Ikhtisar: Perubahan Lingkungan, Adaptasi semi-natural, dan Tumbuhnya Budaya Bernafkah Baru
Sumberdaya Nafkah
Rezim Penguasaan Sumberdaya Alam Pra Kemerdekaan
NKRI Ker. Johor-Malaka Ker. Siak-Indragiri
Orde Lama Orde Baru
Orde Reformasi
8. Skill dan pengetahuan pertukangan
9. Pengetahuan tentang pelestarian ekosistem
muara-pantai
Sosial kapital
1. Norma resiprositas dalam komunitas batin
2. Tolong-menolong dan saling berbagi
produksi, distribusi, konsumsi
3. Pengabdian pada negarakerajaan
1. Norma resiprositas dalam komunitas batin
2. Tolong-menolong dan saling berbagi
produksi, distribusi, konsumsi
3. Pengabdian pada negarakerajaan
1. Norma resiprositas dalam komunitas batin
2. Tolong-menolong dan saling berbagi
produksi, distribusi, konsumsi
3. Pinjam-meminjam 1. Tolong menolong dalam
proses produksi khusus menongkah
2. Pinjam meminjam orang-perorang
3. Ikatan personal antara nelayan-tauke
4. Membangun jejaring bisnis antara pedagang
pengumpul lokal kecil- pedagang pengumpul
besar 1. Tolong menolong
dalam proses produksi khusus menongkah
2. Pinjam meminjam orang-perorang
3. Ikatan personal antara nelayan-tauke
4. Membangun jejaring bisnis antara pedagang
pengumpul lokal kecil- pedagang pengumpul
besar
5. Membangun kelompok usaha bersama dan
kelompok pengelola dan pengawas
sumberdaya
Finansial kapital
--- ---
1. Bantuan dari negara 1. Bantauan dari negara
2. Pinjamankredit bank 3. Pinjaman koperasi
4. Pinjaman dari tauke 1. Bantauan dari negara
2. Bantuan dari swastaperusahaan
3. Bantuan dari LSMdonatur
4. Pinjamankredit bank 5. Pinjaman KUB
6. Pinjaman dari tauke
Sumberdaya Nafkah
Rezim Penguasaan Sumberdaya Alam Pra Kemerdekaan
NKRI Ker. Johor-Malaka Ker. Siak-Indragiri
Orde Lama Orde Baru
Orde Reformasi
Kombinasi Sumberdaya
Nafkah
1. Mengutamakan natural kapital, human kapital,
dan sosial kapital. 2. Kombinasi
pemanfaatan sumberdaya nafkah
sama untuk semua anggota komunitas
batin
3. Finansial kapital tidak dibutuhkan
1. Mengutamakan natural kapital, human kapital,
dan sosial kapital. 2. Kombinasi
pemanfaatan sumberdaya nafkah
sama untuk semua anggota komunitas
batin
3. Finansial kapital tidak dibutuhkan
1. Mengkombinasikan semua sumberdaya
nafkah 2. Kombinasi pemanfaatan
sumberdaya nafkah sama untuk semua
anggota komunitas batin 3. Pemanfaatan kerang
darah untuk konsumsi 4. Finansial kapital dari
negara mulai dikenal 1. Mengkombinasikan
semua sumberdaya nafkah
2. Kombinasi pemanfaatan sumberdaya nafkah mulai
beragam tergantug masing-masing rumah
tangga, pemanfaatan kerang darah semakin
lama semakin dominan
3. Finansial kapital semakin dibutuhkan
4. Stok natural kapital terganggu
5. Kondisi fisikal kapital mengkhawatirkan
1. Mengkombinasikan semua sumberdaya
nafkah 2. Kombinasi pemanfaatan
sumberdaya nafkah mulai beragam
tergantug masing- masing rumah tangga,
pemanfaatan kerang darah sangat dominan
3. Finansial kapital semakin dibutuhkan
4. Pegaturan pemanfaatan natural kapital pada aras
komunitas khusus produksi
5. Upaya perlindungan terhadap fisikal kapital
pada aras komunitas 6. Human kapital yang
berkaitan dengan sektor jasa semakin
dibutuhkan
Sumber: Diolah dari Wawancara dan Data Sekunder
Gambar 6. 1. Perubahan Kombinasi Sumberdaya Nafkah Suku Duano
NK FisK
FinK HK
SK
Akhir Orde Lama dan Orde baru
HK SK
FisK FinK
NK
Orde Reformasi
FisK
NK HK
SK
Pra Kemerdekaan dan Awal Orde Lama
Keterangan: NK = Natural Kapital
FisK = Fisikal Kapital SK = Sosial Kapital
HK = Human Kapital FinK = Finansial Kapital
= Kombinasi sumberdaya nafkah terpenting dalam aktivitas nafkah = Kombinasi sumberdaya nafkah pendukung dalam aktivitas nafkah
FinK
Human kapital merupakan sumberdaya nafkah yang digunakan Suku Duano untuk melakukan proses produksi, antara lain tenaga kerja, skill, pengetahuan, dan
kekuatan fisik. Tenaga kerja pada masa pra kemerdekaan dan pada awal orde lama merupakan tenaga kerja untuk melakukan produksi bersama dalam satu komunitas
batin, sedangkan pada akhir orde baru sampai saat ini merupakan tenaga kerja yang melakukan proses produksi di setiap rumah tangga. Tenaga kerja yang akan
melakukan proses produksi harus memiliki skill, pengetahuan, dan kemampuan fisik yang memadai. Skill dan pengetahuan yang dibutuhkan pada masa pra
kemerdekaan adalah yang berkaitan dengan kemampuan untuk bertahan hidup di lingkungan laut yang keras dan berburu ikan, sedangkan pada masa setelah itu
dibutuhkan pula skill dan pengetahuan tentang menongkah kerang, pertukangan, pengolahan hasil perikanan, dan pemasaran hasil perikanan.
