2 5 1 5 - 2 5 5 0 - 7 0
Pangan Resiko Rendah 5 - 1 0 0 -
5 8 5 - 9 0
Sumber : Food Importer guide,2008
Saat ini negara-negara Teluk sedang dalam proses untuk memberlakukan
mandatori Authorised Halal stamp untuk semua daging impor yang akan masuk ke kelompok negara tersebut.
-
B.5. Struktur Pembiayaan
Mekanisme pembiayaan sepenuhnya dikelola oleh pemerintah baik Arab Saudi atau negara-negara Teluk. Sejak tahun 2003 GCC menetapkan biaya masuk
ke negara-negara Teluk yang disebut Unified Custom Law Single Custom Tariff
. Biaya masuk tersebut ditetapkan sebesar 5 persen untuk semua produk pangan olahan yang masuk ke wilayah GCC.
Sementara sebelum tahun 2003, UEA, pada tahun 1998 telah menerapkan biaya masuk sebesar 1 persen untuk semua produk impor. Biaya ini terpisah dari
biaya sebesar 5 persen tersebut.
B.6. Pelayanan Laboratorium
Untuk produk daging dan produk pangan lainnya yang masuk ke Arab Saudi dilakukan pengujian laboratorium pada setiap pengapalan , walaupun
ekportir menyertakan semua dokumen yang diperlukan. Untuk uji identifikasi babi secara rutin dilakukan pada produk daging dan produk yang mengandung
daging. Semua daging dan produk yang mengandung daging yang salah satu komposisinya mengandung bahan rekayasa genetik tidak diperbolehkan untuk
masuk ke Negara Arab Saudi.
Uni Emirat Arab menetapkan bahwa uji laboratorium menjadi suatu keharusan untuk pengiriman awal produk co sample masuk ke negara tersebut.
Pengiriman selanjutnya dilakukan sampling secara random atau acak.
B.7. Edukasi, Informasi dan Komunikasi
Baik Arab Saudi dan Negara-negara Teluk memiliki situs jaringan yang dikelola oleh GCC untuk mengkomunikasikan kebijakan dan aturan bagi pihak
yang berkepentingan.
C. AUSTRALIA C.1. Legislasi Halal
Australia adalah negara pengekspor daging terbesar di dunia dan merupakan negara pelopor produksi halal di dunia dimana pemerintah ikut
berperan. Aturan Halal secara legal ditujukan untuk tujuan ekspor ke negara- negara yang mayoritas muslim.Pemerintah Australia sangat peduli dengan
pelaksanaan halal dan memiliki kepentingan untuk bekerjasama dengan komunitas muslim di Australia dalam rangka bisnis halal. Lembaga resmi
pemerintah yang turut berperan dalam industry daging dan susu di negara tersebut adalah Australian Quarantine and Inspection Service AQIS berada di
bawah Department Agriculture, Fisheries,and Forestry DAFF .
AQIS Meat Notice 200908 adalah panduan untuk persiapan, identifikasi,
penyimpanan dan sertifikasi untuk ekspor daging red meat dan produk olahannya. Panduan ini berada di dibawah Export Control Meat and Meat
Product Order ECMMPO’s Orders Schedule 1 Sub –clause 31.b yang efektif sejak Juli 2005. Ruang lingkup dari Meat Notice ini juga untuk semua
perusahaan ekspor yang teregistrasi yang memproduksi, memproses dan atau memiliki gudang penyimpanan daging halal dalam rangka kepentingan ekspor.
Meat Motice
juga berlaku untuk organisasi Islam yang melakukan supervisi dan sertifikasi halal untuk daging yang akan di ekspor. Aktifitas ini berfungsi
mengendalikan setiap perusahaan RPH untuk memiliki prosedur yang terdokumentasi . Selain itu AQIS melakukan perjanjian dengan lembaga
sertifikasi halal dan juga perusahaan yang akan melakukan ekspor daging halal. Aturan lain yang terkait penyedian daging dan produk olahan daging untuk
keperluan ekspor terdapat pada Approved Arrangements AA AA merupakan panduan bagi semua perusahaan yang teregistrasi untuk memenuhi aturan seperti
Good Hygienic Practices
, Keamanan Pangan, Wholesomeness dan persyaratan negara pengimpor.Lembaga sertifikasi halal yang akan berperan untuk memeriksa
persyaratan negara pengimpor terkait sertifikasi halal. Kegiatan Ekspor daging dari Australia ke berbagai negara merupakan
kegiatan G to G government to government. Sehingga setiap keputusan atau kebijakan negara pengimpor harus disampaikan ke lembaga sertifikasi halal di
Australia melalui pemerintah Australia.
