Pemilihan Titik Pengukuran Lapangan Identifikasi Jenis Pengukuran Biomassa Lapangan

2.4.1 Perencanaan

2.4.1.1 Prencanaan Data Lapangan

Pengambilan data lapangan direncanakan pada peta plot IHMB IUPHHK PT. Trisetia Intiga terbitan tahun 2010. Penentuan ke-30 titik plot pengamatan yang diperoleh secara acak sampling dan pertimbangan aksesibilitas dari 665 titik plot IHMB IUPHHK PT. Trisetia Intiga yang telah diukur pada tahun 2010. Pemilihan titik plot menyebar di seluruh lokasi penelitian yang didasarkan pada kelas aksesibilitas dan perbedaan kelas tutupan yang ada di areal IUPHHK PT. Trisetia Intiga, Lamandau Kalimantan Tengah.

2.4.1.2 Bentuk dan Ukuran Plot Contoh

Plot contoh yang digunakan berbentuk bujur sangkar yang di dalamnya terdiri dari 4 sub - plot pengamatan yaitu plot 20 meter x 20 meter untuk pengukuran tingkat pohon dan pohon mati nekromass, plot 10 meter x 10 meter untuk pengukuran tingkat tiang, plot = 2,82 � � untuk pengukuran tingkat pancang, dan plot 1 meter x 1 meter untuk pengukuran tumbuhan bawah undergrowth dan serasah litter. Sketsa plot pengamatan disajikan pada Gambar 2.6. Gambar 2.6 Sketsa plot pengukuran; A Plot 1 m x 1 m; B Plot r = 2.82 m; C Plot 10 m x 10m; D Plot 20 m x 20 m

2.4.2 Pengambilan Data Lapangan

2.4.2.1 Pemilihan Titik Pengukuran Lapangan

Perekaman koordinat titik pengamatan diukur dengan GPS Geographic Positioning System atau menggunakan koordinat yang ada di peta. Kemudian, dilakukan perekaman posisi titik pengamatan dengan menggunakan GPS sebagai titik pengamatan plot biomassa. Plot pengamatan biomassa ditampilkan pada Gambar 2.7. Gambar 2.7 Plot pengamatan dan plot validasi

2.4.2.2 Identifikasi Jenis

Setiap jenis tumbuhan untuk setiap tingkat pertumbuhan dalam plot pengamatan diidentifikasi nama spesiesnya untuk selanjutnya melakukan penelitian terhadap berat jenis ρ yang akan digunakan sebagai dasar pengukuran biomassa di atas permukaan above ground biomass. Berdasarkan fungsinya, areal penelitian merupakan kawasan hutan produksi tetap yang diusahakan sejak tahun 2006, melalui plot-plot penelitian teridentifikasi sebanyak 59 jenis pohon sedangkan berdasarkan hasil Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala IHMB PT. Trisetia Intiga pada tahun 2010 diketahui terdapat 475 jenis teridentifikasi. Perbedaan jumlah jenis teridentifikasi disebabkan karena perbedaan luasan lokasi kajian dengan 30 plot pada penelitian dan 665 plot pada kegiata IHMB, sehingga variasi jenis yang teridentikfikasi pada lokasi penelitian relative lebih rendah.

2.4.2.3 Pengukuran Biomassa Lapangan

Pengukuran biomassa atas permukaan tanah meliputi biomassa tegakan pohon hidup, biomassa nekromassa pohon kayu mati, biomassa serasah litter dan tumbuhan bawah undergrowth. Parameter tegakan yang diukur adalah diameter setinggi dadadimeter at breast height D pada tingkat pancang, tiang, dan pohon. Parameter biomassa nekromassa yang diukur adalah panjangtinggi nekromassa, diameter pangkal dan diameter ujung nekromassa pada d 10 cm. Sedangkan pada pengukuran biomassa serasah litter, dan tumbuhan bawah undergrowth berupa pengukuran total berat basah BB sub-plot 1 m x 1 m, dan berat basah BB sub-contoh 100 gram. Kemudian dilakukan pengukuran berat kering BK sub-contoh setelah dilakukan pengovenan berat basah BB sub- contoh pada suhu 105° selama 24 jam. Kegiatan pengukuran biomassa di lapangan dijelaskan pada Gambar 2.8. Gambar 2.8 Pengukuran biomassa lapangan; a Perekaman koordinat plot, b Pengukuran panjang nekromassa, c Penimbangan berat basah tumbuhan bawah, d Pengambilan sampel plot 1x1 a c d b

2.4.3 Pengolahan Data Lapangan