Skill dan pengetahuan tentang perikanan modern diperkenalkan pula pada Suku Duano, antara lain teknik penangkapan ikan dan budidaya udangkerang.
Skill dan pengetahuan tersebut diperkenalkan pada masa orde baru dan orde reformasi. Setelah masa orde reformasi skill dan pengetahuan tentang pelestarian
lingkungan hidup menjadi penting bagi Suku Duano untuk dapat mempertahankan keberlanjutan penghidupan dan kehidupan mereka. Selain skill dan pengetahuan,
ketahanan fisik merupakan modal penting bagi Suku Duano, baik ketika masih hidup di rumah perahu maupun saat ini.
Modal sosial yang dibangun dan dikembangkan oleh Suku Duano pada masa pra kemerdekaan adalah saling memberi antara sesama anggota komunitas
batin norma resiprositas, tolong-menolong dan saling berbagi dalam proses produksi, distribusi, konsumsi, serta memperkuat hubungan dengan
negarakerajaan melalui pengabdian. Norma resiprositas, tolong-menolong, dan saling berbagi dalam satu komunitas batin masih tetap kuat sampai dengan awal
orde lama. Perubahan sistem ekologi dan sosial yang mencolok sejak masa orde baru, modal sosial tersebut tergantikan oleh tolong-menolong dalam proses
produksi saja khususnya menongkah, pinjam meminjam orang-perorang, ikatan personal antara nelayan-tauke, membangun jejaring bisnis antara
pedagang pengumpul lokal kecil-pedagang pengumpul besar, membangun kelompok usaha bersama, serta kelompok pengelola dan pengawas sumberdaya.
Suku Duano tidak membutuhkan finansial kapital pada masa pra kemerdekaan. Proses produksi, distribusi, dan konsumsi bersama pada aras
komunitas batin cukup bagi Suku Duano untuk menjaga keberlanjutan penghidupan mereka. Perubahan pola hidup dari berrpindah-pindah ke hidup
menetap mengenalkan Suku Duano pada kebutuhan finansial kapital dalam menjalankan aktivitas nafkah. Bentuk-bentuk finansial kapital seperti bantauan
dari negara, bantuan dari swastaperusahaan, bantuan dari LSMdonatur, pinjamankredit bank, pinjaman KUB, dan pinjaman dari tauke, tidak asing lagi
bagi Suku Duano saat ini.
Kombinasi sumberdaya nafkah yang dipilih oleh Suku Duano dalam mengembangkan aktivitas nafkah mengalami perubahan dari masa ke masa
Gambar 6. 1. Suku Duano lebih mengandalkan natural kapital, human kapital dan sosial kapital pada masa pra kemerdekaan. Kondisi fisikal kapital yang masih
sangat mendukung keberlangsungan natural kapital yang mereka manfaatkan, tidak terlalu menyita perhatian besar dalam menjalankan aktivitas nafkah.
Meskipun finansial kapital telah dikenalkan sejak orde lama, penggunaan sumberdaya nafkah ini baru dilakukan oleh Suku Duano pada masa orde baru.
Begitu pula pentingnya penataan dan pengelolaan fisikal kapital dalam aktivitas nafkah, baru dirasakan Suku Duano pada masa-masa orde baru. Kombinasi
sumberdaya nafkah yang dilakukan Suku Duano pada masa pra kemerdekaan, berada pada aras komunitas batin. Kombinasi tersebut berlaku sama untuk semua
anggota komunitas, baik dalam proses produksi, distribusi, maupun konsumsi.
Suku Duano mengkombinasikan semua sumberdaya nafkah sejak akhir orde lama sampai saat ini. Penggunaan finansial kapital dan penataan fisikal kapital
meskipun telah dilakukan pada masa orde lama, namun belum terlalu merubah pola kombinasi natural kapital, human kapital, dan sosial kapital yang telah
dilakukan sebelumnya. Kombinasi pemanfaatan sumberdaya nafkah masih sama untuk semua anggota komunitas batin. Pemanfaatan kerang darah telah mulai
dilakukan pada masa orde lama ini, tujuan pemanfaatan adalah untuk konsumsi komunitas batin.
