V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Rembang
Total Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kabupaten Rembang pada tahun 2008 berdasarkan harga konstan 2000 sebesar Rp 2.093,41 milyar,
nilai ini naik jika dibandingkan tahun 2007 sebesar Rp 1.999,95 milyar dan tahun 2006 sebesar Rp 1.926,56 milyar. Perubahan nilai PDRB secara keseluruhan
menunjukkan pertumbuhan ekonomi positif. Sektor atau usaha yang memberikan kontribusi terbesar bagi PDRB pada tahun 2000-2008 adalah sektor pertanian.
Nilai PDRB terendah adalah dari sektor listrik, gas dan air bersih. Dominasi sektor pertanian begitu menonjol dari tahun-ketahun.
Tabel 5.1. PDRB Kabupaten Rembang Berdasarkan Harga Konstan 2000 Milyar Rupiah.
No. Sektor Perekonomian
2000 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 1
Pertanian 765.93
806.77 837.02
839.93 882.05
899.63 942.46
948.52 977.60
2 Pertambangan dan
Penggalian 25.86
28.30 30.20
33.71 36.00
39.10 41.35
42.05 43.90
3 Industri Pengolahan
57.37 63.29
64.71 66.67
69.65 73.25
77.12 81.79
84.63 4
Listrik, Gas dan Air Bersih
5.89 6.17
6.45 6.66
6.88 7.06
7.54 8.27
8.73 5
Bangunan 108.24
115.00 118.60
123.04 128.45
136.30 146.40
157.86 171.17
6 Perdagangan, Hotel dan
Restoran 236.22
244.78 252.85
274.83 288.99
304.63 322.56
342.83 356.08
7 Angkutan dan
Komunikasi 75.34
76.57 81.64
86.58 91.11
95.09 100.65
106.31 111.95
8 Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan 38.00
38.53 39.24
40.32 42.01
43.89 44.91
46.26 48.22
9 Jasa-Jasa
202.45 204.31
206.41 214.66
217.66 226.61
243.58 266.06
291.14 Total
1,515.30 1,583.73
1,637.14 1,686.41
1,762.80 1,825.56
1,926.56 1,999.95
2,093.41 Sumber: BPS Kabupaten Rembang, 2008.
5.2. Kontribusi Sumbangan Masing-masing Sektor Ekonomi Kabupaten Rembang
5.2.1. Sumbangan Masing-masing Sektor Ekonomi Kabupaten Rembang
Sektor pertanian merupakan sektor dominan penyumbang PDRB Kabupaten Rembang, dimana rata-rata sumbangan terhadap PDRB Kabupaten
Rembang pada tahun 2000-2008 sebesar 49,42 persen kemudian diikuti oleh sektor perdagangan hotel dan restoran sebesar 16.31 persen dan sektor jasa-jasa
sebesar 12.91 persen. Sektor listrik, gas dan air bersih merupakan sektor yang memberikan sumbangan terendah terhadap PDRB Kabupaten Rembang, tetapi hal
itu tidak bisa dijadikan kesimpulan bahwasanya sektor listrik, gas dan air bersih ini merupakan sektor yang perlu dikembangkan. Karena sebagaimana yang kita
ketahui listrik dan air bersih ini merupakan kebutuhan yang tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan saat ini. Adapun data sumbangan masing-masing sektor
terhadap PDRB Kabupaten Rembang pertahun pada tahun 2000-2008 dapat dilihat pada Tabel 5.2..
Tabel 5.2. Sumbangan Masing-masing Sektor Terhadap PDRB Kabupaten Rembang Tahun 2000-2008 dalam persen.
Sumber: BPS Kabupaten Rembang, 2008. diolah. No.
Sektor Perekonomian 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
rata- rata
1 Pertanian
50.55 50.94
51.13 49.81
50.04 49.28
48.92 47.43
46.70 49.42
2 Perdagangan, Hotel dan
Restoran 15.59
15.46 15.44
16.30 16.39
16.69 16.74
17.14 17.01
16.31 3
Jasa-Jasa 13.36
12.90 12.61
12.73 12.35
12.41 12.64
13.30 13.91
12.91 4
Bangunan 7.14
7.26 7.24
7.30 7.29
7.47 7.60
7.89 8.18
7.49 5
Angkutan dan Komunikasi 4.97
4.83 4.99
5.13 5.17
5.21 5.22
5.32 5.35
5.13 6
Industri Pengolahan 3.79
4.00 3.95
3.95 3.95
4.01 4.00
4.09 4.04
3.98 7
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
2.51 2.43
2.40 2.39
2.38 2.40
2.33 2.31
2.30 2.38
8 Pertambangan dan
Penggalian 1.71
1.79 1.84
2.00 2.04
2.14 2.15
2.10 2.10
1.99 9
Listrik, Gas dan Air Bersih 0.39
0.39 0.39
0.40 0.39
0.39 0.39
0.41 0.42
0.40
5.2.2 Analisis
Location Quotien LQ
Analisis LQ ini akan memperlihatkan sektor mana yang merupakan sektor basis mempunyai nilai surplus dan sektor non basis tidak mempunyai nilai
surplus. Berdasarkan Tabel 5.3 pada tahun 2008 dapat kita lihat secara berurutan sektor basis di Kabupaten Rembang dari yang terbasis adalah sektor pertanian
2,34, sektor pertambangan dan penggalian 1,90, sektor bangunan 1,42, sektor jasa-jasa 1,32 dan sektor angkutan dan komunikasi 1,05. Sektor industri
pengolahan, sektor listrik gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor keuangan dan jasa perusahaan termasuk sektor non
basis karena mempunyai nilai LQ 1, yang berarti juga sektor-sektor tersebut tidak mempunyai surplus. Rata-rata nilai LQ dari tahun 2000-2008 sektor
pertanian menunjukkan nilai 2,33 dan merupakan sektor terbasis dalam perekonomian Kabupaten Rembang. Hal ini menunjukkan bahwasanya ada
surplus sektor pertanian di Kabupaten Rembang dan hal inilah yang menyebabkan sumbangan sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Rembang dominan.
Peningkatan sektor industri pengolahan dapat dilakukan dengan penambahan jumlah industri pengolahan yang terkait dengan sektor pertanian.
Tabel 5.3. Location Quotien LQ
Sumber: BPS Kabupaten Rembang, 2008. diolah.
5.3. Pertumbuhan Sektor Perkonomian Kabupaten Rembang
5.3.1. Analisis Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Rembang dan Provinsi Jawa Tengah Pertahun
Pertumbuhan sektor-sektor perekonomian Kabupaten Rembang pertahun pada tahun 2001-2008, semua sektor perekonomian Kabupaten Rembang
menunjukkan angka yang positif positive growth. Pada tahun 2001 pertumbuhan paling tinggi terjadi pada sektor Industri Pengolahan 10,31, sektor
pertambangan dan pengalian pada tahun 2002-2005 merupakan sektor perekonomian yang tumbuh paling tinggi. Sedangkan pada tahun 2006, 2007 dan
2008 sektor perekonomian yang tumbuh paling tinggi secara berturut-turut adalah sektor jasa-jasa 7,49, sektor listrik, gas dan air bersih 9,77 dan sektor jasa-
jasa 9,43. Selama tahun 2000-2008 rata-rata pertumbuhan Kabupaten Rembang
adalah sebesar 3,18 persen dan mempunyai kecenderungan meningkat. sektor bangunan mempunyai rata-rata pertumbuhan tertinggi 7,90 dan rata-rata
pertumbuhan sektor pertanian terendah 3,18.
LOCATION QUOTIENT LQ Kabupaten Rembang 2000-2008
No. Sektor Perekonomian
LQ KABUPATEN REMBANG 2000 - 2008 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
Rata- rata
Nominal 1
Pertanian 2.22 2.29 2.27 2.37 2.38
2.36 2.38
2.37 2.34 2.33
+ 2
Pertambangan dan Penggalian 1.78 1.78 1.85 1.99 2.08 2.11 1.93
1.88 1.90 1.92
+ 3
Bangunan 1.56 1.56 1.46 1.36 1.33 1.34 1.36 1.39 1.42
1.42 +
4 Jasa-Jasa
1.52 1.30 1.40 1.27 1.23 1.24 1.23 1.28 1.32
1.31 +
5 Angkutan dan Komunikasi
1.10 1.03 1.04 1.07 1.08 1.07 1.06 1.05 1.04
1.06 +
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
0.69 0.71 0.72 0.76 0.79 0.79
0.79 0.80 0.80 0.76
- 7
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 0.66 0.65 0.65 0.66 0.67 0.68 0.65 0.64
0.62 0.65
- 8
Listrik, Gas dan Air Bersih 0.51 0.53 0.50 0.52 0.50 0.47 0.47
0.49 0.50 0.50
- 9
Industri Pengolahan 0.12
0.13 0.12 0.12 0.12 0.12
0.13 0.13 0.13
0.12 -
Tabel 5.4. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Rembang pertahun
Sumber: BPS Kabupaten Rembang, 2008.
