Perubahan Strategi Nafkah pada Aras Rumah Tangga

Strategi nafkah rumah tangga Suku Duano strata menengah yang mengkombinasikan sumberdaya nafkah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Strategi kombinasi sumberdaya nafkah yang mengandalkan finansial kapital, human kapital dan sosial kapital. 2. Strategi konsolidasi dengan menginvestasi aset dalam bidang pekerjaan sejenis. 3. Strategi menjalin hubungan patronase dengan nelayan penongkah dan jaringan bisnis dengan pengumpul besar 4. Strategi bisnis yang berlandaskan budaya lokal Bentuk aktivitas nafkah utama dari rumah tangga Suku Duano strata menengah, melalui strategi kombinasi sumberdaya nafkah utama finansial kapital, human kapital, dan sosial kapital yang dipilih adalah pemasaran komoditas perikanan kerang darah. Penduduk lokal menyebutnya sebagai pedagang pengumpul kecil. Sejalan dengan strategi kombinasi sumberdaya nafkah, rumah tangga suku Duano strata menengah melakukan strategi konsolidasi. Strategi yang ditujukan untuk meningkatkan status sosial ini, dilakukan dalam bentuk investasi aset yang mendukung aktivitas nafkah utama. Aset-aset yang dibeli adalah pompong dan perahu motor. Strategi membangun modal sosial yang dilakukan oleh rumah tangga strata menengah adalah dengan menjaga hubungan baik dengan nelayan penongkah, melalui hubungan patronase. Salah satu cara yang dilakukan adalah pedagang pengumpul yang menanggung biaya produksi sekelompok nelayan penongkah untuk satu kali aktivitas. Biaya produksi yang dikeluarkan pedagang pengumpul, akan dibayarkan oleh nelayan penongkah pada saat menerima hasil penjualan kerang darah dari pedagang pengumpul. Selain itu pedagang pengumpul juga membangun jaringan bisnis dengan pedagang pengumpul besar. Pedagang pengumpul kecil juga melakukan strategi penanaman citra baik di masyarakat, dengan menunjukkan kepeduliannya pada budaya lokal. Istri ikut menongkah pada musim kerang. Disamping menanamkan citra baik, strategi ini sekaligus dapat menambah saving rumah tangga. Strategi yang dijalankan oleh rumah tangga Suku Duano strata menengah tersebut tidak jauh berbeda pada masa orde baru dan pada masa orde lama. Penurunan kualitas lingkungan ekosistem muara yang dirasakan pada masa orde reformasi dan rezim penguasaan sumberdaya yang mengedepankan aspek-aspek keberlanjutan lingkungan hidup, membuat pedagang pengumpul memasukkan aspek tersebut pada setiap strategi nafkahnya. Pedagang pengumpul hanya membeli kerang dari aktivitas yang tidak merusak lingkungan, dalam hal ini adalah dari aktivitas menongkah. Begitupun dalam even-even budaya Duano, mereka ikut berpartisipasi aktif sebagai peserta maupun donatur, misalnya dalam festival menongkah. Perubahan strategi nafkah rumah tangga Suku Duano strata Atas Strategi nafkah rumah tangga Suku Duano strata atas selain bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pokok rumah tangga, juga bertujuan melakukan pengakumulasian kapital ke usaha-usaha lain di luar aktivitas nafkah utama. Aktivitas nafkah utama yang dilakukan adalah sebagai pedagang pengumpul besar. Bidang usaha yang menjadi target dari strategi akumulasi kapital pada masa orde baru adalah kebun kelapa, sedangkan pada masa orde reformasi bergeser pada bangunan toko Tabel 6.5. Strategi nafkah dengan pengembangan modal sosial, dilakukan pula oleh rumah tangga strata atas. Mereka berjejaring dengan pedagang pengumpul kecil dan membangun citra positif di mata nasyarakat lokal. Pedagang pengumpul besar bersedia memberikan pinjaman pada masa paceklik atau masa darurat. Strategi ini tidak mengalami perubahan sejak orde baru sampai saat ini. Rumah tangga Suku Duano strata atas mengembangkan strategi bisnis yang peduli dan melindungi budaya lokal pada masa orde reformasi. Strategi ini dilakukan dengan cara menjadi donatur pada even-even budaya Duano. Kebijakan pemerintah yang ingin mengangkat budaya Duano sebagai salah satu penciri Kabupaten Indragiri Hilir, digunakan oleh pedagang pengumpul besar untuk menanamkan citra baik di masyarakat dan pemerintah kabupaten. Pedagang pengumpul besar selain melakukan aktivitas bisnis, ada pula yang aktif di pemerintahan desa kepala desa, sehingga strategi ini cukup mendukung kedua aktivitas nafkah yang dijalankan. 6.1.4. Perubahan Orientasi Tindakan Ekonomi Aktor Individu dalam Aktivitas Nafkah Pengaturan-pengaturan tentang teknologi, organisasi sosial, dan aspek demografi pada aras komunitas, serta strategi pencapain pemenuhan kebutuhan pada aras rumah tangga, hanya akan bermakna jika dijadikan dasar oleh individu dalam mengorientasikan tindakannya. Tindakan ekonomi aktor dalam menjalankan aktivitas nafkah baik yang bertujuan untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga, maupun dalam menjaga keamanan penghidupan komunitas, selalu melibatkan kepentingan interest, kebiasaan-kebiasaan atau tradisi habits, dan emosi emotions. Bentuk-bentuk tindakan ekonomi, tipe tindakan, dan tipe rasionalitas aktor dapat dibedakan atas strata rumah tangga dan status didalam rumah tangga Tabel 6.6. Tabel 6.6. Bentuk-bentuk Tindakan Ekonomi, Proses Terbentuknya Tindakan, dan Tipe Rasionalitas Aktor dalam Aktivitas Nafkah Rumah Tangga Aktor Bentuk Tindakan Proses Terbentuknya Tipe Rasionalitas yang Bekerja Rumah Tangga Strata Bawah Suami nelayan penongkah 1. Menerima bantuan perumahan 1. Dari afectual action menjadi means- end rational action 1. Formal dominan; Substantif 2. Menongkah 2. Tarik menarik antara Value rational dan means-end rational 2. Substantif; Formal tergantung situasi dan kondisi 3. Melakukan aktivitas nafkah sampingan 3. Means-end rational action 3. Formal dominan; Substantif 4. Melakukan hubungan patronase 4. Tarik menarik antara Value rational dan means-end rational action 4. Substantif; Formal tergantung situasi dan kondisi 