Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan orangtua
Karakteristik Ayah
Ibu n
n Tidak tamat SD
1 1.2
1 1.2
SDsederajat 2
2.4 1
1.2 SMPsederajat
3 3.5
6 7.1
SMAsederajat 43
50.6 45
52.9
D3 8
9.4 8
9.4 S1S2S3
26 30.5
21 24.7
Almarhum 2
2.4 3
3.5 Total
85 100.0
85 100.0
Apabila ditinjau dari sisi pekerjaan orangtua, ayah contoh paling banyak berprofesi sebagai wiraswasta 37.7, PNS 20.0, dan pegawai swasta
16.5. Sementara itu, lebih dari separuh ibu contoh tidak bekerja ibu rumah tangga 54.1, PNS 18.8 dan wiraswasta 15.3.
Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orangtua
Karakteristik Ayah
Ibu n
n Almarhum
2 2.3
3 3.5
Tidak bekerja 2
2.3 46
54.1 Buruh
6 7.1
1 1.2
Petani 2
2.3 0.0
Wiraswasta 32
37.7 13
15.3 Pensiunan
1 1.2
0.0 BUMN
3 3.5
0.0 PNS
17 20.0
16 18.8
TNIPOLRI 5
5.9 0.0
Pegawai swasta 14
16.5 5
5.9 Rohaniawan
1 1.2
1 1.2
Total 85
100.0 85
100.0
Pendapatan Orangtua
Keadaan ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap tingkah laku anak. Keadaan ekonomi yang baik tentunya akan memberi kesempatan luas
pada anak untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan dan kesempatan pendidikan yang lebih baik Gerungan 1999. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian yang menunjukkan bahwa orangtua contoh memiliki pendapatan yang cukup tinggi yaitu berkisar antara Rp 2 500 000-Rp 5 000 000 45.9.
Hanya sekitar 7.1 persen yang memiliki pendapatan terendah yaitu pada kelompok Rp 500 000. Sementara itu, persentase terendah pendapatan
orangtua contoh berada pada kelompok Rp 500 000-Rp 1 000 000 4.7 Tabel 10.
Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan kategori pendapatan orangtua
Pendapatan orangtua n
Rp 500 000 6
7.1 Rp 500 000-Rp 1 000 000
4 4.7
Rp 1 000 000-Rp 2 500 000 12
14.1 Rp 2 500 000-Rp 5 000 000
39 45.9
Rp 5 000 000-Rp 7 500 000 10
11.8 Rp 7 500 000-Rp 10 000 000
7 8.2
Rp 10 000 000 7
8.2 Total
85 100.0
Karakteristik Teman Sebaya Jumlah Teman Sebaya
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di setiap lokasi pertemanan yang dianalisis sekolah, asrama, dan tempat lain, rata-rata jumlah teman sebaya
yang dimiliki oleh contoh baik laki-laki maupun perempuan adalah antara 4 sampai 7 orang. Jumlah ini lebih besar apabila dibandingkan dengan pendapat
Hurlock 1980 yang menyebutkan bahwa remaja biasanya mempunyai 2-3 orang teman dekat atau sahabat karib. Contoh memiliki teman sebaya paling
banyak di sekolah dan di asrama. Hal ini ditunjukkan dengan sebanyak 42.4 persen contoh tidak memiliki teman sebaya di tempat lain Tabel 11. Banyaknya
jumlah contoh yang tidak memiliki teman sebaya di ketiga lokasi pertemanan yang diuji disebabkan oleh kesibukan contoh sebagai atlet dan remaja yang
selalu harus mempersiapkan diri untuk pertandingan dan juga belajar. Persentase contoh laki-laki yang memiliki teman sebaya lebih dari 10
orang di tempat lain adalah sebesar 11.8 persen dan contoh perempuan 8.2 persen. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock 1980 yang menyebutkan
bahwa pada usia remaja, anak laki-laki cenderung memiliki kelompok yang lebih besar daripada perempuan. Namun, pendapat ini tidak terbukti pada teman
sebaya di sekolah dan asrama karena persentase contoh perempuan yang memiliki teman sebaya lebih dari 10 orang di sekolah dan asrama cukup tinggi
12.9 dan 14.1. Hasil uji beda t-test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan jumlah teman sebaya di sekolah dan asrama antara contoh laki-laki
dan perempuan p0.05. Sementara itu, untuk teman sebaya yang berada di tempat lain, terdapat perbedaan yang nyata antara contoh perempuan dan laki-
laki p0.05 yang mana rata-rata jumlah teman sebaya contoh laki-laki lebih banyak jika dibandingkan dengan contoh perempuan.
Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan kategori jumlah teman sebaya dan jenis kelamin, rata-rata, dan standar deviasi jumlah teman sebaya
Jumlah teman sebaya
Laki-laki Perempuan
Total n
n n
Sekolah 1-3 orang
13 15.3
10 11.8
23 27.1
4-6 orang 7
8.2 11
12.9 18