Berbeda halnya dengan pertumbuhan sektor perekonomian yang ada di Kabupaten Rembang yang semua sektornya pada tahun 2001-2008 menunjukkan
pertumbuhan yang positif positive growth. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2001, 2002 dan 2003 terdapat sektor dengan pertumbuhan negatif. Pada tahun
2001 sektor perdagangan, hotel dan restoran sempat tecatat mempunyai pertumbuhan yang negatif -0,97 persen, tetapi pada tahun-tahun berikutnya
sektor perdagangan, hotel dan restoran ini menunjukkan pertumbuhan yang positif dengan rata-rata pertumbuhan pada tahun 2002-2008 tercatat sebesar 4,72 persen.
Tercatat pada tahun 2002 pertumbuhan -6,05 persen dimiliki oleh sektor jasa-jasa dimana pertumbuhan sektor jasa-jasa pada tahun sebelum dan sesudah
mempunyai pertumbuhan yang positif. Pakar klimatologi menyatakan bahwasanya terjadi gejala pengunduran
musim hujan pada awal tahun 2003 yang disebabkan oleh elnino sehingga mengakibatkan beberapa sentra padi terancam mengalami kekeringan, hal ini
diperkuat dengan pendapat ahli klimatologi menyatakan kekeringan yang terjadi
No. Sektor Perekonomian
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Rembang dalam persen 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 Rata-
rata 1
Pertanian 5.33
3.75 0.35
5.01 1.99
4.76 0.64
3.18 3.18
2 Pertambangan dan Penggalian
9.45 6.72
11.60 6.80
8.60 5.75 1.69
6.79 6.79
3 Industri Pengolahan
10.31 2.25
3.02 4.47
5.17 5.28
6.06 5.11
5.11 4
Listrik, Gas dan Air Bersih 4.76
4.41 3.36
3.30 2.60 6.71
9.77 6.28
6.28 5
Bangunan 6.25
3.13 3.74
4.40 6.11
7.41 7.83
7.90 7.90
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
3.63 3.30
8.69 5.15
5.41 5.89 6.28
4.01 4.01
7 Angkutan dan Komunikasi
1.64 6.62
6.05 5.23
4.37 5.85
5.62 6.63
6.63 8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.40
1.85 2.75
4.18 4.48 2.32
3.01 4.62
4.62 9
Jasa-Jasa 0.92
1.03 4.00
1.40 4.11 7.49
9.23 7.56
7.56 Laju pertumbuhan rata-rata sektor perekonomian
4.85 3.67
4.84 4.44
4.76 5.72 5.57 5.31
3.18
pada saat itu merupakan kekeringan hidrologis ,menurut sumber dari http:www.litbang.deptan.go.idberitaone58
. Kurangnya curah hujan pada musim sebelumnya berakibat pada hidrologis
lahan pada musim kemarau pada tahun 2003, bahkan tercatat waduk-waduk besar seperti Jatiluhur dan Kedungombo mengalami penurunan drastis, karena memang
kemarau pada saat itu lebih kering dari bisaanya. Karena hal tersebut jugalah yang menyebabkan pertumbuhan sektor pertanian Provinsi Jawa Tengah pada tahu
2003 mengalami pertumbuhan -2,05 persen dan kembali meningkat pertumbuhannya positif pada tahun-tahun sesudahnya. Sedangkan untuk
pertumbuhan masing-masing sektor perekonomian Provinsi Jawa Tengah pertahun pada tahun 2001-2008 dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5. Pertumbuhan PDRB JawaTengah Pertahun Tahun 2000-2008 dalam persen.