5. Pinjam-meminjam 5. Value rational 5. Substantif dominan; Formal 6. Menongkah di luar kondisi normal 6. Means-end rational action 6. Formal dominan; Substantif Istri 1. Melakukan aktivitas pengolahan ebi 1. Means-end rational 1. Formal dominan; Substantif 2. Menongkah saat musim kerang 2. Tarik menarik antara Value rational dan means-end rational action 2. Substantif ; Formal Anak 1. Membantu aktivitas nafkah rumah tangga 1. Means-end rational action 1. Formal dominan; Substantif Rumah Tangga Strata Menengah Suami Pedagang Pegumpul Kecil 1. Memasarkan kerang darah 1. Means-end rational action 1. Formal dominan; Substantif 2. Menginvestasikan aset dalam bidang pekerjaan sejenis 2. Means-end rational action 2. Formal dominan; Substantif 3. Menjalin hubungan patronase dengan nelayan penongkah 3. Tarik menarik antara value rational dan means-end rational action 3. Formal dominan; Substantif 4. Berjejaring dengan pedagang 4. Means-end rational action 4. Formal dominan; Substantif Aktor Bentuk Tindakan Proses Terbentuknya Tipe Rasionalitas yang Bekerja pengumpul besar 5. Berpartisipasi dalam even budaya Duano 5. Value rational action 5. Substantif; Formal tergantung situasi dan kondisi 6. Memberikan bantuan dana dalam even budaya Duano 6. Value rational action 6. Substantif dominan; Formal Istri 1. Menongkah saat musim kerang 1. Tarik menarik antara value rational dan means-end rational action 1. Substantif; Formal seimbang Rumah Tangga Strata Atas Suami Pedagang Pegumpul Besar 1. Memasarkan kerang darah 1. Means-end rational action 1. Formal dominan; Substantif 2. Menginvestasikan aset dalam bidang usaha yang berbeda 2. Means-end rational action 2. Formal dominan; Substantif 3. Berjejaring dengan pedagang pengumpul kecil 3. Means-end rational action 3. Formal dominan; Substantif 4. Memberikan pinjaman pada masa paceklik kepada nelayan penongkah 4. Value rational action 4. Substantif dominan; formal 5. Memberikan bantuan dana dalam even budaya Duano 5. Value rational action 5. Substantif dominan; Formal Sumber: Diolah dari Wawancara dan Pengamatan Bentuk-bentuk tindakan ekonomi aktor rumah tangga strata bawah Tindakan ekonomi aktor rumah tangga strata bawah dalam menjalankan aktivitas ekonomi lebih diorientasikan untuk bertahan hidup, sehingga tipe tindakan ekonomi yang dilakukan dapat berupa tindakan berdasarkan rasionalitas nilai value rational action, tindakan berdasarkan rasionalitas instrumental means-end rational action, maupun tarik ulur diantara keduanya. Bentuk-bentuk tindakan ekonomi bernafkah dari aktor nelayan penongkah suamiayah, adalah: 1. Menerima bantuan perumahan Tindakan ekonomi menerima bantuan perumahan dari pemerintah, merupakan upaya pemenuhan kebutuhan papan yang belum dapat terpenuhi dari aktivitas nafkah yang dijalankan. Tindakan ekonomi ini didorong oleh pemenuhan sarana benda material interest, sehingga rasionalitas yang paling dominan bekerja adalah rasionalitas formal. Tindakan ekonomi menerima bantuan perumahan ini, tidak serta merta muncul dalam bentuk tindakan yang berbasiskan rasionalitas instrumental means-end rational action . Tindakan menerima bantuan perumahan pada saat awal Suku Duano dimukimkan merupakan tindakan afektual non rasional. Bantuan rumah awalnya diterima karena ikatan emosional yang kuat di antara sesama Suku Duano untuk tetap hidup bersama, bukan karena kebutuhan akan rumah sebagai tempat tinggal. Semakin bertumbuhnya budaya hidup menetap, rumah sebagai tempat tinggal menjadi bagian dari kebutuhan dasar tangga yang harus dipenuhi oleh kepala keluarga suamiayah Suku Duano, pada saat itulah tindakan menerima bantuan perumahan menjadi tindakan ekonomi. 2. Menongkah Tindakan ekonomi aktor yang menjalankan aktivitas menongkah, dapat dikategorikan pada berbagai tipe tindakan tergantung situasi dan kondisi. Aktivitas menongkah pada awal Suku Duano hidup menetap di Muara Indragiri adalah tindakan yang diorientasikan untuk pemenuhan kebutuhan pangan material interest, sehingga rasionalitas formal bekerja lebih dominan. Selain material interest, bekerja pula aspek kebiasaan memanfaatkan sumberdaya yang bergerombol habits, sehingga aktor lebih memilih kerang darah daripada ikan-ikan muara. Tindakan yang beradasarkan rasionalitas instrumental means-end rational action ini, dalam perjalannya selalu diiringi oleh tindakan yang diorientasikan pada pencapaian nilai-nilai bersama komunitas ideal interest. Orientasi ideal interest dalam tindakan aktor tersebut didukung oleh ikatan emosional sesasama Suku Duano dan tradisi Suku Duano, yaitu berupa pengaturan-pengaturan nafkah di tingkat komunitas. Kegiatan yang berhubungan dengan upaya pengklaiman menongkah sebagai warisan budaya Duano, diorientasikan oleh aktor nelayan penongkah untuk pencapaian nilai- nilai ideal bersama. 3. Melakukan aktivitas nafkah sampingan Tindakan ekonomi aktor dalam melakukan aktivitas nafkah sampingan diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan yang belum tercapai dari aktivitas nafkah utama material interest, sehingga merupakan tindakan ekonomi yang berdasarkan rasionalitas instrumental means-end rational action. Rosionalitas formal bekerja lebih dominan dalam tindakan ekonomi aktor ini. 4. Melakukan hubungan patronase Tindakan ekonomi aktor dalam melakukan hubungan patronase diorientasikan untuk mendapat pinjaman selama proses produksi, maupun jaminan saat adanya kebutuhan yang tidak diduga. Jika dilihat dari tujuan utama hubungan patronase yang dibangun, tindakan aktor dalam kegiatan ini terkesan berorientasi material interest. Namun, hubungan ini tidak semata mewujud dalam tindakan-tindakan yang yang berorientasi profit, ikatan emosional dan personal yang tumbuh diantara aktor-aktor melahirkan pula tindakan berorientasi nilai bersama sesama Suku Duano. 