Kondisi Sumberdaya Hutan Model Penduga Biomassa Hutan Alam Lahan Kering Menggunakan Citra ALOS PALSAR Resolusi 50 M di Areal Kerja PT. Trisetia Intiga

Geofisika Pangkalan Bun, curah hujan tahunan rata-rata yang tercatat pada penakar hujan adalah sebesar 2.296 mmtahun dengan hari hujan sebanyak 193 haritahun. Curah hujan bulanan yang tertinggi sebesar 414,3 mm terjadi pada bulan Januari dengan jumlah hari 27 hari. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Juni yakni sebesar 123,9 mm dan jumlah hari hujan sebanyak 10 hari. Kelembaban udara berkisar 77 – 88, dengan suhu udara maksimum berkisar antara 26 o – 29 o C dan suhu udara minimum berkisar 21 o - 23 o C. Data iklim di sekitar areal IUPHHK PT Trisetia Intiga dapat dilihat pada Tabel 3.4. Tabel 3.4 Jumlah dan distribusi curah hujan di sekitar areal IUPHHK PT Trisetia Intiga No Bulan Curah Hujan mm Hari Hujan 1 Januari 414,3 27 2 Februari 138,9 16 3 Maret 247,7 25 4 April 275,6 21 5 Mei 200,6 12 6 Juni 123,9 10 7 Juli 193,6 20 8 Agustus - - 9 September 124,8 10 10 Oktober 129,9 12 11 Nopember 147,5 18 12 Desember 289,5 23 Jumlah 2.286,3 193 Sumber : Rencana Karya Umum RKU IUPHHK PT. Trisetia Intiga tahun 2010-2020

3.4 Kondisi Sumberdaya Hutan

Kondisi umum areal IUPHHK PT. Trisetia Intiga sangat beragam, di Sebelah Utara merupakan kawasan yang masih berhutan, potensi kayu yang cukup tinggi, namun topografinya bergelombang hingga curam. Di Sebelah Barat Daya merupakan kawasan yang relatif landai, namun rendah potensi kayunya dan tinggi tingkat penyerobotan lahan. Di Sebelah Tenggara topografi relatif landai, namun banyak areal terbuka dan perkebunan sawit masuk ke dalam kawasan hutan. Berdasarkan kajian spasial pemanfaatan kawasan hutan di dalam areal kerja PT Trisetia Intiga diperoleh gambaran bahwa sekitar 25,3 dari luas wilayah kerjanya atau sekitar 17.453 Ha bertampalan overlap dengan ijin lokasi perkebunan. Tabel 3.5 Wilayah IUPHHK yang overlap dengan perkebunan Perusahaan HP HPT HPK Jumlah Present ase PT.Sawit Multi Abadi 168 517 2.809 3.494 5,1 PT.Tanjung Sawit Abadi 4.647 - 31 4.677 6,8 PT.Mentobi Mitra Lestari 5.743 - 314 6.057 8,8 PT.First Lamandau Timber Internasional - - 247 247 0,4 PT.Kalimantan Sawit Abadi - - 2.978 2.978 4,3 Jumlah Overlap 10.558 517 6.379 17.453 25,3 Tidak Overlap 3.153 23.750 24.714 51.617 74,7 Jumlah 13.711 24.267 31.092 69.070 100 Presentase 19,8 35,1 45 100 Sumber: Rencana Kerja Umum RKU IUPHHK PT. Trisetia Intiga tahun 2010-2020 Di areal IUPHHK PT. Trisetia Intiga terdapat areal yang overlap dengan hak penggunaan kawasan perkebunan, dalam hal ini perkebunan kelapa sawit. Areal atau wilayah yang overlap dengan kawasan perkebunan dijelaskan pada Tabel 3.5. Berdasarkan data diketahui perusahaan perkebunan yang memiliki luas overlap terluas adalah PT. Mentobi Mitra Lestari dengan luas 6.057 Ha atau 8,8 dari seluruh kawasan PT. Trisetia Intiga. Tabel 3.6 Keadaan penutupan vegetasi areal IUPHHK PT. Trisetia Intiga Penutupan Lahan Fungsi Hutan ha Daerah Penyangga Ha Jumlah Ha Persen HPT HP HPK Hutan Primer 1995 1.995 2,9 Hutan Bekas Tebangan 17.271 3.750 19.289 2.731 43.041 62 Non Hutan 3.913 6.770 7.976 1.681 20.34 30 Tertutup Awan 1.050 298 2.275 71 3.689 5 Jumlah 24.229 10.818 29.540 4.483 69.070 100 Sumber: Rencana Karya Umum RKU IUPHHK PT. Trisetia Intiga tahun 2010-2020 Kondisi penutupan vegetasi berdasarkan fungsi hutan dapat dilihat pada Tabel 3.6. Kondisi penutupan vegetasi areal IUPHHK PT. Trisetia Intiga berdasarkan hasil interpretasi citra Landsat 7 ETM band 542 PathRow 12061 liputan 18 April 2009 dan 17 Maret 2009, yang telah diperiksa oleh Direktur Inventarisasi dan Pemantauan Sumber Daya Hutan, Ditjen Planalogi Kehutanan sesuai No.S.406IPSDH-22009 tanggal 27 Juli 2009, terdiri dari Hutan Primer VF seluas 1.995 Ha, Hutan Bekas Tebangan LOA seluas 43.041 Ha, Non Hutan NH seluas 20.340 Ha dan Tertutup Awan TA seluas 3.694 Ha. Berdasarkan hasil IHMB tersebut diketahui bahwa hutan di areal IUPHHK PT. Trisetia Intiga masih cukup baik dan layak untuk dikelola dan diusahakan secara berkelanjutan, yaitu dengan menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari, khususnya dalam hal pengaturan hasil hutan yang didasarkan pada sediaan tegakan dan kemampuan regenerasi dari hutan di areal tersebut. Kondisi umum sediaan tegakan di IUPHHK PT. Trisetia Intiga berdasarkan hasil IHMB dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Data sediaan tegakan di areal IUPHHK PT. Trisetia Intiga berdasarkan hasil IHMB Kelompok jenis Sediaan tegakan per kelas diameter 10-19 cm 20-39 cm 40 cm up N N V m³ N Vm³ Meranti 6.575.069 901.58 676.520 776.062 4.887.312 Rimba campuran 20.118.075 4.494.423 884.857 615.937 1.955.659 Kayu indah 1.947.486 36.468 12.687 133.702 346.290 Jumlah 28.640.630 5.432.471 1.574.064 1.525.701 7.189.261 Sumber: Rencana Karya Umum RKU IUPHHK PT. Trisetia Intiga tahun 2010-2020 Areal IUPHHK PT. Trisetia Intiga memiliki keanekaragaman fauna yang cukup tinggi, hal tersebut dilihat dari beberapa fauna yang terlihat saat pengamatan di lapangan. Namun, hingga saat ini belum diketahui seberapa banyak jenis fauna yang berada di dalam areal IUPHHK PT. Trisetia Intiga karena belum adanya inventarisasi fauna di areal tersebut. Beberapa fauna yang diketahui berada dalam areal IUPHHK PT. Trisetia Intiga adalah Cervus sp., Neofelis nebulosa, Indotestudo forstenii, Pongo pygmaeus, Accipitridae sp., Buceros bicornis, Argusianus argus, Hylobates muelleri. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Struktur Tegakan