No. Sektor Perekonomian
Laju Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jawa Tengah 2001
2002 2003
2004 2005
2006 2007
2008 1
Pertanian 1.12
4.95 -2.05
5.33 4.61
3.60 2.78
5.09 2
Pertambangan dan Penggalian 8.18
3.13 5.51
2.73 9.28
15.41 6.23
3.83 3
Industri Pengolahan 4.14
5.46 5.49
6.41 4.80
4.52 5.56
4.50 4
Listrik, Gas dan Air Bersih 0.55
11.83 0.45
8.65 10.78
6.49 6.72
4.76 5
Bangunan 5.13
10.56 12.92
7.84 6.88
6.10 7.21
6.54 6
Perdagangan, Hotel dan Restoran -0.97
1.85 5.24
2.45 6.05
5.85 6.54
5.10 7
Angkutan dan Komunikasi 7.63
5.30 5.91
4.67 7.34
6.63 8.07
7.52 8
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 1.84
2.35 2.80
3.78 5.00
6.55 6.81
7.81 9
Jasa-Jasa 17.45
-6.05 16.46
5.58 4.75
7.89 6.71
7.66 Laju pertumbuhan rata-rata
5.01 4.38
5.86 5.27
6.61 7.00
6.29 5.87
Sumber: BPS Provinsi Jawa Tengah, 2008.
5.3.2. Analisis Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Rembang dan Provinsi Jawa Tengah Pada Rentang Tahun 2000-2008
Pada rentang waktu 2000-2008 sektor perekonomian yang memiliki tingkat pertumbuhan terbesar di Kabupaten Rembang adalah sektor pertambangan
dan galian dengan pertumbuhan 69,76 persen. Sektor perekonomian dengan pertumbuhan terendah secara berurutan adalah sektor pertanian sebesar 27,64
persen dan sektor dengan pertumbuhan terendah adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan sebesar 26,89 persen. Meskipun sektor pertanian
mempunyai pertumbuhan terendah kedua setelah sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan tapi bisa dilihat bahwasanya nilai perubahan sektor pertanian ini
masih mendominasi nilai total perubahan PDRB Kabupaten Rembang ini. Rata- rata pertumbuhan pertahun PDRB Kabupaten Rembang selama delapan tahun
adalah sebesar Rp 64,24 milyar atau sebesar 46,81 persen. Di Provinsi Jawa Tengah terjadi pertumbuhan yang positif pada semua
sektor perekonomiannya pada rentang waktu 2000-2008 ditunjukkan pada Tabel 5.6. dengan pertumbuhan rata-rata masing-masing sektor perekonomiannya 56,00
persen, sedangkan pertumbuhan total PDRB Provinsi Jawa Tengah Ra pada rentang waktu tersebut sebesar 46,28 persen, hal ini berarti pada kurun waktu
tersebut pertumbuhan ekonomi Provinsi Jawa Tengah naik dengan rasio 0,46. Dimana sektor industri pengolahan memberikan kontribusi terbesar dalam
perubahan total PDRB Provinsi Jawa Tengah ini yaitu sebesar Rp 17.470, 7 milyar. Sektor dengan petumbuhan tertinggi di Provinsi Jawa Tengah adalah
sektor bangunan dan kontruksi yang tercatat mempunyai pertumbuhan sebesar 83,33 persen. Sektor pertanian merupakan sektor dengan pertumbuhan terendah di
Provinsi Jawa Tengah dengan nilai sebesar 0.28. Rata-rata pertumbuhan pertahun Provinsi Jawa Tengah selama delapan tahun adalah Rp 10.617,8 milyar.
Tabel 5.6. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Rembang dan Provinsi Jawa Tengah Selama 8 Tahun dari tahun 2000-2008
Sumber: BPS Kabupaten Rembang dan Provinsi Jawa Tengah, 2008. diolah.
5.3.3. Analisis Shift Share Kabupaten Rembang
Analisis shift share terdiri dari tiga komponen yaitu Komponen pertumbuhan Provinsi Jawa Tengah sektor i di Kabupaten Rembang N
ij
, komponen pertumbuhan proporsional PP, dan komponen pertumbuhan pangsa
wilayah PPW. Pengaruh pertumbuhan perekonomian Provinsi Jawa Tengah mampu
menambah pertumbuhan perekonomian Rembang sebesar 701,35 milyar rupiah. Sektor pertanian sebesar Rp 354,51 milyar, hal ini berarti apabila terjadi
perubahan kebijakan Provinsi Jawa Tengah atau pertumbuhan Provinsi Jawa Tengah maka sektor pertanian jika dibanding dengan sektor yang lain adalah
sektor yang paling terpengaruh diikuti oleh sektor angkutan dan komunikasi sebesar Rp. 109,33 milyar.
