31.4 14.3 80.0 Pengaruh kelompok teman sebaya dan media massa terhadap keterampilan sosial atlet muda di SMA Negeri Ragunan Jakarta

asrama dan 42.9 untuk teman sebaya di tempat lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock 1980 yang menyebutkan bahwa alasan pertemanan dengan teman sebaya bukan lagi hanya karena alasan kemudahan dalam bertemu, hobi atau alasan mendasar lainnya melainkan lebih karena persamaan minat, prinsip, dan gaya hidup. Alasan pertemanan dengan teman sebaya yang berada di asrama selain karena alasan prinsip juga dilandasi alasan hobi 15.7, bahasa 10.0, dan cabang olahraga 18.6. Tabel 13 Sebaran contoh berdasarkan ciri utama dan alasan pertemanan Karakterisitik teman sebaya Sekolah Asrama Tempat Lain Ciri Utama Belajar bersama

54.7 27.1

8.2 Salah satu anggota berusia lebih mudaseusialebih tua 16.0 7.1 6.1 Bersama melakukan aktivitas luar sekolah

36.0 20.0

32.7 Sama-sama memiliki prestasi olahraga dan akademik 38.7 12.9 10.2 Alasan Pertemanan Suku 5.3 8.6 6.1 Hobi 6.7 15.7 16.3 Agama 2.7 5.7 8.2 Ras 1.3 5.7 4.1 Pakaian 2.7 2.9 4.1 Bahasa 5.3 10.0 14.3 Status orangtua 1.3 0.0 4.1 Status sosial ekonomi 1.3 1.4 4.1 Cabang olahraga 8.0 18.6 10.2 Prinsip dan gaya hidup

26.7 31.4

42.9 Pola Hubungan Pertemanan dengan Teman Sebaya Frekuensi Pertemuan dan Lama Usia Pertemanan Berdasarkan hasil penelitian, frekuensi pertemuan contoh dengan kelompok teman sebayanya cukup bervariasi Tabel 14. Persentase terbesar contoh bertemu setiap hari dengan teman sebaya yang berada di sekolah 44.0 dan untuk teman sebaya yang berada di asrama 77.1. Hal ini sesuai dengan pendapat Desmita 2009 yang menyebutkan bahwa sebagian waktu pada usia remaja akan dihabiskan untuk melakukan interaksi sosial dengan teman-teman sebayanya. Sementara itu, untuk kelompok teman sebaya yang berada di tempat lain, frekuensi pertemuan dengan responden cukup jarang yaitu sekitar 1-2 kali seminggu 38.7. Frekuensi pertemuan yang cukup jarang ini dilatarbelakangi aturan yang mengharuskan siswa tinggal di asrama dan juga kesibukan sebagai atlet dan pelajar yang digeluti oleh contoh. Menurut lama usia pertemanan, sebagian besar contoh telah berteman dengan kelompok teman sebaya selama lebih dari 12 bulan untuk setiap lokasi pertemanan 69.4 di sekolah, 80.0 di asrama dan 75.5 di tempat lain. Usia pertemanan contoh dengan teman sebaya yang cukup lama di sekolah dan di asrama disebabkan karena contoh telah bersekolah di sekolah Ragunan sejak SMP. Tabel 14 Sebaran contoh berdasarkan frekuensi pertemuan dan lama usia pertemanan dengan teman sebaya menurut lokasi pertemanan Sekolah Asrama Tempat lain Frekuensi pertemuan 1-2 kali seminggu 4.0 4.3 38.7 3-4 kali seminggu 17.3 4.3 6.1 5-6 kali seminggu 34.7 14.3 8.2 Setiap hari 44.0

77.1 14.3

Lain-lain 0.0 0.0 32.7 Total 100.0 100.0 100.0 Lama Usia Pertemanan 6 bulan 13.3 10.0 8.2 6-12 bulan 17.3 10.0 16.3 12 bulan

