45 Pengaruh kelompok teman sebaya dan media massa terhadap keterampilan sosial atlet muda di SMA Negeri Ragunan Jakarta

Tabel 8 Sebaran contoh berdasarkan pendidikan orangtua Karakteristik Ayah Ibu n n Tidak tamat SD 1 1.2 1 1.2 SDsederajat 2 2.4 1 1.2 SMPsederajat 3 3.5 6 7.1 SMAsederajat 43

50.6 45

52.9 D3 8 9.4 8 9.4 S1S2S3 26 30.5 21 24.7 Almarhum 2 2.4 3 3.5 Total 85 100.0 85 100.0 Apabila ditinjau dari sisi pekerjaan orangtua, ayah contoh paling banyak berprofesi sebagai wiraswasta 37.7, PNS 20.0, dan pegawai swasta 16.5. Sementara itu, lebih dari separuh ibu contoh tidak bekerja ibu rumah tangga 54.1, PNS 18.8 dan wiraswasta 15.3. Tabel 9 Sebaran contoh berdasarkan pekerjaan orangtua Karakteristik Ayah Ibu n n Almarhum 2 2.3 3 3.5 Tidak bekerja 2 2.3 46 54.1 Buruh 6 7.1 1 1.2 Petani 2 2.3 0.0 Wiraswasta 32 37.7 13 15.3 Pensiunan 1 1.2 0.0 BUMN 3 3.5 0.0 PNS 17 20.0 16 18.8 TNIPOLRI 5 5.9 0.0 Pegawai swasta 14 16.5 5 5.9 Rohaniawan 1 1.2 1 1.2 Total 85 100.0 85 100.0 Pendapatan Orangtua Keadaan ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap tingkah laku anak. Keadaan ekonomi yang baik tentunya akan memberi kesempatan luas pada anak untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan dan kesempatan pendidikan yang lebih baik Gerungan 1999. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa orangtua contoh memiliki pendapatan yang cukup tinggi yaitu berkisar antara Rp 2 500 000-Rp 5 000 000 45.9. Hanya sekitar 7.1 persen yang memiliki pendapatan terendah yaitu pada kelompok Rp 500 000. Sementara itu, persentase terendah pendapatan orangtua contoh berada pada kelompok Rp 500 000-Rp 1 000 000 4.7 Tabel 10. Tabel 10 Sebaran contoh berdasarkan kategori pendapatan orangtua Pendapatan orangtua n Rp 500 000 6 7.1 Rp 500 000-Rp 1 000 000 4 4.7 Rp 1 000 000-Rp 2 500 000 12 14.1 Rp 2 500 000-Rp 5 000 000 39 45.9 Rp 5 000 000-Rp 7 500 000 10 11.8 Rp 7 500 000-Rp 10 000 000 7 8.2 Rp 10 000 000 7 8.2 Total 85 100.0 Karakteristik Teman Sebaya Jumlah Teman Sebaya Hasil penelitian menunjukkan bahwa di setiap lokasi pertemanan yang dianalisis sekolah, asrama, dan tempat lain, rata-rata jumlah teman sebaya yang dimiliki oleh contoh baik laki-laki maupun perempuan adalah antara 4 sampai 7 orang. Jumlah ini lebih besar apabila dibandingkan dengan pendapat Hurlock 1980 yang menyebutkan bahwa remaja biasanya mempunyai 2-3 orang teman dekat atau sahabat karib. Contoh memiliki teman sebaya paling banyak di sekolah dan di asrama. Hal ini ditunjukkan dengan sebanyak 42.4 persen contoh tidak memiliki teman sebaya di tempat lain Tabel 11. Banyaknya jumlah contoh yang tidak memiliki teman sebaya di ketiga lokasi pertemanan yang diuji disebabkan oleh kesibukan contoh sebagai atlet dan remaja yang selalu harus mempersiapkan diri untuk pertandingan dan juga belajar. Persentase contoh laki-laki yang memiliki teman sebaya lebih dari 10 orang di tempat lain adalah sebesar 11.8 persen dan contoh perempuan 8.2 persen. Hal ini sesuai dengan pendapat Hurlock 1980 yang menyebutkan bahwa pada usia remaja, anak laki-laki cenderung memiliki kelompok yang lebih besar daripada perempuan. Namun, pendapat ini tidak terbukti pada teman sebaya di sekolah dan asrama karena persentase contoh perempuan yang memiliki teman sebaya lebih dari 10 orang di sekolah dan asrama cukup tinggi 12.9 dan 14.1. Hasil uji beda t-test menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan jumlah teman sebaya di sekolah dan asrama antara contoh laki-laki dan perempuan p0.05. Sementara itu, untuk teman sebaya yang berada di tempat lain, terdapat perbedaan yang nyata antara contoh perempuan dan laki- laki p0.05 yang mana rata-rata jumlah teman sebaya contoh laki-laki lebih banyak jika dibandingkan dengan contoh perempuan. Tabel 11 Sebaran contoh berdasarkan kategori jumlah teman sebaya dan jenis kelamin, rata-rata, dan standar deviasi jumlah teman sebaya Jumlah teman sebaya Laki-laki Perempuan Total n n n Sekolah 1-3 orang 13 15.3 10 11.8 23 27.1 4-6 orang 7 8.2 11

12.9 18