Insfrastruktur yang ada di AQIS untuk kegiatan ekspor daging halal terdiri dari 3 elemen yaitu seorang dokter hewan pemerintah veteriner government,
Quality Assurance
dan lembaga sertifikasi halal. Semua keputusan terkait dengan kehalalan atau persyaratan tertentu dari negara pengimpor diputuskan oleh
lembaga sertifikasi atau organisasi Islam yang melakukan sertifikasi. Pemerintah Australia tidak campur tangan dalam area syariah ini.
Pemerintah Australia melakukan audit ke 3 elemen yang terkait dengan kegiatan ekspor daging halal setiap 6 bulan sekali. Audit yang dilakukan oleh
pemerintah terhadap 3 unsur atau elemen tersebut dilakukan secara terpisah. Sementara lembaga sertifikasi melakukan pengecekan ke RPH minimum 3 bulan
sekali atau tergantung masalah yang timbul di RPH.
Pemerintah Australia
memiliki program
Australian Government
Authorised Halal Program
AGAHP yang merupakan bagian dari aktifitas AQIS. Program tersebut semacam petunjuk untuk melakukan persiapan,
identifikasi, penyimpanan dan sertifikasi untuk ekspor halal daging dan produk olahan daging.
C.2. Manajemen Pengawasan Pengawasan untuk kehalalan di Australia tidak dilakukan terhadap
peredaran makanan halal di dalam negeri tersebut. Aturan halal hanya untuk kepentingan ekspor ke negara-negara muslim. Pengawasan yang dilakukan oleh
pemerintah adalah memperbaharui dan menyetujui lembaga sertifikasi halal dalam bentuk Approved Islamic Organisation AIO untuk kepentingan ekspor
daging halal.
Mekanisme yang terjadi adalah setiap permintaan atau pesanan atas daging halal memerlukan AIO yang terdaftar. AIO bertanggungjawab terhadap supervisi
keagamaan, ketentuan sertifikasi untuk produksi daging halal yang ditujukan ekspor .
AIO adalah organisasi yang disetujui oleh sekretaris atau delegasi yang
sesuai dengan persyaratan rinci dalam ECMMPOs berdasarkan kepentingan pengawasan dan sertifikasi daging halal untuk ekspor. Daftar AIO dipertahankan
dan dipublikasi secara periodik oleh AQIS. Setiap AIO memiliki otoritas untuk menyeleksi para pejagal muslim untuk bekerja di perusahaan yang akan
melakukan ekspor daging halal. Pejagal muslim merupakan perpanjangtanganan lembaga sertfikasi halal yang dibayar oleh perusahaan yang menyediakan daging
halal untuk keperluan ekspor.
Pengawasan lain yang dilakukan oleh pemerintah adalah penggunaan halal stamp
sebagai item yang terkontrol dan bertanggungjawab. Sertifikat halal yang dikeluarkan oleh AIO diartikan sebagai bagian dari dokumen negara selain
dokumen lainnya. Dokumen tersebut dilampirkan dan mengiringi setiap produk yang diekspor ke negara tujuan.
C.3. Kegiatan Inspeksi Ada 3 tiga lembaga yang terlibat dalam urusan halal di Australia terkait
dengan penyediaan daging dan produk olahan daging untuk kepentingan ekspor. Pertama adalah perusahaan yang melakukan kegiatan penyedian daging dan
produk olahan daging halal, kedua adalah Approved Islamic Organisation AIO yaitu lembaga sertifikasi halal yang disetujui oleh pemerintah Australia
berdasarkan persetujuan dari negara tujuan ekspor, dan ketiga adalah pemerintah yang berada di bawah Department Agriculture Fisheries dan Forestry DAFF
atau tepatnya AQIS.
Perusahaan yang akan memproduksi daging halal atau produk olahan daging halal harus memiliki izin resmi dari pemerintah dan memenuhi persyaratan
tambahan yaitu sebagaimana yang disampaikan dalam Approved Arrangement . Daging halal yang disiapkan harus diidentifikasi melalui pemeriksaaninspeksi
dengan keberadaan halal stamp resmi dari pemerintah pada kemasan produk tersebut.
Peran AIO memastikan bahwa daging atau produk olahan daging yang akan
mendapatkan halal stamp telah memenuhi persyaran halal melalui pengendalian yang dilakukan melalui kegiatan inspeksi .Sedangkan AQIS melakukan
dokumentasi dari kedua belah pihak yaitu dengan AIO dan perusahaan dalam hal persyaratan yang terkait AA. AQIS melakukan auditinspeksi dan memverifikasi
kesesuaian perusahaan terhadap semua aspek non religious dalam proses produksi daging halal. AQIS bersama AIO mengeluarkan dokumen penjelasan
tentang kehalalan produk untuk tujuan ekspor.