Potensi Pasar Halal Dunia Penerapan Halal di berbagai negara

Lembaga Sertifikasi halal harus didirikan oleh organisasi Islam atau pusat Islam yang memiliki tugas utama untuk mendidik dan syiar Islam juga menyediakan fasilitas ibadah dan pendidikan pengajaran ilmu agama 1. Organisasi Islam tersebut harus memiliki kantor tetap dinegara yang beroperasi dengan dukungan sumber daya manusia yang berkualifikasi dan kredibel 2. Organisasi Islam tersebut harus memiliki komisi fatwa yang berfungsi memutuskan atau memberi fatwa tentang halal status dan juga memiliki sejumlah auditor yang berkualifikasi. Jumlah minimum aggota komisi fatwa 3 orang sementara auditor minimum 2 orang yang kompeten didalam bidang atau ruang lingkup auditnya. 3. Lembaga Sertifikasi tersebut harus memiliki prosedur operasional yang standar untuk melakukan proses sertifikasi halal termasuk prosedur untuk pelaksanaan fatwa 4. Memiliki system yang baik untuk memantau perusahaan yang telah diberi sertifikat halal 5. Lembaga sertifikasi halal harus memiliki jaringan yang luas terutama dengan World Halal Food Council dan World’s Halal Product Trade Institution 6. Mampu bekerjasama dengan MUI untuk mengatur pemeliharaan dan aktifitas monitor produk halal di Indonesia. Sabherah, 2012. Indonesia memiliki visi pada tahun 2025 untuk menjadi 8 negara terbesar dengan beberapa pertimbangan, seperti yang disampaikan oleh Lukman, A 2012 sebagaimana gambar 2. Gambar 2. Visi 2025 Indonesia I ndonesia akan menjadi potensi pasar pangan halal yang menjanjikan. Menurut data dari Pew Research Indonesia pada tahun 2011 memiliki jumlah penduduk muslim terbesar. Diperkirakan pada dekade 20 tahun mendatang Indonesia menempati posisi kedua setelah India. Penduduk muslim Indonesia menurut data Pew Research 2011 sekitar 88 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Bagi konsumen muslim jaminan kehalalan terhadap produk yang akan dikonsumsi adalah bagian dari kenyamanan bathin yang harus dipenuhi. Menurut Hariyadi 2008 keamanan pangan merupakan prasyarat bagi pangan yang bermutu dan bergizi. Keamanan pangan yang dimaksud adalah keamanan pangan rohani yaitu yang sesuai dengan keyakinan,kehalalan misalnya juga faktor keamanan jasmani. Di Inggris 1-2 populasi dewasa dan 5-7 populasi anak-anak atau sekitar 1.5 juta penduduk Inggris menderita alergi Hariyadi,2008. Uni Eropa melalui European Commission menetapkan aturan label pangan yang wajib mencantumkan semua ingredien termasuk bahan yang menyebabkan alergi yang telah diketahui pada Directive 200013EC. Kasus alergi dapat disetarakan dengan kasus halal. Salah satu amanah yang disampaikan pada konferensi internasional tentang gizi di Roma ,Itali pada tahun 1992 di dalam Hariyadi 2008 yaitu akses untuk mendapatkan kecukupan gizi dan pangan yang aman adalah hak setiap orang. Aman ini kemudian diterangkan lebih lanjut oleh Hariyadi 2008 sebagai keamanan bathin dan jasmani.

BAB III METODOLOGI

A. Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam dua 2 tahapan utama yaitu : A Tahapan analisa jaminan kehalalan pada kelompok bisnis pangan di Indonesia dan B Tahapan pembandingan sistem jaminan kehalalan yang ada pada beberapa negara dan sintesis untuk menggabungkan temuan tahapan A dan B. Tahapan A terdiri dari beberapa langkah yaitu : 1. Penetapan tahapan dan identifikasi dari masing masing kelompok usaha pangan di Indonesia 2. Melakukan analisa konten regulasi yang ada terhadap keberadaan jaminan kehalalan secara eksplisit. Aturan yang dikaji dalam penelitian ini aturan jaminan kehalalan secara eksplisit pada kelompok bisnis pangan mulai dari Undang undang hingga turunannya. 3. Pemetaan keberadaan regulasi halal secara eksplisit pada setiap tahapan dan menelaah kesenjangan yang ada. 4. Usulan perbaikan bentuk jaminan kehalalan di Indonesia. Tahapan B terdiri dari beberapa langkah yaitu : 1. Penetapan wilayahnegara yang menjadi tempat pembandingan sistem jaminan kehalalan