Analogi Pembentukan Rasionalitas dalam Aktivitas
pasar sekaligus untuk dipakai sendiri, sedangkan di luar bulan-bulan melimpah kerang hanya diorientasikan untuk pemenuhan permintaan pasar.
Logika yang dapat menjelaskan mengapa aktor nelayan Duano ayahsuami tidak membalikkan orientasi tindakannya pada aktivitas komersial pada saat
melimpah kerang, meskipun kerja dari basis-basis rasionalitas formal membesar, adalah karena dipengaruhi oleh pasar. Pasar dalam hal ini adalah pedagang
pengumpul lokal kecil tauke hanya membeli dengan harga rendah, sehingga menciptakan image bahwa pada saat musim kerang nilai kerang darah sangat
rendah. Orientasi pencapaian keuntungan maksimum yang juga bekerja pada aktor nelayan tongkah ayahsuami tertahan tetap pada aktivitas subsisten. Sebagian
dari hasil tangkapan kerang darah digunakan untuk konsumsi atau berbagi dengan rumah tangga lain, karena nilai ekonomi kerang yang turun pada saat melimpah
kerang ini.
Orientasi produksi aktor suamiayah pada saat tidak melimpah kerang adalah untuk memenuhi permintaan pasar. Bukankah pada saat tidak melimpah
kerang lebih dominan bekerja basis-basis rasionalitas substantif, mengapa justru produksi kerang digunakan untuk pasar bukan untuk konsumsi rumah tangga.
Logika pengaruh pasar yang mendorong aktivitas menongkah untuk tidak jatuh pada aktivitas produksi untuk dipakai dapat menjelaskan hal tersebut.
Pasar dalam hal ini pedagang pengumpul lokal kecil tauke mengikuti hukum pasar suply-demand, yaitu harga pasar kerang darah membaik pada saat
musim tidak melimpah kerang. Hal tersebut menciptakan image bahwa pada saat tidak melimpah nilai kerang darah sangat tinggi. Orientasi produksi untuk dijual
Gambar 7.4. Pembentukan Rasionalitas Aktivitas Menongkah Aktor dari Rumah
Tangga Strata Bawah
s u
b s
i s
t e
n K
o m
e r
s i
a l
Culture non
core
S
F
S
F F
F
Melimpah Kerang Tidak Melimpah Kerang
S S
P A
S A
R P
a sa
r
Pasar mendorong menongkah tetap diorientasikan pada produksi untuk dijual, tauke memberikan
jaminan keamanan batas subsistensi Pasar menekan menongkah tidak
terlalu diorientasikan pada maximizing utility, tauke menekan harga kerang
darah
dari aktor nelayan Duano membesar, meskipun mereka harus mencari sumber nafkah lain di luar menongkah untuk menutupi penghasilan yang menurun.
Kesediaan tauke memberikan jaminan subsistensi pada saat tidak melimpah kerang, berupa pinjaman atau pekerjaan lain di luar aktivitas menongkah, juga
turut menahan aktivitas survival aktor nelayan Duano jatuh pada produksi untuk dipakai saja.
Pembentukan rasionalitas aktor anggota rumah tangga lain ibuistri dan anak
Aktivitas menongkah yang dijalankan oleh aktor anggota rumah tangga nelayan tongkah yang lain, yaitu ibu istri dan anak adalah pada saat berlimpah
kerang. Aktivitas yang dilakukan lebih mengarah atau berat pada aktivitas subsisten, yaitu sebagai aktivitas temporer untuk memanfaatkan kelimpahan
sumberdaya dan nilai-nilai bersama. Basis-basis rasionalitas substantif bekerja lebih dominan dari basis-basis rasionalitas formal, dianalogikan dengan bola atau
gelembung hijau s yang lebih besar dari bola atau gelembung merah f, mirip seperti Gambar 7.4 pada kondisi melimpah kerang. Basis rasionalitas yang bekerja
di alam pikiran aktor ibu istri dan anak adalah etika survivalisme, etika pergaulanhidup bermasyarakat, dan nilai-nilai tentang laut tempat mencari nafkah
untuk rasionalitas substantif. Basis rasionalitas formal yang bekerja yaitu, tujuan penguasaan sumberdaya agraria untuk kemakmuran komunitas, orientasi produksi
untuk dipakai dan dan untuk dijual, serta orientasi distribusi melalui pasar. 7.3.2. Pembentukan Rasionalitas Aktor dari Rumah Tangga Strata
Menengah
Aktivitas nafkah yang dijalankan oleh anggota rumah tangga Suku Duano dari strata menengah adalah menjadikan menongkah sebagai sumber nafkah
sampingan, sumber nafkah utama dari kegiatan pemasaran kerang darah pedagang pengumpul lokal kecil. Kalangan strata menengah membeli
mengumpulkan kerang darah hasil dari kegiatan menongkah, langsung dari tangan nelayan Suku Duano. Aktivitas menongkah dilakukan oleh ibu istri
secara temporer, yaitu pada bulan-bulan melimpah kerang. Sumber nafkah sampingan yang dijalankan oleh ayah suami adalah berinvestasi dalam bentuk
perahu motor yang disewakan untuk mengangkut nelayan tongkah dan kerang darah darike lokasi menongkah. Anak dari rumah tangga strata menengah tidak
melakukan kegiatan menongkah sebagai aktivitas nafkah, tetapi hanya sebagai kegiatan bersenang-senang di saat musim melimpah kerang.
