Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Kabupaten Rembang Dirinci Per Kecamatan Tahun 2002-2006.
No. Nama Kecamatan
2002 2003
2004 2005
2006 1
Sumber 33060
33210 33447
33706 34010
2 Bulu
25353 25555
25793 26023
26228 3
Gunem 22465
22670 22879
23048 23290
4 Sale
34312 35123
35346 35655
35924 5
Sarang 58282
57953 58540
59057 59712
6 Sedan
49790 50396
50900 51319
51814 7
Pamotan 42836
44366 44840
45370 45785
8 Sulang
36169 36456
37368 37862
38266 9
Kaliori 37227
37689 37938
38322 38678
10 Rembang
78016 79061
79990 81270
82203 11
Pancur 26835
27192 27487
27756 28033
12 Kragan
55626 56434
57239 57815
58382 13
Sluke 26025
26332 26546
26760 27020
14 Lasem
46232 46814
47133 47545
47868 Jumlah
572718 579153
595446 591508
597213
Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Rembang Series, tahun 2002-2006.
4.3. Kesehatan
Permasalahan kesehatan ibu di Kabupaten Rembang perlu mendapat perhatian. Ini dapat dilihat dari cenderung meningkatnya angka kematian ibu dari
tahun 2001 sampai 2005 dengan kenaikan rata-rata pertahun sebesar 0,04. Tahun 2005 jumlah kematian ibu sebanyak 15 orang atau angka kematian ibu adalah
174,01 per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu target untuk angka kematian ibu melahirkan pada tahun 2010 adalah 150 per 100.000 kelahiran hidup, sehingga
upaya yang lebih progresif diperlukan agar angka kematian ibu dapat diturunkan.
4.4. Pendidikan
Jumlah sarana dan prasarana pendidikan di Kabupaten Rembang relatif cukup memadai. Jumlah TK pada tahun 20062007 sebesar 315 unit dimana
jumlah tersebut sama dengan jumlah tahun 20052006, jumlah SDMI pada tahun 20062007 sebesar 409 unit lebih kecil dibandingkan dengan tahun 20052006
sebesar 462 unit sedangkan untuk SMP dan MTs sebanyak 82 unit, meningkat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebanyak 80 unit, jumlah SMA,
SMK dan MA tahun 20062007 sebanyak 38 unit lebih besar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 35 unit.
4.5. Ketenagakerjaan
Dalam bidang ketenagakerjaan penduduk usia kerja terus bertambah dari tahun-ketahun, yang bermula 472,5 ribu jiwa pada tahun 2002 menjadi 487,9 ribu
jiwa pada tahun 2005. Dari jumlah tersebut, hanya sekitar 59,88 persen 292.143 orang saja yang dapat bekerja. Lapangan pekerjaan yang banyak digeluti
masyarakat Kabupaten Rembang adalah sektor primer pertanian dalam arti luas termasuk perikanan dan peternakan sebesar 60 persen, diikuti sektor tersier
perdagangan, jasa transportasi, keuangan lainnya sebesar 30 persen dan sisanya sektor sekunder industri, penggalian, listrik, air, gas dan kontruksi.
4.6. Perekonomian
Kondisi perekonomian Kabupaten Rembang masih termasuk dalam kategori menengah kebawah, hal ini ditandai dengan masih banyaknya jumlah
penduduk miskin di Kabupaten Rembang. Sampai akhir tahun 2006 penduduk miskin di Kabupaten rembang berjumlah 113.866 orang, dengan rincian 98.632
Kepala Ke luarga KK Pra Keluarga Sejahtera KS dan 15.254 KK KS I. Sebagaian besar KK miskin tersebut memiliki masalah ekonomi, karena mereka
mayoritas adalah masyarakat di daerah pedesaan yang masih tergantung dari hasil pertanian dan kegiatan pertanian ini sangat tergantung pada musim.
Pendapatan Kabupaten
Rembang dari
tahun-ketahun cenderung
menunjukkan peningkatan. Pada tahun 2002, jumlah pendapatan Kabupaten Rembang sebesar Rp 206,6 milyar, kemudian meningkat 20 persen menjadi Rp
249,9 milyar pada tahun 2003, jumlah tersebut meningkat lagi pada tahun 2004 menjadi Rp 266,6 milyar naik sebesar 6,72, hingga pada tahun 2006
jumlahnya mencapai Rp 481,8 milyar naik 70,15 dari tahun 2005 sebesar Rp 283,1 milyar.
Sementara jumlah belanja dari tahun 2002-2004 rata-rata naik sebesar 11,5 persen pertahun. Pada tahun 2002 belanja yang dikeluarkan sebesar Rp 232,3
milyar mengalami defisit sebesar Rp 21,3 milyar, kemudian tahun 2003 naik menjadi Rp 271,1 milyar defisit sebesar Rp 21,1 milyar, pada tahun 2004
sebesar Rp 287,7 milyar defisit sebesar Rp 21,1 milyar, baru pada tahun 2005, Kabupaten Rembang mencapai surplus sebesar Rp 3,1 milyar, karena jumlah
belanja tahun tersebut mengalami penurunan dari tahun sebelumnya menjadi Rp 279,9 milyar. Pada tahun 2006, Kabupaten Rembang berhasil mencapai surplus
sebesar Rp 36,9 milyar, karena meskipun jumlah belanja pada tahun tersebut meningkat sebesar 58,87 persen dari tahun sebelumnya menjadi Rp 444,8
milyar, namun diikuti oleh jumlah pendapatan yang meningkat pula sebesar 70,15 persen.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN