Produk Industri Rumah Tangga PIRT

Tabel 5. Regulasi Halal Pangan PIRT Tahapan Regulasi Izin Pendaftaran Lampiran D.Tata cara pemberian SPP-IRT : Materi Pendukung tentang pencantuman label halal Produksi dan label kemasan 1Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan tersebut halal bagi umat Islam,bertanggungjawab atas kebenaran pernyataan tersebut dan wajib mencantumkan keterangan atau tulisan halal pada labelnya.2 Pernyataan tentang halal sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berupa bagian yang tidak terpisahkan dari label Pasal 3 ayat 2 Dalam hal asal bahan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat1 dan atau produk yang mengandung asal bahan tertentu telah mendapat sertifikasi dari lembaga yang berwenang,maka keterangan sertfikat yang bersangkutan hrs dicantumkan dalam penandaanlabel. 3 dalam hal keterangan sertifikat sebagaimana dimaksud pada ayat diatas berupa label halal,maka pencantumannya harus sesuai dengan yang tercantum dalam sertifikat yang bersangkutan. Pasal 4 : yang mengandung babi harus mencantumkan berupa tanda khusus berupa tulisan” mengandung babi”. Atau ayat 3 jika proses pembuatan bersingungan dengan bahan yang berasal dari babi dituliskan : “Pada proses pembuatannya bersinggungan dengan bahan bersumber babi”. Ayat 5 untuk pangan selain berupa tulisan mengandung babi juga tanda gambar babi Distribusi dan peredaran termasuk peredaran produk impor Lamp.point 6.5 : Pangan mengandung babi harus terpisah transportasi,karyawan yang menangani,peralatan,adanya logo dan tulisan mengandung babi pada kemasan Point 7.6 penyimpanan pangan mengandung babi harus terpisah dari yang tdk mengandung babi Point 8.1.5 tidak menggunakan BTPingredien yang tidak jelas kehalalannya. Point 9.2.3. pemajangan pangan mengandung babi dipisah dengan yang tidak mengandung b abi dan ada peringatan “PANGAN MENGANDUNG BABI” Pengawasan : produk lokal dan impor Pasal 8 .Pelaku usaha dilarang memproduksi dan atau memperdagangkan barang dan atau jasa yang d tidak sesuai dengan kondisi,jaminan..sebagaimana dinyatakan dalam label, h tidak mengikuti ketentuan berproduksi secara halal sebagaimana pernyataan halal yang dicantumkan dalam label Pasal 10 ayat 1 setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang dikemas ke dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan dan menyatakan bahwa pangan tersebut halal bagi umat Islam,bertanggung jawab atas kebenaran pernyataan tersebut dan wajib mencantumkan keterangan atau tulisan halal pada label Sanksi Sanksi administratif dan pidana Tabel 6 menunjukkan regulasi halal eksplisit pada tahapan kelompok bisnis pangan olahan industri menengah besar. Untuk distribusi dan peredarannya aturan yang terkait dengan regulasi halal menjadi bagian dari Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK.03.1.123.12.11.105692011 tentang Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik. Sementara pengawasan kelompok bisnis pangan olahan industry menengah besar yang terkait dengan jaminan kehalalan terdapat dalam UU No. 81999 pasal 8 d, e, dan h, PP No. 691999 pasal 10 ayat 1 dan 2. Selain dua aturan tersebut, pengawasan halal yang dilakukan oleh BPOM post surveillance dilakukan berdasarkan Permenkes No. 9241996. Penerapan sanksi terhadap pelanggaran dapat dilakukan berdasarkan aturan yang terdapat Permenkes tersebut atau merujuk pada UU No.8 tahun 1999. Tabel 6. Regulasi Halal Pangan Industri Pengolahan Tahapan Regulasi Izin Pendaftaran Permenkes No.9241996 tentang Aturan pencantuman tulisan Halal pada label makanan dan kewajiban bagi produsen dan importir untuk wajib diperiksa oleh tim gabungan MUI dan dirjen POM Produksi dan label kemasan Idem seperti tabel PIRT Distribusi dan peredaran termasuk peredaran produk impor Idem seperti tabel PIRT Pengawasan : produk lokal dan impor UU No.81999 pasal 8 d,e,h PP No 691999 pasal 10 ayat 1,2 Permenkes No.9241996 tentang Aturan pencantuman tulisan Halal pada label makanan dan kewajiban bagi produsen dan importir untuk wajib diperiksa oleh tim gabungan MUI dan dirjen POM Sanksi Sanksi administratif dan pidana

4. Pangan Siap Saji

Pada kelompok bisnis pangan siap saji, aturan yang terkait dengan jaminan kehalalan sangat minim. Pada saat registrasi tidak ada aturan yang terkait dengan jaminan kehalalan. Registrasi biasanya dilakukan di dinas kesehatan. Untuk tempatsaranacara produksi pangan siap saji dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 1096MENKESPERVI2010 tentang Higiene sanitasi jasa boga. Aturan ini tidak memuat tentang jaminan kehalalan. Tabel 7 menunjukkan regulasi halal yang eksplisit yang hanya terdapat pada tahap distribusi. Sementara untuk distribusi dan peredaran produk pangan siap saji yang didaftarkan pada dinas kesehatan, maka jaminan kehalalan pada tahapan ini berlaku sama sebagaimana pangan PIRT, produk pangan olahan industri menengah besar yang memiliki izin MD atau ML yaitu Peraturan Kepala Badan POM RI No. HK.03.1.123.12.11.105692011 tentang Pedoman Cara Ritel Pangan yang Baik. Untuk tahapan pengawasan dan sanksi pada produk pangan siap saji tidak ditemukan aturan jaminan kehalalan pada regulasi yang ada.