Pertumbuhan Proporsional PP menggambarkan tentang kecepatan pertumbuhan, semakin tinggi nilai positif PP maka semakin cepat
pertumbuhannya. Pertumbuhan proporsional sektor perekonomian Kabupten
No Sektor Perekonomian
Pertumbuhan PDRB Kab. Rembang
Pertumbuhan PDRB Provinsi Jawa Tengah
Milyar Persen
Milyar Persen
1 Pertanian
211.67 27.64
7,359.9 28.17
2 Pertambangan dan galian
18.04 69.76
750.9 68.24
3 Industri Pengolahan
27.26 47.52
17,470.7 48.95
4 Listrik, Gas dan Air Minum
2.84 48.22
536.8 61.85
5 Bangunan dan Konstruksi
62.93 58.14
4,385.1 83.33
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
119.86 50.74
9,560.9 36.68
7 Angkutan dan Komunikasi
36.61 48.59
3,476.2 67.09
8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
10.22 26.89
1,877.4 43.25
9 Jasa Lainnya
88.69 43.81
7,671.2 76.17
Total 578.12
38.15 53,089.1
46.28 Rata-rata Pertumbuhan pertahun
64.24 46.81
10,617.8 56.00
Rembang secara keseluruhan pada waktu pengamatan menunjukkan kontribusi yang negatif sebesar Rp 38,16 milyar. Nilai PP sektor pertanian adalah negatif Rp
138,73 milyar dan merupakan nilai terendah jika dibandingkan dengan sektor- sektor lainnya Tabel 5.7, hal ini berarti sektor pertanian mempunyai laju
pertumbuhan yang paling lambat. Sektor jasa dan lainnya merupakan sektor yang memiliki nilai PP terbesar yaitu sebesar Rp 60,51 milyar.
Pertumbuhan Pangsa Wilayah PPW ini memberikan gambaran tentang dayasaing, semakin tinggi nilai PPW maka semakin tinggi dayasaingnya. Secara
keseluruhan pengaruh Pertumbuhan Pangsa Wilayah Selama masa pengamatan menunjukkan kontribusi negatif sebesar 85,07 milyar rupiah. Hanya terdapat dua
sektor dengan nilai PPW ≥ 0, yaitu sektor Pertambangan dan galian 0,39 milyar
rupiah serta sektor perdangan, hotel dan jasa perusahaan 33,21 milyar rupiah, hal ini berarti hanya sektor pertambangan dan galian serta sektor perdagangan,
hotel dan Jasa perusahaan saja yang mempunyai keunggulan komparatif. Bedasarkaan analisis Shift Share bahwa perkembangan sektor
perekonomian di Kabupaten Rembang dibanding dengan Provinsi Jawa Tengah selama waktu pengamatan telah menunjukkan peningkatan produksi total Dij
sebesar Rp 578,12 milyar. Peningkatan nilai produksi total ini dipengaruhi positif oleh pengaruh pertumbuhan sektor perekonomian provinsi Nij sebesar 701,35
milyar rupiah, dan dipengaruhi negatif oleh Pertumbuhan Proporsional PP dan Pertumbuhan Pangsa wilayah sebesar 38,16 milyar rupiah dan 85,07 milyar
rupiah.
Tabel 5.7. Hasil Analisis Shift Share Perekonomian Kabupaten Rembang.