5. Pinjam-meminjam Tindakan ekonomi aktor dalam melakukan kegiatan pinjam-meminjam adalah tindakan yang berdasarkan rasionalitas nilai untuk saling membantu. Rasionalitas substantif bekerja lebih dominan. Tindakan ini ditujukan untuk saling melindungi nafkah rumah tangga lain pada masa-masa sulit. 6. Menongkah di luar kondisi normal Tindakan ekonomi aktor dalam melakukan aktivitas menongkah di luar kondisi normal pada malam hari diorietasikan untuk memenuhi kebutuhan yang belum tercapai dari aktivitas nafkah pada situasi normal material interest, sehingga merupakan tindakan ekonomi yang berdasarkan rasionalitas instrumental means-end rational action . Rosionalitas formal bekerja lebih dominan dalam tindakan ekonomi aktor ini. Bentuk-bentuk tindakan ekonomi aktor anggota rumah tangga Suku Duano starata bawah yang lainnya, yaitu istri ibu dan anak adalah, adalah: 1. Ibu istri melakukan aktivitas pengolahan ebi Tindakan ekonomi aktor istri dalam melakukan aktivitas nafkah pengolahan ebi diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan yang belum tercapai dari aktivitas nafkah utama suami material interest, sehingga merupakan tindakan ekonomi yang berdasarkan rasionalitas instrumental means-end rational action . Rosionalitas formal bekerja lebih dominan dalam tindakan ekonomi aktor ini. 2. Ibu istri dan anak menongkah saat musim kerang Tindakan ekonomi aktor istri dan anak dalam melakukan aktivitas nafkah menongkah pada musim kerang merupakan tarik ulur antara pemenuhan kebutuhan material interest dan kebutuhan ideal interest. Selain diorientasikan untuk menambah pendapatan keluarga, juga bertujuan untuk mempertahankan nilai-nilai yang telah disepakti bersama untuk mempertahan menongkah sebagai aktivitas nafkah penciri Suku Duano. Rasionalitas yang mendasarinya adalah rasionalitas substantif dan rasionalitas formal. 3. Anak membantu aktivitas nafkah rumah tangga Tindakan ekonomi aktor anak dalam membantu aktivitas nafkah rumah tangga diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan yang belum tercapai dari aktivitas nafkah yang dijalankan ayah dan ibu. Tindakan ekonomi ini merupakan tindakan berdasarkan rasionalitas instrumental means-end rational action, dimana rasionalitas formal bekerja lebih dominan. Bentuk-bentuk tindakan ekonomi aktor rumah tangga strata menengah Tindakan ekonomi aktor rumah tangga strata menengah dalam menjalankan aktivitas ekonomi lebih diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan dasar rumah tangga, dan meningkat status sosial ke strata yang lebih tinggi. Bentuk-bentuk tindakan ekonomi bernafkah dari aktor pedagang pengumpul kecil, adalah: 1. Memasarkan kerang darah Tindakan ekonomi memasarkan kerang darah yang dilakukan oleh suami ayah dari rumah tangga Suku Duano strata menengah ini, merupakan upaya pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga dan kebutuhan lainnya material interest, sehingga rasionalitas yang paling dominan bekerja adalah rasionalitas formal. Rasionalitas formal yang bekerja diimbangi oleh ikatan emosional sesama Suku Duano, dan tradisi Duano. Sebelum menjalakan aktivitas nafkah sebagai pedagang pengumpul kecil untuk komoditas kerang darah, aktor adalah penongkah kerang darah bersama penongkah-penongkah kerang lainnya. 2. Menginvestasikan aset dalam bidang pekerjaan sejenis Tindakan ekonomi aktor dalam melakukan aktivitas nafkah ini adalah untuk memperluas usaha yang telah ada material interest, sehingga merupakan tindakan ekonomi yang berdasarkan rasionalitas instrumental means-end rational action. Rosionalitas formal bekerja lebih dominan dalam tindakan ekonomi aktor ini. 3. Menjalin hubungan patronase dengan nelayan penongkah Tindakan ekonomi aktor dalam melakukan hubungan patronase ini diorientasikan untuk mempertahankan usaha dan menjalin hubungan baik dengan nelayan penongkah. Meskipun tujuan akhir dalam kegiatan ini adalah material interest, namun hubungan ini tidak semata mewujud dalam tindakan-tindakan yang yang berorientasi profit. Ikatan emosional dan personal yang tumbuh diantara aktor-aktor melahirkan pula tindakan berorientasi nilai bersama sesama Suku Duano. 4. Berjejaring dengan pedagang pengumpul besar Tindakan ekonomi aktor dalam melakukan tindakan membangun jaringan dengan pedagang pengumpul besar diorientasikan untuk mempertahankan keberlanjutan usaha material interest. Tindakan ekonomi ini merupakan tindakan yang berdasarkan rasionalitas instrumental means-end rational action. Rasionalitas formal bekerja lebih dominan dalam tindakan ekonomi aktor ini. 5. Berpartisipasi dalam even budaya Duano Tindakan ekonomi aktor yang ikut berpartisipasi dalam aktivitas budaya Suku Duano, terkesan berorientasi nilai-nilai bersama ideal interest. Namun, Tindakan yang dilakukan juga berdasarkan kalkulasi ekonomi untuk mempertahankan keberlanjutan usaha, sehingga rasionalitas formal juga turut bekerja mengimbangi rasionalitas substantif. 6. Memberikan bantuan dana dalam even budaya Duano Tindakan ekonomi aktor memberikan bantuan dana dalam even-even budaya Duano merupakan tindakan yang berorientasi nilai ideal interest. Namun, Tindakan yang dilakukan juga berdasarkan kalkulasi ekonomi untuk mempertahankan keberlanjutan usaha, sehingga rasionalitas formal juga turut bekerja mengimbangi rasionalitas substantif. Bentuk tindakan ekonomi aktor anggota rumah tangga Suku Duano strata menengah yang lainnya istriibu, yaitu menongkah saat musim kerang. Tindakan ekonomi aktor istriibu dari rumah tangga strata menengah dalam melakukan aktivitas nafkah menongkah pada musim kerang merupakan tarik ulur antara pemenuhan kebutuhan material interest dan kebutuhan ideal interest. Selain diorientasikan untuk menambah pendapatan keluarga, juga bertujuan untuk mempertahankan nilai-nilai yang telah disepakti bersama untuk mempertahan menongkah sebagai aktivitas nafkah penciri Suku Duano. Rasionalitas yang mendasarinya adalah rasionalitas substantif dan rasionalitas formal. Bentuk-bentuk tindakan ekonomi aktor rumah tangga strata atas Tindakan ekonomi aktor rumah tangga strata atas dalam menjalankan aktivitas ekonomi lebih diorientasikan menuhi kebutuhan dasar rumah tangga, dan untuk mengakumulasikan modal kepada bidang usaha-usaha yang lebih beragam. Bentuk-bentuk tindakan ekonomi bernafkah dari aktor pedagang pengumpul besar, adalah: 1. Memasarkan kerang darah Tindakan ekonomi memasarkan kerang darah yang dilakukan oleh suami ayah dari rumah tangga Suku Duano strata atas ini, merupakan upaya pemenuhan kebutuhan pokok rumah tangga dan kebutuhan lainnya material interest, sehingga rasionalitas yang paling dominan bekerja adalah rasionalitas formal. 