Kombinasi pemanfaatan sumberdaya nafkah tidak lagi sama untuk setiap rumah tangga, berlangsung sejak Suku Duano hidup menetap. Masing-masing
rumah tangga melakukan pilihan kombinasi sesuai dengan human kapital yang mereka miliki, finansial kapital yang dapat mereka akses, dan sosial kapital yang
dapat mereka bangun. Terganggunya stok natural kapital dan kondisi fisikal kapital yang menurun pada masa orde baru, ikut mendorong terjadinya perbedaan
kombinasi sumberdaya nafkah diantara anggota komunitas Suku Duano. Pemanfaatan kerang darah pada masa orde baru terus meningkat, tujuan
pemanfaatan tidak lagi hanya sebatas untuk konsumsi, tetapi juga untuk dipasarkan.
Finansial kapital dan penataan fisikal kapital menjadi semakin penting disamping ketiga sumberdaya nafkah lainnya pada masa orde reformasi. Keahlian
dan pengetahuan tentang finansial menjadi bagian penting dalam proses pemilihan kombinasi sumberdaya nafkah, begitu pula keahlian dan pengetahuan tentang
pemeliharaanpelestarian lingkungan bio-fisik. Upaya perlindungan terhadap fisikal kapital dan pengaturan pemanfaatan natural kapital pada aras komunitas
kembali dibangkitkan pada masa orde reformasi ini. Perbedaannya dengan yang dilakukan pada masa pra kemerdekaan adalah pengaturan hanya untuk produksi
saja, sedangkan distribusi dan konsumsi diserahkan pada masing-masing rumah tangga. Perlindungan terhadap fisikal kapital khususnya untuk lumpur muara,
karena sangat berkaitan erat dengan keberadaan dan keberlanjutan kehidupan kerang darah. Kerang darah pada orde reformasi semakin menjadi modal alamiah
yang sangat penting bagi Suku Duano.
Perubahan kombinasi sumberdaya nafkah yang dibangun oleh Suku Duano menyebabkan adanya perbedaan strategi nafkah pada aras komunitas, aras rumah
tangga, dan aras individu. Suku Duano yang hanya mengenal dua strata atau pelapisan selama mereka hidup sebagai pengembara laut, yaitu berdasarkan
keturunan ascribed status ikut mengalami perubahan. Perbedaan strategi nafkah pada aras rumah tangga berkaitan dengan adanya perbedaan kepemilikan fisikal
kapital dan finansial kapital. Sebagaimana yang terlihat pada Gambar 6.
1
, kombinasi sumberdaya nafkah lebih mengutamakan kombinasi finansial kapital,
fisikal kapital, dan natural kapital pada masa orde reformasi. Strata sosial yang
pada awalnya hanya bersumber dari human kapital, dimana terdapat perbedaan skill dan pengetahuan yang mencolok antara ketua batin dan anggota komunitas
batin, bergeser pada perbedaan penguasaanpemilikan alat-alat produksi dan saving yang lebih tinggi.
Jika dikaitkan dengan kepemilikan fisikal kapital dan finansial terdapat minimal 3 strata rumah tangga Suku Duano saat ini, yaitu: 1 Lapisan yang
memiliki dan menguasai armada berukuran besar dan alat penangkapan modern, dapat memberikan pinjaman jaminan finansial kepada rumah tangga lain pada
masa paceklik, dan memiliki saving cukup besar uang, rumah, kebun, armada penangkapan; 2 Lapisan yang memiliki dan menguasai armada berukuran
sedang, dapat memberikan pinjaman finansial untuk satu kali siklus produksi kepada rumah tangga lain, dan saving tidak terlalu besar uang, rumah, armada
penangkapan; 3 Lapisan yang memiliki dan menguasai armada berukuran kecil, membutuhkan dukungan finansial dari pihak lain selama proses produksi dan
paceklik. Sumber-sumber status sosial dalam kehidupan Suku Duano semakin beragam sejak hidup menetap di Muara Indragiri Tabel 6.2. Stratifikasi
berdasarkan finansial kapital dan fisikal kapital tersebut berkaitan erat dengan strategi nafkah pada aras rumah tangga akan dianalis pada bagian 6.1.3.
Tabel 6.2. Sumber-sumber Utama Status Sosial dan Pelapisan Sosial Suku
Duano Sumber
Status Sosial Lapisan Sosial
Bawah Menengah
Atas
1. Keturunan Bukan Ketua
Batin Bukan Ketua
Batin Ketua Batin
2. Kepemilikan Aset Produksi Armada
tangkap Perahu dayung
Perahu motor, pompong getek
Kapal motor Alat tangkap
alat bantu penangkapan
Pancing, rawai, tongkah
Jaring insang Jaring insang
Non Perikanan --
-- Kebun kelapa,
rumah walet, toko
3. Kepemilikan Aset Non
Produksi Sepeda, rumah
bantuan PKMT Sepeda motor,
rumah panggung semi permanen
Sepeda motor, Rumah
panggung permanen
4. Jenis Pekerjaan Nelayan
penongkah Pedagang
pengumpul lokal kecil
Pedagang pengumpul
besar, kepala desa
5. Pendidikan SD
SLTP SLTA ke atas
Sumber: Diolah dari Wawancara