Latar Belakang Menongkah: Perubahan Lingkungan, Budaya, dan Penghidupan Suku Duano di Muara Indragiri, Riau

7 2. Menganalisis perubahan lingkungan dan budaya bernafkah Suku Duano sebagai akibat dari perubahan struktur sosial. 3. Menganalisis perubahan sistem penghidupan, peran ekonomi menongkah, dan keberlanjutan nafkah Suku Duano. 4. Membuat suatu analogi teoritis tentang perubahan orientasi tindakan ekonomi dan pembentukan rasionalitas aktor dalam aktivitas menongkah. 9 II. KERANGKA TEORI DAN KONSEPTUAL

2.1. Perubahan Lingkungan dan Perubahan Penghidupan

2.1.1. Sosiologi Perubahan Sosial Lingkungan yang dimaknai sebagai lingkungan bio-fisik dan lingkungan sosial telah menjadi topik kajian yang menarik berbagai bidang keilmuan sejak lama, termasuk sosiologi. Sejak kelahirannya pada abad ke 19, sosiologi pada awalnya lebih memberikan perhatian yang besar pada perubahan lingkungan sosial atau yang lebih dikenal dengan sistem sosial, dalam perjalannya perubahan lingkungan bio-fisik menjadi perhatian yang besar pula. Sosiologi perubahan sosial tersebut berkembang dari upaya memahami transformasi fundamental masyarakat tradisional ke masyarakat modern. Perkembangan studi perubahan sosial sampai dengan saat ini, telah menghasilkan beragam konsep, model, dan teori yang berakar dari tiga tradisi intelektual, yaitu evolusionisme, cyclical theories, dan materialisme historis. Studi tersebut mencakup hampir semua aspek kehidupan, antara lain: seni, ilmu, agama, moral, pendidikan, politik, ekonomi, dan keluarga Sztompka, 1994. Penelitian tentang “Menongkah: Perubahan Lingkungan, Budaya, dan Penghidupan Suku Duano di Muara Indragiri” ini menggunakan pendekatan yang berakar pada salah satu tradisi intelektual sosiologi perubahan sosial tersebut, yaitu tradisi evolusionisme. Evolusionisme klasik dikembangkan oleh Comte, Spencer, Morgan, Durkheim, Tonnies, dan Ward. Cyclical theories dikembangkan oleh Ibn Khaldun, Pareto, dan Sorokin. Materialisme historis dikembangkan oleh Marx dan Engels Sztompka, 1994; Sanderson, 1993. Ketiga tradisi intelektual ini memiliki perbedaan dalam memilih fokus studi dan asumsi dalam mengembangkan konsep- konsep dan proposisi. Perbandingan fokus dan asumsi dari ketiga tradisi intelektual dalam sosiologi perubahan sosial disajikan pada Tabel 2.1. Sztompka 1994 selanjutnya memaparkan bahwa kelemahan asumsi dasar evolusionisme klasik disempurnakan oleh tokoh-tokoh antara lain White, Steward, Sahlins, Service, Lenski dan Lenski, serta Parson. Mereka ini dikenal dengan tokoh neoevolusionisme dengan bidang ilmu yang berbeda. Neoevolusionisme awalnya berkembang dalam antropologi kultural White, Steward, Sahlins, Service pada tahun 1950-an, selanjutnya diikuti dalam sosiologi Lenski dan Lenski, Parson. Turunan lain dari evolusionisme yang berkembang pada tahun 1960-an adalah teori-teori modernisasi Lerner, Hagen, Parsons, Levy, Apter, Eisenstadt dan teori-teori konvergensi Rostow, Kerr, Huntington. Fokus dan asumsi yang berbeda dari ketiga tradisi sosiologi perubahan sosial menghasilkan beragam teori dan konsep Tabel 2.1 dan Tabel 2.2. Berdasarkan teori dan konsep yang dikembangkan terlihat bahwa ada kemiripan antara tradisi evolusionisme dan materialisme historis dalam hal kualitas dan keteraturan proses sejarah yang ditentukan oleh logikanya sendiri atau didorong oleh kekuatan dari dalam bergerak menuju tujuan tertentu. Kemiripan ini diistilahkan oleh Karl L Popper Sztompka, 1994 sebagai “aliran developmentalism”. Tabel 2.1. Fokus dan Asumsi dalam Tradisi Intelektual Sosiologi Perubahan Sosial Tradisi Intelektual Fokus Asumsi Evolusionisme  Tiga tahap perkembangan pemikiran manusia Comte  Evolusi naturalis masyarakat militer ke masyarakat industri Spencer  Evolusi materialis berdasarkan determinisme teknologi Morgan  Evolusi masyarakat berdasarkan perkembangan pembagian kerja Durkheim  Evolusi masyarakat berdasarkan ikatan sosial Tonnies  Empat mekanisme evolusi Ward  Keseluruhan sejarah manusia memiliki bentuk, pola, makna yang dapat diprediksi perkembangannya pada masa depan  Objek yang mengalami perubahan adalah bersifat organik menyeluruh pada sistem sosial, merupakan proses yang alamiah dan spontan  Perubahan masyarakat mengarah dan bergerak dari bentuk primitifsederhana tersebarhomogenkacau ke bentuk berkembangkompleksterkumpul heterogenteratur  Perubahan berpola unilinier yang terbagi dalam fase-fase, bertahap, terus- menerus, meningkat, dan kumulatif . Cyclical Theories  Sirkulasi elit dalam sistem sosial dan unsur-unsur politik, ekonomi, dan ideologi yang membentuknya Pareto  Aliran melingkar dari proses historis kultural suatu peradaban Sorokin  Menggunakan analogi yang berasal dari common sense  Pengalaman dalam kehidupan berjalan secara berulang dan naik-turun  Keadaan sistem yang berubah akan menjadi sama dengan keadaan sistem itu di waktu sebelumnya atau pada dasarnya sama  Variasi dari proses melingkar tergantung pada: cakupan kesamaan antara keadaan sistem yang berulang, jangka waktu yang memisahkan kejadian yang terulang, dan jumlah perulangan dalam seluruh lingkaran. Materialisme Historis  Mekanisme perubahan formasi sosial-ekonomi. Sejarah dunia yang mengarah pada kemunculan komunisme, struktur sosial yang mengarah pada masyarakat tanpa kelas, dan tindakan individu yang mengarah pada tercapainya kebebasan penuh atau lenyapnya keterasinganalienasi Marx dan Engels  Merupakan teori multidimensional tentang sejarah yang diuraikan pada tiga tahapan berbeda sejarah dunia, struktur sosial, tindakan individual yang saling berkaitan logis satu bangun teori bertingkat, serta berkaitan melalui hubungan interpretasi dari makro ke mikro dan hubungan agregat dari mikro ke makro  Sejarah manusia berawal dari aras individu karena adanya kreativitas untuk mengatasi keterbatasan, menghadapi rintangan, memerangi musuh, dan melintasi batas.  Masyarakat berkembang kearah yang lebih maju karena adanya kontradiksi kelas, antagonisme kelas, dan perjuangan kelas  Sejarah dunia digerakkan oleh kekuatan dari dalam yang bersifat kontradiksi endemik, penindasan, dan ketegangan di dalam struktur. Bergerak dari masyarakat pra kelas komunitas primitif, masyarakat berkelas perbudakan, feodalisme, kapitalisme, dan masyarakat tanpa kelas komunisme Sumber: Sztompka 1994; Sanderson 1993; Turner et al. 1998