2. Menginvestasikan aset dalam bidang usaha lain Tindakan ekonomi aktor dalam melakukan aktivitas nafkah ini adalah untuk memperluas usaha yang telah ada material interest, sehingga merupakan tindakan ekonomi yang berdasarkan rasionalitas instrumental means-end rational action. Rasionalitas formal bekerja lebih dominan dalam tindakan ekonomi aktor ini. 3. Memberikan pinjaman kepada nelayan penongkah pada saat paceklik Tindakan ekonomi aktor dalam menolong nelayan penongkah ini diorientasikan menjalin hubungan baik dengan nelayan penongkah. Meskipun tujuan akhir dalam kegiatan ini adalah ideal interest, namun tindakan yang dilakukan juga berdasarkan kalkulasi ekonomi untuk mempertahankan keberlanjutan usaha, sehingga rasionalitas formal juga turut bekerja mengimbangi rasionalitas substantif. 4. Berjejaring dengan pedagang pengumpul kecil Tindakan ekonomi aktor dalam melakukan tindakan membangun jaringan dengan pedagang pengumpul kecil diorientasikan untuk mempertahankan keberlanjutan usaha material interest. Tindakan ekonomi ini merupakan tindakan yang berdasarkan rasionalitas instrumental means-end rational action. Rasionalitas formal bekerja lebih dominan dalam tindakan ekonomi aktor ini. 5. Menjadi donatur dalam even budaya Duano Tindakan ekonomi aktor yang ikut membantu pendanaan even-even budaya budaya Suku Duano, berorientasi nilai-nilai bersama ideal interest. Namun, Tindakan yang dilakukan juga berdasarkan kalkulasi ekonomi untuk mempertahankan keberlanjutan usaha, sehingga rasionalitas formal juga turut bekerja mengimbangi rasionaltas substantif. 6. Memberikan bantuan dana dalam even budaya Duano Tindakan ekonomi aktor berupa memberikan bantuan dana dalam even-even budaya Duano merupakan tindakan yang berorientasi nilai ideal interest. Namun, Tindakan yang dilakukan juga berdasarkan kalkulasi ekonomi untuk mempertahankan keberlanjutan usaha, sehingga rasionalitas formal juga turut bekerja mengimbangi rasionalitas substantif. Tindakan ekonomi aktor dapat berubah dipengaruhi oleh lingkungan di mana aktivitas nafkah berlangsung. Orientasi tindakan ekonomi bernafkah nelayan penongkah pada saat berlimpah kerang dapat berbeda dengan saat tidak berlimpah kerang. Meskipun pada kedua situasi, rasionalitas substantif bekerja lebih dominan, namun orientasi tindakan ekonomi nelayan penongkah pada masa tidak melimpah kerang lebih berorientasi pasar daripada untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi sendiri. Sementara itu pada saat melimpah kerang, orientasi tindakan nelayan penongkah justru tidak terlalu diorientasikan pemaksimuman keuntungan, tetapi diorientasikan pula pada tujuan-tujuan bersama komunitas. Perubahan orientasi tindakan aktor dapat pula dikaitkan dengan perubahan rezim pengusaanpengelolaan sumberdaya alam, strategi nafkah komunitas, dan strategi nafkah rumah tangga. Perubahan orientasi tindakan dan rasionalitas aktor individu Suku Duano pada beberapa rezim berdasarkan strata rumah tangga Tabel 6.7 menunjukkan bahwa orientasi tindakan aktor yang pada awalnya pada masa pra kemerdekaan dan awal orde lama sama untuk semua anggota rumah tangga dan komuntas yaitu diorientasikan untuk pemenuhan kebutuhan dasar bersama orentasi subsisten, bergeser menjadi beragamnya orientasi tindakan berdasarkan strata rumah tangga sejak akhir orde lama sampai orde reformasi. Berbagai bentuk tindakan ekonomi aktor dalam aktivitas nafkah yang beragam jika dikelompokkan akan menjadi tindakan yang berorientasi subsistensi dan tindakan yang berorientasi komersial. Tindakan ekonomi aktor rumah tangga strata bawah pada masa akhir orde lama dan orde baru maupun pada masa orde reformasi lebih didominasi oleh orientasi subsistensi daripada orientasi komersial, namun pada masa reformasi orientasi komersial semakin meningkat. Tindakan ekonomi aktor rumah tangga strata menengah dan strata atas pada masa setelah akhir orde lama sampai dengan orde reformasi diorientasikan pada tujuan komersial, namun tindakan yang dilakukan tidak semata-mata means-end rational action value rational action tetap ada. Tindakan menjalin hubungan patronase dan berpartisipasi dalam even-even budaya Duano, diorientasikan pada nilai-nilai bersama dan juga untuk keberlangsungan bisnis dalam jangka panjang. Pertimbangan-pertimbangan ekologis dan kultural menguat pada tindakan ekonomi aktor rumah tangga strata menengah dan atas pada masa orde reformasi. Tabel 6.7. Perubahan Orientasi Tindakan dan Rasionalitas Aktor Berdasarkan Strata Rumah Tangga pada Beberapa Rezim Strata Rumah Tangga Orientasi Tindakan dan Rasionalitas Aktor Duano pada Beberapa Rezim Pra Kemerdekaan dan Awal Orde Lama Akhir Orde Lama dan Orde Baru Orde Reformasi Bawah  Traditional action dan Value rational action  Orientasi subsisten  Rasionalitas substantif lebih dominan  Tarik menarik antara value rational action dan means-end rational action  Orientasi subsisten dominan dari komersial  Bekerja rasionalitas substantif dan formal  Tarik menarik antara value rational Action dan means-end rational action  Orientasi subsisten dominan, namun orientasi komersial meningkat  Bekerja rasionalitas substantif dan formal  Pertimbangan ekologis dan kultural menguat Menengah  Means-end rational action dan value rational action  Orientasi komersial  Bekerja rasionalitas formal dan substantif  Means-end rational action dan value rational action  Orientasi komersial  Bekerja rasionalitas formal dan substantif  Muncul pertimbangan ekologis dan kultural Atas  Means-end rational action dan value rational action  Orientasi komersial  Bekerja rasionalitas formal dan substantif  Means-end rational action dan value rational action  Orientasi komersial  Bekerja rasionalitas formal dan substantif  Muncul pertimbangan ekologis dan kultural Sumber: Diolah dari Wawancara dan Pengamatan

