33 68 Pengaruh kelompok teman sebaya dan media massa terhadap keterampilan sosial atlet muda di SMA Negeri Ragunan Jakarta

sebagai sumber informasi mengenai kesehatan dan informasi mengenai seks yang tidak dapat diperoleh dari lingkungan sosial lain Cassell et al. dalam Louge 2006. Sementara itu, tingginya penggunaan televisi pada contoh penelitian dilatarbelakangi oleh fasilitas televisi untuk setiap kamar yang disediakan asrama. Pemanfaatan Media Massa Media massa memegang peranan yang sangat penting di tengah arus globalisasi seperti saat ini. Berdasarkan hasil-hasil studi kontemporer diketahui bahwa interaksi remaja dan media massa cenderung meningkat seiring dengan kemajuan teknologi yang ditawarkan Santock 2007. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar 80.0 pemanfaatan media massa oleh contoh berada pada kategori cukup dan sebesar 1.2 persen berada pada kategori Tabel 18. Hasil uji beda t-test tidak menunjukkan adanya perbedaan pemanfaatan media massa antar jenis kelamin. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa baik contoh laki-laki dan perempuan memiliki interaksi dengan media pada kategori cukup dan tinggi. Tingginya pemanfaatan media massa oleh contoh juga dapat dilihat dari pernyataan contoh yang menyebutkan bahwa contoh tidak membatasi waktunya dalam menggunakan televisi 47.1 Tabel 19. Tabel 18 Sebaran contoh berdasarkan kategori pemanfaatan media massa dan jenis kelamin, rata-rata skor serta standar deviasi Kategori interaksi dengan media massa Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan n n n Rendah 0.0 1 1.2 1 1.2 Cukup 35