No Sektor Perekonomian
Nij PP
PPW Dij
1 Pertanian
354.51 -138.73
-4.11 211.67
2 Pertambangan dan galian
11.97 5.68
0.39 18.04
3 Industri Pengolahan
26.55 1.53
-0.82 27.26
4 Listrik, Gas dan Air Minum
2.73 0.92
-0.80 2.84
5 Bangunan dan Konstruksi
50.10 40.09
-27.27 62.93
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
109.33 -22.69
33.21 119.86
7 Angkutan dan Komunikasi
34.87 15.67
-13.93 36.61
8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
17.59 -1.15
-6.22 10.22
9 Jasa Lainnya
93.70 60.51
-65.53 88.69
TOTAL 701.35
-38.16 -85.07
578.12 Sumber: BPS Kabupaten Rembang dan Provinsi Jawa Tengah, 2008. diolah.
5.3.4. Profil
Pertumbuhan Sektor-sektor
Perekonomian Kabupaten
Rembang
Profil pertumbuhan sektor-sektor perekonomian Kabupaten Rembang seperti terlihat pada Gambar 5.1, dimana sektor pertambangan dan galian
termasuk kedalam kuadran I, ini bisa diartikan bahwasanya sektor pertambangan ini mempunyai laju pertumbuhan yang cepat dan berdayasaing. Sektor
perdagangan dan hotel merupakan sektor yang mempunyai pertumbuhan cepat tapi tidak berdayasaing kuadran II. Sektor pertanian dan sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan ini termasuk kedalam kuadran III dimana sektor- sektor yang ada didalamnya merupakan sektor yang mempunyai pertumbuhan
lambat dan tidak berdayasaing. Sektor yang mempunyai pertumbuhan lambat tetapi berdayasaing termasuk dalam kuadran IV, dimana sektor industri
pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum, sektor angkutan dan komunikasi, sektor bangunan dan konstruksi serta sektor jasa lainnya masuk didalamnya.
Gambar 5.1. Profil Pertumbuhan Sektor-sektor Perekonomian Kabupaten Rembang Tahun 2000-2008.
Berdasarkan profil pertumbuhan sektor perekonomian Kabupaten Rembang dapat dibedakan menjadi sektor progresif yang berada pada wilayah
bagian atas garis diagonal dan sektor yang tidak progresif berada pada wilayah bagian bawah garis diagonal, atau disebut juga sebagai Pergeseran Bersih PB.
Sektor progresif terdiri dari : a.
Kuadran I dimana nilai PP + dan PPW +. Sektor pertambangan masuk dalam kelompok ini.
b. Setengah bagian atas kuadran II, dimana PP + PPW -. Sektor
perdagangan, hotel dan restoran masuk dalam kelompok ini. c.
Setengah bagian atas kuadran IV, dimana PP - PPW +. Sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor angkutan
dan komunikasi serta sektor bangunan dan kontruksi masuk dalam kelompok ini.
Sektor pertanian memiliki nilai Pergeseran Bersih PB terendah Rp - 146,38 milyar dan merupakan sektor perekonomian yang paling tidak progresif
dalam perekonomian Kabupaten Rembang. Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan serta sektor jasa lainnya termasuk sektor yang tidak progresif karena
mempunyai nilai PB yang negatif, untuk perhitungan urutan sektor progresiftidak progresif bisa dilihat pada tabel 5.8.
Tabel 5.8. Nilai Pergeseran Bersih.
No Sektor Perekonomian
PB +-
1 Pertanian
-146.38 -
2 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
-7.37 -
3 Jasa Lainnya
-5.02 -
4 Listrik, Gas dan Air Minum
0.11 +
5 Industri Pengolahan
0.71 +
6 Angkutan dan Komunikasi
1.74 +
7 Pertambangan dan galian
6.07 +
8 Perdagangan, Hotel dan Restoran
10.53 +
9 Bangunan dan Konstruksi
12.83 +
Sumber: BPS Kabupaten Rembang dan Provinsi Jawa Tengah, 2008. diolah.
5.3.5. Analisis Model Rasio Pertumbuhan MRP Perekonomian Kabupaten
Rembang.
Analisis Model rasio Pertumbuhan ini menjelaskan sektor-sektor apa yang tingkat pertumbuhannya di Kabupaten Rembang lebih tinggi dominan
dibandingkan pertumbuhan Provinsi Jawa Tengah. Pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Rembang lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan sektor
pertanian di Provinsi Jawa Tengah. Sektor yang mempunyai pertumbuhannya di Kabupaten Rembang lebih tinggi dibandingkan pertumbuhannya di Provinsi Jawa
Tengah adalah sektor pertambangan dan penggalian serta sektor perdagangan dan restoran.
Tabel 5.9. Model Rasio Pertumbuhan MRP.