6.2. Posisi dan Peran Ekonomi

Menongkah Tumbuhnya budaya bernafkah baru dalam kehidupan Suku Duano sub bab 5.2 dan perubahan sistem penghidupan Suku Duano sub bab 6.1 menunjukkan bahwa aktivitas nafkah Suku Duano pada berbagai aras selalu terkait dengan aktivitas menongkah. Budaya bernafkah baru Suku Duano yang tumbuh pada lingkungan bio-fisik muara, adalah dengan memanfaatkan sumberdaya kerang darah yang melimpah di hamparan lumpur muara dengan teknik menongkah. Mekanisme, taktik, dan cara komunitas Suku Duano dalam mengorganisasikan sistem penghidupan pada aras komunitas, adalah dengan melembagakan menongkah ke dalam kehidupan komunitas dan membuat klaim bahwa menongkah adalah warisan budaya Duano. Strategi rumah tangga Suku Duano dalam mempertahankan kehidupan dan penghidupannya, meningkatkan derajat kehidupan, serta memperluas bidang usaha bisnis, adalah dengan menjadikan menongkah sebagai pusat dari aktivitas nafkah rumah tangga baik secara langsung maupun tidak langsung. Hal tersebut menunjukkan bahwa menongkah memiliki posisi yang penting dalam penghidupan Suku Duano pada semua aras kehidupan. Seberapa penting dan sejauh mana menongkah diposisikan dalam sistem penghidupan dan budaya bernafkah Suku Duano, dapat dilihat dan ditelusuri lebih jauh melalui posisi dan peran menongkah dalam struktur nafkah rumah tangga, organisasi sosial nafkah, dan budaya bernafkah Suku Duano. 6.2.1. Posisi Menongkah dalam Struktur Nafkah, Organisasi Sosial Nafkah, dan Budaya Bernafkah Suku Duano Struktur nafkah rumah tangga Suku Duano dapat dilihat dari komposisi nafkah rumah tangga, distribusi pendapatan rumah tangga, dan struktur pendapatan rumah tangga. Komposisi nafkah rumah tangga dapat dikelompokkan berdasarkan basis nafkah utama natural dan fisikal kapital, proses berlangsungnya aktivitas nafkah terus menerusutama dan sampingan. Distribusi pendapatan rumah tangga dapat dilihat dari sebaran pendapat rumah tangga berdasarkan strata rumah tangga dan basis nafkah rumah tangga. Struktur pendapatan rumah tangga dapat dilihat dari sumbangan setiap bentuk aktivitas nafkah terhadap total pendapatan rumah tangga. Komposisi nafkah rumah tangga Suku Duano yang diwakili oleh 32 rumah tangga yang dikaji Tabel 6.4, menunjukkah bahwa kegiatan nafkah utama dan nafkah sampingan dari rumah tangga Suku Duano berbasiskan perairan. Semua 100 rumah tangga n=32 di lokasi studi Panglima Raja n=19, Concong Luar n=13 menjalankan nafkah utama yang berbasiskan perairan. Sebagian besar rumah tangga Panglima Raja=94,7, Concong Luar=92,3 menjalankan aktivitas nafkah sampingan yang berbasiskan perairan Gambar 6. 2. Gambar 6. 2. Komposisi Nafkah Rumah Tangga Suku Duano Penelusuran lebih jauh menunjukkan bahwa aktivitas nafkah sampingan yang berbasis daratan Panglima Raja=5,3, Concong Luar=7,7, hanya dilakukan oleh rumah tangga Suku Duano dari strata atas, sedangkan untuk strata menengah dan bawah keseluruhannya berbasis perairan. Komposisi pendapatan rumah tangga strata atas terdiri dari aktivitas nafkah yang berbasiskan perairan dan daratan baik di Panglima Raja, maupun Concong Luar, sedangkan rumah tangga strata menengah dan bawah pendapatan rumah tangga hanya bersumber dari aktivitas nafkah yang berbasiskan perairan. Distribusi pendapatan rumah tangga mencerminkan bagaimana sebaran setiap basis nafkah pada setiap strata rumah tangga. Proporsi sumbangan pendapatan rumah tangga strata atas dari aktivitas nafkah yang berbasiskan perairan adalah 89,6 di Panglima Raja dan 90,9 di Concong Luar. Sedangkan proporsi sumbangan pendapatan rumah tangga strata menengah dan strata bawah di kedua lokasi penelitian dari aktivitas nafkah yang berbasiskan perairan sebesar 100 Gambar 6. 3. 100 100 92,3 94,7 7,7 5,3 20 40 60 80 100 120 Concong Luar Panglima Raja Concong Luar Panglima Raja Kegiatan nafkah utama Kegiatan Nafkah Sampingan Basis Perairan Basis Daratan Gambar 6. 3. Distribusi Pendapatan Rumah Tangga Suku Duano Menurut Strata Bentuk-bentuk aktvitas nafkah yang berbasis perairan yang dijalankan oleh Suku Duano di kedua lokasi penelitian adalah menongkah, penangkapan ikan, pengolahan hasil perikanan, pemasaran hasil perikanan, perkapalan, dan transportasi air. Aktivitas nafkah yang dominan dilakukan oleh rumah tangga strata bawah adalah menongkah, transportasi air dan penangkapan ikan, sedangkan rumah tangga strata menengah dan atas adalah pemasaran hasil perikanan 0. - 3,2 77,1 - 3,2 84,9 100,0 96,8 - 100,0 96,8 - - 20,0 40,0 60,0 80,0 100,0 120,0 Atas M enengah Baw ah Atas M enengah Baw ah Concong Luar Panglima Raja Transportasi Air Perkapalan Pemasaran Hasil Perikanan Pengolahan Hasil Perikanan Penangkapan ikan M enongkah Struktur Pendapatan Rumah Tangga Duano Berbasis Perairan Menongkah merupakan aktivitas nafkah utama rumah tangga Suku Duano yang dilakukan sepanjang tahun. Dalam satu bulan aktivitas menongkah berkisar 90,9 100 100 89,6 100 100 9,1 10,4 84 86 88 90 92 94 96 98 100 102 A ta s M e n e n g a h B a w a h A ta s M e n e n g