69.4 80.0

75.5 Total 100.0 100.0 100.0 Kualitas Hubungan Pertemanan Contoh dengan Teman Sebaya Masa remaja merupakan masa dimana seseorang belajar bersosialisasi dengan sebayanya secara lebih mendalam dan melepaskan diri dari pengaruh orang dewasa sebagai salah satu cara untuk mencari jati diri 4 . Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan hanya 1.2 persen contoh yang memiliki kualitas hubungan pertemanan pada kategori rendah dengan teman sebayanya. Sementara itu, 57.7 persen contoh memiliki kualitas hubungan pertemanan dengan teman sebaya pada kategori cukup Tabel 15. Menurut Tanen dalam Santrock 2007 terdapat perbedaan antara anak laki-laki dan perempuan dalam hubungan antar teman sebaya. Perempuan memiliki ketertarikan yang lebih dengan hubungan interpersonal dan mengutamakan keintiman dibanding laki-laki. Keintiman yang dimaksud adalah keinginan untuk membangun hubungan yang dekat dan akrab dengan orang lain. Lebih lanjut, Santrock 2007 menjelaskan bahwa pada usia remaja, perempuan memiliki ketertarikan yang besar terhadap perilaku sosioemosional. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada contoh 4 Anonim. 2009. Perilaku Hubungan Sosial dan Solidaritas Antar Teman pada Perilaku Gaya Hidup Remaja.[terhubung berkala]. http:www.ubb.ac.id.html. [28 Oktober 2010]. perempuan yang memiliki kualitas hubungan pertemanan pada kategori rendah dan sebesar 23.5 persen contoh perempuan memiliki kualitas hubungan pertemanan pada kategori tinggi dengan teman sebaya. Hasil uji beda t-test menunjukkan bahwa ada perbedaan antara contoh laki-laki dan perempuan dalam hal kualitas hubungan pertemanan dengan teman sebaya p0.05. Tabel 15 Sebaran contoh berdasarkan kategori kualitas hubungan pertemanan dan jenis kelamin, rata-rata skor serta standar deviasi Kategori kualitas hubungan pertemanan dengan teman sebaya Jenis Kelamin Total Laki-laki Perempuan n n n Rendah 1 1.2 0.0 1 1.2 Cukup 26 30.6 23 27.1 49 57.7 Tinggi 15 17.6 20 23.5 35 41.1 Rata-rata skor±SD 45.9±4.8 48.1±4.6 47.1±4.7 p-value 0.037 Berdasarkan Tabel 16, sebanyak 62.3 persen contoh mengaku tidak setuju jika diajak melakukan hal yang bertentangan dengan aturan oleh teman sebayanya, 51.8 persen contoh sangat tidak setuju melakukan apapun hanya untuk diterima oleh teman sebaya dan sebesar 83.5 persen contoh tetap merasa membutuhkan teman lain meskipun telah memiliki teman sebaya. Hal ini sesuai dengan pendapat Papalia, Olds dan Feldman 2009 yang menyebutkan bahwa interaksi dengan teman sebaya cenderung meningkat pada masa remaja dan akan menurun pada masa remaja tengah dan akhir. Berdasarkan literatur tersebut, contoh yang berada pada rentang remaja tengah dan akhir memiliki interaksi yang cenderung menurun dengan teman sebaya terutama interaksi yang berhubungan dengan hal-hal negatif. Sementara itu, sebanyak 83.5 persen contoh mengaku mau berteman dengan siapa saja tanpa membedakan agama, ras, suku, status sosial ekonomi, dan sebagainya. Interaksi dengan teman sebaya dapat membawa remaja pada arah yang positif maupun negatif. Desmita 2009 menyebutkan bahwa, teman sebaya dapat membantu remaja mengurangi sikap agresif, memberikan dorongan emosional dan sosial, membantu remaja dalam menempatkan diri sesuai dengan jenis kelamin, dan meningkatkan self-esteem karena penerimaan yang positif dari teman sebaya. Kuatnya dorongan dari teman sebaya dapat terlihat dari pernyataan contoh yang menyebutkan bahwa teman sebaya mendukung prestasi contoh 61.2 dan contoh lebih toleran dengan pendapat lain setelah memiliki teman sebaya 83.5. Tabel 16 Sebaran contoh berdasarkan jawaban tehadap pertanyaan kualitas hubungan pertemanan contoh dengan teman sebaya No Pernyataan 1 2 3 4 1. Saya bersedia jika diajak melakukan hal-hal yang bertentangan dengan aturan. 24.7

62.3 10.6