Sektor Perekonomian RPs
Riil Nominal
Perdagangan, Hotel dan Restoran 1.383322
+ Pertambangan dan Penggalian
1.022248 +
Pertanian 0.980949
- Industri Pengolahan
0.970784 -
Listrik, Gas dan Air Bersih 0.779677
- Angkutan dan Komunikasi
0.724323 -
Bangunan 0.697691
- Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
0.621771 -
Jasa-Jasa 0.575084
- Sumber: BPS Kabupaten Rembang dan Provinsi Jawa Tengah, 2008. diolah
5.4. Analisis Sektor Unggulan
Sektor unggulan adalah sektor yang mempunyai hasil nilai lebih atau positif terbanyak dalam berbagai alat analisis yang digunakan. Analisis Overlay
digunakan untuk mengambil sebuah kesimpulan dengan menggabungkan beberapa alat analisis. Sedangkan untuk hal ini analisis overlay yang digunakan
dengan menggabungkan hasil analisis Shift Share, hasil analisis MRP dan hasil analisis LQ.
Tabel 5.10. Analisis Overlay Sektor Perekonomian Kabupaten Rembang Tahun 2000-2008
Sektor Perekonomian PB
RPS LQ
Kecenderungan Pertambangan dan Penggalian
+ +
+ Progresif, Tumbuh Dominan, Surplus
Perdagangan, Hotel dan Restoran +
+ -
Progresif, Tumbuh Dominan Bangunan
+ -
+ Progresif, Surplus
Jasa-Jasa +
- +
Progresif, Surplus Pertanian
- -
+ Surplus
Angkutan dan Komunikasi -
- +
Surplus Industri Pengolahan
+ -
- Progresif
Listrik, Gas dan Air Bersih +
- -
Progresif Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
- -
- -
Sumber: BPS Kabupaten Rembang dan Provinsi Jawa Tengah, 2008. diolah
Berdasarkan paparan Tabel 5.10. dapat di kelompokkan menjadi: a.
Sektor dengan nilai 3+, adalah sektor pertambangan dan galian b.
Sektor dengan nilai 2+, adalah sektor bangunan dan perdagangan serta sektor bangunan
c. Sektor dengan nilai 1+, adalah sektor pertanian, sektor industry
pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor angkutan dan komunikasi dan sektor jasa-jasa
d. Sektor tanpa nilai +, adalah sektor keuangan, persewaan dan jasa
perusahaan Berdasarkan paparan diatas sektor pertambangan merupakan sektor
unggulan. Kabupaten Rembang yang sebagian wilayahnya terdiri dari gunung kapur, banyak megandung berbagai bahan galian tambang. Kandungan yang
terbesar adalah jenis Alluvium yang meliputi luas 45.470.783 ha atau 44,84 persen dari luas wilayah Rembang. Kemudian potensi yang lain adalah miosen fasies
sedimen yaitu seluas 32.125.000 ha atau 31.68 persen. Sedangkan bahan golongan C yang ada berupa: andesit Kecamatan Sedan, Pancur, Kragan, Sluke dan
Lasem, pasir kuarsa Sumber, Bulu, Gunem, Sale, Sarang, Sedan dan Sluke, kapur Kecamatan Sumber, Bulu, Gunem, Pamotan, Sale, Sarang dan Sedan,
trass Kecamatan Pancur, Kragan dan Sluke, phospat Kecamatan Gunem, Sale dan Pamotan, ball clay Kecamatan Bulu, Gunem, Sarang dan Sedan, batu bara
Sale dan Gunem, serta Gypsum Kecamatan Gunem, Sarang, Sedan dan Lasem. Dari berbagai banyak barang tambang dan galian yang ada di Kabupaten
Rembang, masih sangat sedikit yang sudah dikelola.
Begitu menonjolnya sektor tambang dan galian dalam berbagai alat analisis yang ada tidak berarti mengabaikan sektor perekonomian lain terutama
sektor pertanian dimana rata-rata 68,05 persen menjadi mata pencaharian mayoritas masyarakat Rembang, sedangkan rata-rata penyerapan tenaga kerja di
sektor pertambangan adalah sebesar 3,13 persen. Sifat bahan tambang yang tidak dapat diperbarui dan terbatas lambat laun akan mengakibatkan habisnya barang
tambang yang tersedia. Pengelolaan atau pemanfaatan bahan tambang yang bijak, optimal dan tetap memperhatikan pelestarian alam.
5.5. Forecasting Sektor Perekonomian Kabupaten Rembang 2009-2011