a h B a w a h Concong Luar Panglima Raja Basis Dar atan Basis Per air an antara 14 sampai dengan 26 hari. Setiap hari minggu aktivitas menongkah tidak dilakukan, karena pedagang pengumpul dan tauke yang sebagian besar adalah etnis China tidak membeli hasil tangkapan nelayan pada hari minggu. Satu hari aktivitas ini dilakukan 3 sampai 5 jam, dilakukan pada saat air laut surut, aktivitas menongkah biasa dilakukan pada pagi sampai sore hari. Meskipun di lokasi ini air laut surut 2 kali dalam 24 jam pada malam hari umumnya nelayan Duano tidak melakukan aktivitas ini, kecuali beberapa rumah tangga yang mengembangkan teknik menongkah dalam kondisi gelap. Salah satu strategi survival rumah tangga strata bawah adalah dengan mengembangkan teknik menongkah di malam hari atau di waktu gelap. Stok kerang darah di alam melimpah pada bulan Maret sampai dengan Juni, mulai berkurang pada bulan Juli sampai oktober. Musim hujan dan pasang air laut yang tinggi pada bulan November sampai Februari menyebabkan aktivitas menongkah hanya dapat dilakukan 3 sampai 4 hari dalam seminggu. Bulan November sampai Februari sering disebut sebagai musim susah kerang, bukan karena stok di alam yang berkurang drastis, tetapi karena kerang yang berada di alam tidak terlalu sering diambil nelayan. Sifat biologis kerang darah yang memijah sepanjang tahun, menyebabkan pada bulan November sampai Februari sebagai bulan-bulan pemulihan stok di alam. Seorang nelayan dapat mengumpulkan kerang dari aktivitas menongkah dalam sehari berkisar antara 15 kg sampai 30 kg. Biaya yang dikeluarkan nelayan dalam sekali operasi penangkapan adalah sekitar Rp45.000,- yang digunakan untuk biaya transportasi ke lokasi menongkah, biaya pembelaian karung, dan konsumsi. Harga kerang darah kualitas A ukuran cangkang diatas 5 cm ditingkat produsen pada saat musim melimpah kerang berkisar Rp4.000,- sampai Rp5.000, per kg, pada saat sedang berkisar Rp5.000,- sampai Rp6.000, per kg, dan pada saat paceklik dapat mencapai Rp6.500 per kg. Harga kerang darah kualitas B ukuran diameter cangkang antara 3-5 cm ditingkat produsen pada saat musim melimpah kerang berkisar Rp3.000,- sampai Rp4.000, per kg, pada saat sedang berkisar Rp4.500,- sampai Rp5.000, per kg, dan pada saat paceklik dapat mencapai Rp6.000 per kg. Harga kerang darah kualitas C ukuran diameter cangkang dibawah 3 cm biasa dijual di pasar lokal dan antar warga desa dengan harga berkisar Rp2.000,- sampai Rp2.500, per kg, harga tidak terlalu jauh berbeda antara saat musim dan tidak musim kerang. Kerang dengan kualitas A digunakan untuk memenuhi permintaan pasar antar Kabupaten dan antar Provinsi. Kerang darah kualitas ini biasa dipasarkan sampai ke Kota Pekanbaru, Tembilahan, dan Batam. Kerang dengan kualitas B digunakan untuk memenuhi permintaan pasar dalam Kabupaten Indragiri Hilir saja, khususnya pasar Tembilahan. Harga kerang darah di pasar Tembilahan berkisar Rp7.500,- sampai Rp8.500 per kg, di pasar Pekanbaru dan Batam berkisar Rp10.000,- sampai Rp11.000 per kg. Rantai pemasaran kerang darah hasil dari aktivitas menongkah adalah seperti Gambar 6. 4. ` Gambar 6. 4. Rantai Pemasaran Kerang Darah dari Hasil Aktivitas Menongkah Berdasarkan komposisi nafkah rumah tangga, distribusi pendapatan rumah tangga, dan struktur pendapatan rumah tangga Suku Duano menunjukkan menongkah menempati posisi sentral dalam struktur nafkah rumah tangga Duano. Menongkah sebagai bentuk aktivitas nafkah menempati posisi utama dalam struktur nafkah rumah tangga strata bawah, karena merupakan aktivitas nafkah utama yang dijalankan suami ayah dan menjadi aktivitas nafkah sampingan anggota rumah tangga lainnya ibuistri dan anak. Menongkah sebagai aktivitas yang menghasilkan komoditas kerang darah, menempati posisi penting dalam keberlanjutan bisnis pemasaran kerang darah yang dilakukan pedagang pengumpul di tingkat lokal, penampung di Tembilahan, pengecer di Tembilahan, Pekanbaru. Organisasi sosial nafkah Suku Duano pada aras komunitas yang terdiri dari pengaturan produksi, distribusi, dan konsumsi bertujuan untuk menata pemilikan, penguasaan, pemanfaatan, dan penggunaan sumberdaya nafkah komunitas. Posisi menongkah di dalam organisasi sosial nafkah Suku Duano dapat dilihat dari pengaturan-pengaturan yang melibatkan atau menyangkut aktivitas menongkah. Sejak Suku Duano hidup menetap dan mengembangkan budaya bernafkah sebagai penangkappengumpul sumberdaya perikanan muara, pengaturan- pengaturan distribusi dan konsumsi pada aras komunitas tidak lagi dilakukan, dan diserahkan kepada masing-masing rumah tangga. Sehingga posisi menongkah dalam organisasi nafkah Suku Duano dapat dilihat dari pengaturan produksi saja. Beberapa pengaturan yang di dalamnya terdapat aktivitas menongkah adalah pengaturan produksi bersama, yaitu: 1. Pengaturan wilayah penangkapan “... Hamparan lumpur yang menjadi lokasi menongkah merupakan sumber nafkah bersama masyarakat desa, khususnya Suku Duano. Tidak diperkenankan meninggalkan atau membuang sampah remah di lokasi menongkah, serta tidak diperbolehkan pula menancapkan kain hitam di lokasi ini misalnya untuk memberi tanda lokasi yang banyak kerangnya...” 2. Pengaturan waktu penangkapan Nelayan Tongkah Suku Duano Penampung agen di Tembilahan Pedagang Pengumpul lokal kecil dan besar Pengecer Tembilahan Pengecer Batam Pengecer Pekanbaru Konsumen Tembilahan Konsumen Konsumen Batam “...Tidak menongkah di hari Minggu menjadi kebiasaan Suku Duano yang tumbuh dari pola hubungan pemasaran kerang darah ...” 3. Pengaturan alat penangkapan “... Mempertahankan menongkah sebagai cara mengumpulkan kerang ...” 