Pembentukan rasionalitas dari aktivitas menongkah dan pemasaran kerang darah yang dijalankan oleh anggota keluarga ayah, ibu, anak dari strata
menengah pada bulan-bulan melimpah kerang dan saat tidak melimpah kerang, dapat dijelaskan dengan menelusuri basis rasionalitasnya dan menggunakan
analogi permainan jungkat-jungkit Tabel 7.5, Gambar 7.5, dan Gambar 7.6. Pembentukan rasionalitas aktor pedagang pengumpul lokal
Rasionalitas yang bekerja di alam pikiran aktor individu Suku Duano dari rumah tangga strata menengah yang menjalankan aktivitas nafkah berupa
pemasaran kerang darah adalah rasionalitas substantif dan rasionalitas tujuan formal. Aktivitas nafkah yang dijalankan oleh aktor pedagang pengumpul pada
saat berlimpah kerang maupun tidak sesungguhnya lebih mengarah atau berat pada aktivitas komersial Gambar 7.5. Basis-basis rasionalitas formal bekerja
lebih dominan dari basis-basis rasionalitas substantif, dianalogikan dengan bola atau gelembung merah f yang lebih besar dari bola atau gelembung hijau s.
Tabel 7. 5. Basis Rasionalitas Aktivitas Menongkah dan Pemasaran Kerang
Darah Anggota Rumah Tangga Suku Duano Strata Menengah Aktor
Individu Basis Rasionalitas
Menongkah atau Pemasaran Kerang Darah Saat Melimpah Kerang
Saat Tidak Melimpah Kerang
Ayah Suami
RS: Pergaulanhidup bermasyarakat; Laut tempat
mencari nafkah, RS: Pergaulanhidup
bermasyarakat; Laut tempat mencari nafkah, norma
resiprositas
RF: Orientasi Produksi utuk dijual; Orientasi pasar;
Keuntungan maksimum RF: Orientasi Produksi utuk
dijual; Orientasi pasar; Keuntungan maksimum
Ibu Istri RS: Pergaulanhidup
bermasyarakat; Laut tempat mencari nafkah
-
RF: Orientasi Produksi untuk dijual; Orientasi pasar
- Anak
RS: Pergaulanhidup bermasyarakat
- Sumber: Data Primer Diolah
Keterangan: RS: Rasionalitas Substantif
RF: Rasionalitas Formal Ayah Suami: Aktivitas Pemasaran Kerang Darah
Istri dan Anak: Aktivitas Menongkah
Pembentukan rasionalitas aktivitas nafkah aktor pedagang pengumpul Suku Duano pada saat berlimpah kerang bulan Maret sampai Juni memiliki sedikit
perbedaan dengan diluar bulan-bulan melimpah kerang. Perbedaannya terletak pada rasionalitas substantif yang bekerja, yaitu basis-basis rasionalitas substantif
bekerja lebih banyak pada saat tidak melimpah kerang. Pedagang pengumpul tauke menarik aktivitas nafkahnya sedikit menjauh dari kutub aktivitas
komersial, meskipun masih dalam batas aktivitas komersial Gambar 7.5. Guna mempertahankan hubungannya dengan nelayan tongkah Duano dan menghindari
aktivitas menongkah jatuh ke aktivitas untuk di pakai, tauke memotivasi nelayan tongkah untuk terus pada tujuan produksi untuk dijual. Strategi atau cara yang
dijalankan adalah dengan menjaga keselamatan batas-batas subsistensi nelayan tongkah, dimana norma resiprositas bekerja di alam pikiran tauke.
Saat melimpah kerang tauke memaksimalkan keuntungan ekonominya, dengan membeli lebih murah dari bulan-bulan tidak melimpah kerang. Hukum
suply-demand benar-benar menjadi pertimbangan dalam orientasi tindakan ekonomi tauke Suku Duano. Logika ini digunakan tauke selain untuk
memaksimalkan keuntungan, juga untuk menutupi biaya sosial yag dikeluarkan selama bulan-bulan tidak melimpah kerang.