41.2 33

38.8 68

80.0 Tinggi 7 8.2 9 10.6 16 18.8 Rata-rata skor±SD 47.4±4.3 46.6±5.9 47.0±5.1 p-value 0.48 Pemanfaatan media massa yang cukup tinggi disebabkan oleh kesibukan contoh sebagai atlet dan pelajar sehingga tidak memungkinkan untuk selalu bertemu dengan teman sebaya setiap saat. Oleh karena itu, media massa kemudian dianggap sebagai alternatif lain yang dapat membantu remaja agar dapat membangun hubungan sosial dengan teman sebaya. Menurut Greenfield dan Yan 2006 media massa telah menyediakan ruang baru bagi remaja untuk dapat besosialisasi dengan lingkungan sosialnya. Remaja yang pemalu dapat bersosialisasi dengan orang lain tanpa harus bertatap muka dengan lawan bicaranya face to face. Selain untuk bersosialisasi, remaja juga dapat memanfaatkan internet sebagai sumber informasi mengenai hal-hal yang tidak dapat diperoleh dari lingkungan sosial keluarga dan sekolah. Tabel 19 Sebaran contoh berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan contoh mengenai pemanfaatan media massa No Pernyataan 1 2 3 4 1. Melalui televisi saya memperoleh banyak pengetahuan. 1.2 22.4 49.4 27.0 2. Saya menggunakan internet di waktu senggang. 1.2 15.2 42.4 41.2 3. Saya memiliki banyak teman di dunia maya. 4.7 23.5 34.1 37.6 4. Saya membatasi waktu saya dalam menggunakan televisi. 4.7 34.1 47.1 14.1 5. Saya suka diam-diam membuka situs porno di internet. 7.1 12.9 29.4 50.6 6. Saya tidak dapat hidup tanpa internet 22.4 28.2 24.7 24.7 7. Acara televisi yang saya saksikan biasanya berhubungan dengan bidang saya. 7.1 50.6 29.4 12.9 8. Saya mengetahui banyak perkembangan olah raga dari internet 5.9 40.0 23.5 30.6 9. Dalam sehari, saya harus menyisihkan waktu untuk membuka internet 9.4 41.2 25.9 23.5 10. Saya tidak dapat hidup tanpa televisi 30.6 42.4 18.8 8.2 11. Saya membatasi waktu saya dalam menggunakan internet 10.6 31.8 40.0 17.6 12. Situs Internet yang saya saksikan biasanya berhubungan dengan bidang saya. 4.7 41.2 31.8 22.3 13. Melalui internet saya memperoleh banyak pengetahuan. 1.2 17.6 47.1 34.1 14. Saya menonton televisi di waktu senggang saya. 3.5 22.4 41.2 32.9 15. Saya suka melihat adegan kekerasan yang dipertontonkan di televisi. 10.6 30.6 48.2 10.6 16. Internet mempermudah saya dalam mengerjakan tugas-tugas 3.5 24.7 43.5 28.3 17. Saya lebih suka berhubungan dengan teman lewat dunia maya dari teman sebenarnya. 23.5 45.9 16.5 14.1 Keterangan: 1= sangat tidak setuju, 2= tidak setuju, 3= setuju, 4= sangat setuju pertanyaan negatif, skor dibalik. Berdasarkan Tabel 19, sebanyak 42.4 persen contoh menyatakan bahwa mereka menggunakan internet di waktu senggang, membatasi waktu penggunaan 40.0 dan dalam sehari tidak harus menyisihkan waktu untuk membuka internet 41.2. Namun, sebanyak 40.0 persen contoh menyatakan bahwa mereka tidak mengetahui perkembangan olahraga dari internet, tidak membuka situs internet yang berhubungan dengan bidangnya sebagai pelajar maupun atlet 41.2. Sama halnya dengan interaksi dengan internet, contoh juga mampu memanfaatkan penggunaan televisi dengan baik yang tercemin dari penggunaan televisi di waktu senggang 41.2, membatasi penggunaan 47.1 dan bisa hidup tanpa televisi 42.4. Namun, sebanyak 50.6 persen contoh menyatakan tidak menonton acara televisi yang berhubungan dengan bidang yang digeluti. Selain itu, sebanyak 45.9 persen contoh juga mengaku tidak setuju jika lebih menyukai pertemanan dunia maya. Hal ini berarti bahwa contoh lebih menyukai jenis pertemanan yang nyata dengan teman sebaya. Keterampilan Sosial Sebagai makhluk sosial, individu dituntut untuk mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sosial dan mampu menampilkan diri sesuai dengan aturan atau norma yang berlaku. Oleh karena itu, setiap individu dituntut untuk menguasai keterampilan- keterampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekitarnya Mu’tadin 2002. Pada masa remaja, individu sudah memasuki dunia pergaulan yang lebih luas dimana pengaruh teman-teman dan lingkungan sosial akan sangat menentukan perkembangan seseorang. Oleh karena itu, keterampilan sosial dan kemampuan penyesuaian diri menjadi semakin penting dan krusial manakala anak sudah menginjak masa remaja. Kegagalan remaja dalam menguasai keterampilan-keterampilan sosial akan menyebabkan dia sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya sehingga dapat menyebabkan rasa rendah diri, dikucilkan dari pergaulan, cenderung berperilaku yang kurang normatif misalnya asosial ataupun anti sosial, dan bahkan dalam perkembangan yang lebih ekstrim bisa menyebabkan terjadinya gangguan jiwa, kenakalan remaja, tindakan kriminal serta tindakan kekerasan Mu’tadin 2002. Pada masa remaja, ada delapan aspek yang menuntut keterampilan sosial, yaitu keluarga, lingkungan, kepribadian, rekreasi, pergaulan dengan lawan jenis, pendidikan atau sekolah, persahabatan dan solidaritas kelompok, serta lapangan kerja Davis dan Forsythe dalam Mu’tadin 2002. Keterampilan sosial dalam penelitian ini meliputi kesadaran sosial dan fasilitas sosial. Lebih dari separuh contoh memiliki keterampilan sosial dengan kategori cukup 56.4 dan 43.6 persen contoh memiliki keterampilan sosial pada kategori tinggi. Tidak ada contoh yang memiliki keterampilan sosial pada kategori rendah Tabel 20. Hasil uji t-test menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata p0.05 antara contoh laki-laki dan perempuan pada keterampilan sosial. Berdasarkan persentasenya, contoh perempuan yang berada pada kategori tinggi lebih besar 22.4 daripada laki-laki 21.2. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari 2009 yang menyebutkan bahwa perempuan memiliki keterampilan sosial yang lebih baik dari laki-laki. Saputri 2010 juga menyebutkan bahwa perempuan memiliki seni membina hubungan yang sedikit lebih baik dari laki-laki. Tabel 20 Sebaran contoh berdasarkan kategori keterampilan sosial dan jenis kelamin, rata-rata skor serta standar deviasi Kategori keterampilan sosial Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan n n n Rendah 0.0 0.0 0.0 Cukup 24