4. Pengaturan jenis dan ukuran komoditas “... Kerang darah yang berukuran dibawah 1 cm tidak boleh diambil dan harus dibiarkan besar terlebih dahulu ...” Pengaturan wilayah penangkapan, pengaturan waktu penangkapan, pengaturan alat penangkapan, serta pengaturan jenis dan ukuran komoditas merupakan pengaturan pokok dalam organisasi sosial nafkah yang berbasiskan perairan. Organisasi sosial nafkah Suku Duano pada aras komunitas selalu memasukkan aktivitas menongkah dalam pengaturan-pengaturan pokok tersebut. Hal tersebut menunjukkan bahwa posisi penting pengaturan aktivitas monongkah dibandingkan dengan aktivitas nafkah lainnya. Budaya bernafkah atau budaya yang tumbuh dari aktivitas subsisten terdiri dari teknologi, organisasi sosial, dan aspek demografi. Posisi menongkah dalam budaya bernafkah Suku Duano dapat dilihat dari ketiga aspek tersebut. Menongkah dapat dikatakan sebagai inti dari budaya bernafkah Suku Duano, jika teknologi bernafkah dan organisasi sosial bernafkah, serta kebudayaan non material tumbuh dari aktivitas ini. Teknologi bernafkah Suku Duano yang tumbuh dan berkembang dari aktivitas menongkah adalah: 1. Peralatan mengumpulkan kerang, yaitu papan tongkah 2. Teknik meluncur di hamparan lumpur sambil mengumpulkan kerang, yaitu menongkah. Organisasi sosial bernafkah Suku Duano yang tumbuh dan berkembang dari aktivitas menongkah adalah Peraturan Desa Panglima Raja 01PERDESPRX2005 tentang Partisipasi pengelolaan sumberdaya perikanan. Salah satu pengaturan yang berkaitan dengan aktivitas menongkah adalah menyangkut fishing ground bagi aktivitas menongkah. Selain perdes terdapat pula organisasi kemasyarakatan yang muncul yaitu Kerukunan Keluarga Besar Masyarakat Duano KKBMD. Visi dan misi KKBMD sangat berkait erat dengan aktivitas menongkah, yaitu pengklaiman menongkah sebagai warisan budaya Duano dan memperjuangkan adanya pengakuan hak ulayat atas hamparan lumpur tempat aktivitas menongkah. Kebudayaa non material yang tumbuh dari aktivitas menongkah adalah tarian menongkah, lomba mengumpulkan kerang dengan teknik menongkah, cerita rakyat “Anak-anak Duano Menangkap Para Pencuri Kerang”, dan lomba surving di lumpur menggunakan papan tongkah. Upaya untuk menumbuh-kembangkan kebudayaan non material tersebut adalah melalui pesta rakyat festival menongkah dan sosialisasi tradisi lisan denden dan buku bacaan anak. Beberapa aspek budaya bernafkah tersebut menunjukkan bahwa posisi menongkah adalah inti dari kebudayaan Suku Duano yang sedang tumbuh. Semakin beragam bentuk-bentuk kebudayaan yang tumbuh dan berkembang dari aktivitas subsistensi suatu masyarakat, semakin diarahkan aktivitas tersebut sebagai inti budaya. Semakin hilang bentuk-bentuk kebudayaan yang berkaitan dengan suatu aktivitas nafkah, mengindikasikan budaya bernafkah baru akan segera tumbuh.

6.2.2. Peran Ekonomi Menongkah pada Keberlanjutan Nafkah dan

Integrasi Sosial Suku Duano Peran menongkah tentunya sangat berkait erat dengan posisi menongkah. Posisi menongkah yang penting dalam penghidupan Suku Duano, berperan pula dalam menjaga keberlanjutan penghidupan atau nafkah mereka dan menjaga integrasi sosial Suku Duano. Peran penting menongkah pada keberlanjutan nafkah yang paling utama adalah sebagai basis sistem penghidupan Suku Duano. Peran menongkah dapat diuraikan lebih jauh, yaitu: 1. Menongkah merupakan sumberdaya nafkah utama bagi Suku Duano. 2. Menongkah merupakan bagian terpenting dari pengaturan nafkah bersama Suku Duano dalam menjamin dan menjaga akses yang besar pada sumberdaya ekosistem muara. 3. Menongkah merupakan bagian terpenting dari strategi nafkah Suku Duano pada aras rumah tangga. 4. Aktivitas menongkah menjadi penyumbang utama dalam struktur nafkah rumah tangga Suku Duano. 5. Tindakan ekonomi aktor anggota rumah tangga sebagian besar diorientasikan pada aktivitas nafkah yang berbasis menongkah. Posisi sentral menongkah di dalam struktur nafkah rumah tangga sekaligus menunjukkan peran penting menongkah dalam struktur nafkah rumah tangga Suku Duano. Peran aktivitas menongkah dalam penghidupan rumah tangga Suku Duano strata bawah adalah menjaga keberlanjutan dan keamanan batas-batas subsistensi. Lebih dari ¾ bagian struktur pendapatan rumah tangga strata bawah Panglima Raja 84,9, Concong Luar 77,1, 0 bersumber dari aktivitas menongkah. Jika terjadi gangguan atau guncangan dalam aktivitas menongkah dapat dibayangkan apa yang akan terjadi dengan rumah tangga Duano strata bawah tersebut, mereka dapat collapse atau membutuhkan pemulihan ekonomi rumah tangga yang serius. Peran penting aktivitas menongkah dalam penghidupan rumah tangga Suku Duano strata menengah dan strata atas adalah merupakan aktivitas yang menyediakan dan menjaga stok natural kapital bagi aktivitas nafkah mereka. Jika terjadi gangguan atau guncangan dalam aktivitas menongkah, maka akan mengakibatkan gangguan pada stok natural kapital kerang darah pada aktivitas nafkah rumah tangga strata menengah dan atas pedagang pengumpul kerang darah. Ekonomi rumah tangga strata menengah dan strata atas mungkin tidak akan sampai jatuh terlalu dalam collapse, namun rantai pemasaran kerang darah yang cukup panjang Gambar 6. 4 dapat menyebabkan masalah yang serius pada bisnis mereka. Lembaga-lembaga pemasaran yang berada di Tembilahan, Pekanbaru, dan Batam tentunya akan melakukan komplain atas gangguan pasokan kerang darah. Peran menongkah pada integrasi sosial Suku Duano, yaitu: 1. Menongkah menjadi pemandu tindakan aktor anggota rumah tangga suamiayah, istriibu, anak dalam menguasai teknikkeahliaan dasar yang mencirikan orang Duano. 2. Menongkah menjaga nilai-nilai kebersamaan Suku Duano: tolong-menolong, saling berbagi, menjaga dan melindungi livelihood place bersama. 3. Menongkah merupakan bagian utama dari pengaturan wilayah, waktu, dan alat penangkapan, serta jenis dan ukuran komoditas SDA muara. 4. Menongkah merupakan bagian dari upaya memperkuat identitas ke-Duano-an dan warisan budaya Duano. 5. Menongkah sebagai bagian penting dari even-even budaya Duano.