Gambar 7.5. Pembentukan Rasionalitas Aktivitas Pemasaran Kerang Darah Aktor dari Rumah Tangga Strata Menengah
s u
b s
i s
t e
n K
o m
e r
s i
a l
T a
u k
e
Masa Melimpah Kerang Masa Tidak Melimpah Kerang
T a
u k
e
Norma resiprositas bekerja: Tauke mengamankan batas subsistensi nelayan Duano
Culture non
core
F
S
F S
Kalkulasi ekonomi meningkat: Tauke menekan harga kerang darah maximazing utility
F
S S
F
Gambar 7.6. Pembentukan Rasionalitas dalam Aktivitas Menongkah dari Ibu Istri
Rumah Tangga Strata Menengah, Masa Melimpah Kerang
s u
b s
i s
t e
n K
o m
e r
s i
a l
Culture non
core
S F
Etika-Moral dan Nilai: Pergaulanhidup
bermasyarakat; Laut tempat mencari nafkah
Orientasi Produksi untuk dijual; Orientasi
pasar
Pembentukan rasionalitas aktor istri dari pedagang pengumpul lokal
Aktivitas menongkah yang dijalankan oleh istri dari pedangang pengumpul lokal adalah pada saat melimpah kerang, sebagai kegiatan nafkah sampingan yang
bersifat temporer. Kegiatan ini diorientasikan sebagai bagian dari kegiatan nafkah komersial suami dan untuk menjaga hubungan baik sesama Suku Duano. Basis-
basis rasionalitas substantif bekerja sama kuat dengan basis-basis rasionalitas formal, dianalogikan dengan bola atau gelembung hijau s yang sama besar
dengan bola atau gelembung merah f Gambar 7.6. Basis rasionalitas substantif yang bekerja di alam pikiran aktor istri dari tauke adalah etika pergaulanhidup
bermasyarakat dan nilai-nilai tentang laut tempat mencari nafkah. Basis rasionalitas formal yang bekerja yaitu, orientasi produksi untuk dijual dan
distribusi melalui pasar. 7.3.3. Pembentukan Rasionalitas Aktor dari Rumah Tangga Strata Atas
Aktivitas nafkah yang dijalankan oleh anggota rumah tangga Suku Duano dari strata atas adalah menjadikan kerang darah sebagai komoditas utama dalam
bisnis. Kalangan strata atas yang bertindak sebagai pedagang pengumpul besar yang membeli menampung kerang darah dari pedagang pengumpul kecil.
Kerang darah yang dibeli ditampung di tempat penampungan sementara, untuk selanjutnya dibawa ke Tembilahan. Orientasi tindakan ekonomi pedagang
pengumpul besar adalah akumulasi modal, sehingga dapat memperluas usaha pada bidang-bidang lain. Beberapa tindakan ekonomi yang berkaitan dengan
aktivitas menongkah adalah memberikan pinjaman kepada nelayan penongkah pada masa-masa sulit, dan ikut mendanai even-even budaya Duano. Basis
rasionalitas formal dari tindakan ekonomi aktor strata atas ini adalah orientasi produksi utuk dijual, orientasi pasar, dan keuntungan maksimum, sedangkan basis
rasionalitas substantif adalah pergaulanhidup bermasyarakat, laut tempat mencari nafkah, dan norma resiprositas.
Rasionalitas yang bekerja di alam pikiran aktor individu Suku Duano dari rumah tangga strata atas tidak jauh berbeda dengan yang dijalankan oleh
pedagang pengumpul kecil Gambar 7.5. Aktivitas nafkah yang dijalankan lebih mengarah atau berat pada aktivitas komersial. Basis-basis rasionalitas formal
bekerja lebih dominan dari basis-basis rasionalitas substantif, dianalogikan dengan bola atau gelembung merah f yang lebih besar dari bola atau gelembung
hijau s.
Pembentukan rasionalitas aktivitas nafkah aktor pedagang pengumpul besar pada saat masa-masa paceklik, dimana nelayan penongkah membutuhkan
perlindungan, sedikit berbeda dari logika pada saat normal. Rasionalitas substantif aktor pedagang pengumpul membesar, yaitu bersumber dari basis rasionalitas
norma resiprositas. Meskipun pedagang pengumpul besar memiliki orientasi profit yang tinggi, basis norma resiprositas masih tertanam di alam pikirannya
selaku bagian dari komunitas Suku Duano. Tindakan menolong sesama Suku Duano sesungguhnya diorientasikan untuk keberlanjutan usaha dalam jangka
panjang.