6.3. Keberlanjutan dan Kerentanan Nafkah Suku Duano

6.3.1. Konteks Kerentanan dan Keberlanjutann Nafkah

Konteks kerentanan nafkah Suku Duano dapat dikategorikan menjadi: tekanan dari faktor eksternal komunitas yang bersifat jangka panjang dan skala luas trends; goncangan yang datang dalam waktu cepat yang menganggu sumber-sumber penghidupan shock, dan gangguan atau tekanan yang sifatnya musiman seasonality. Sumber-sumber kerentanan penghidupan Suku Duano sebagaimana yang telah dibahas pada bagian 5.1 adalah perubahan sosiokultural dan perubahan ekologikal yang mulai berlangsung sejak mereka hidup menetap di Muara Indragiri. Perubahan rezim penguasaan sumberdaya alam dan masuknya pasar berkaitan erat pula dengan perubahan lingkungan yang dimaksud. Perubahan sosial, ekonomi, budaya, ekologi, dan politik yang berlangsung sekaligus menjadi konteks bagi ketahanan nafkah Suku Duano Tabel 6.8. Salah satu perubahan kualitas ekosistem muara Indragiri yang berkaitan dengan kerentanan dan ketahanan nafkah Suku Duano adalah rusaknya hutan mangrove yang diindikasikan oleh kerapatan hutan yang semakin jarang bahkan dalam kondisi mengkhawatirkan. Pemanfaatan mangrove secara tidak terkontrol dapat menyebabkan kurusakan ekosistem yang lebih masif, diantaranya mempercepat pendangkalan, erosi, berkurangnya lahan bagi udang dan ikan untuk berkembang biak, berkurangnya penghalang pantai dari hantaman gelombang, dan ikut berkontribusi pada pemanasan global dan naiknya muka air laut. Kerusakan mangrove memiliki kaitan dengan konteks kerentanan jangka pendek dan jangka panjangluas. Perubahan ekosistem di hulu sungai dan sepanjang DAS Indragiri berupa konversi hutan menjadi perkebunan dan penebanganpemanfaatan hutan secara tidak terkontrol sebagaimana yang telah dibahas pada bagian 5.1.2, telah menyebabkan terjadinya penurunan kualitas perairan sungai dan muara, banjir, pendangkalan sungai, dan kekeruhan sungai meningkat. Perubahan ini juga menjadi sumber-sumber kerentanan penghidupan Suku Duano dalam jangka pendek dan jangka panjangluas. Tabel 6.8. Sumber-sumber Kerentanan Penghidupan Suku Duano Dimensi Konteks Kerentanan Jangka Pendek Jangka Panjang dan Luas Natural  Penebangan mangrove secara liar  Naiknya permukaan air laut  Banjir yang membawa material kayu dan sampah dari hulu sungai  Perkembangan teknologi penangkapan ikan  Penggunaan teknik illegal fishing bom, putas  Tekanan penduduk Suku Duano dan non Suku Duano  Penurunan kualitas perairan yang disebabkan oleh limbah industri dan rumah tangga Sosial  Perebutan sumberdaya dengan pengusaha songko bermesin Ekonomi  Fluktuasi harga BBM  Ekspansi perusahaan perikanan internasional  Fluktuasi nilai tukar rupiah  Gaya hidup konsumptif  Fluktuasi harga komoditas perikanan, khususnya kerang darah  Peluang-peluang pekerjaan di sektor industri  Krisis Ekonomi Politik  Kebijakan, program, dan proyek pembangunan yang tidak berbasis keberlanjutan penghidupan pedesaan  Krisis Kepemimpinan Sumber-sumber kerentanan penghidupan Suku Duano dapat pula disebabkan oleh cara atau teknik pemanfaatan sumberdaya perikanan di ekosistem sungai maupun muara, seperti penggunaan teknik yang dilarang bom, putas, listrik, pukat harimau, songko bermesin dan penangkapan ikan dengan teknologi modern. Teknik illegal fishing akan berpengaruh langsung dalam jangka pendek, yaitu berupa matinya ikan-ikan yang masih berukuran kecil, rusaknya tumbuhan air, dan terkontaminasinya hewan-hewan deposit feeder kerang, siput, lokan. Penggunaan illegal fishing juga dapat memicu konflik antar nelayan. Perkembangan teknologi penangkapan ikan modern dapat menjadi konteks kerentanan penghidupan Suku Duano dalam jangka panjang. Jika teknologi penangkapan modern yang digunakan hanya ditujukan untuk pencapaian keuntungan ekonomi semata, tanpa mempertimbangkan aspek keberlanjutan sumberdaya perikanan, maka kerusakan yang terjadi justru lebih parah dari penggunaan illegal fishing. Sebagaimana yang pernah terjadi selama revolusi biru, yaitu overfishing. Selain itu nelayan tradisional dipaksa untuk bersaing dengan perusahan-perusahan perikanan besar bahkan yang berskala internasional. Domensi kerentanan ini dapat pula diikuti oleh kebijakan pemerintah yang lebih