Analisa Terhadap Penyusunan Program

46

BAB IV PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN

A. Analisa Terhadap Penyusunan Program

Penyusunan program merupakan proses pengambilan keputusan mengenai program yang dilaksanakan perusahaan dan taksiran sumber-sumber yang akan dialokasikan untuk setiap program tersebut. Penyusunan program di perusahaan pada umumnya merupakan tanggung jawab manajer. Manajer dapat membuat program tanpa melibatkan bawahan dengan menerima masukan atau usulan dari bawahan, sehingga manajer dibawahnya tinggal menerima dan menjalankan program yang telah terjadi. Penyusunan program di perusahaan tentu berbeda dengan penyusunan program pada bank, karena penyusunan program pada bank bukan lagi tanggung jawab direksi, namun merupakan tanggung jawab Dewan Komisaris. Direksi hanya sebagai pembantu dalam penyusunan program tersebut. Analisa terhadap penyusunan program dilakukan melalui dua pendekatan yaitu pendekatan perencanaan top down dan perencanaan bottom up. Pendekatan perencanaan top down adalah perencanaan program yang dilakukan tanpa menerima usulan dari bawahan, sehingga Direksi dan karyawan tinggal melaksanakan program yang telah terjadi. Kelebihan perencanaan top down adalah berikut ini. 47 1. Penyusunan program dengan top down tidak memerlukan banyak waktu, karena keputusan dapat diambil oleh Dewan Komisaris tanpa harus menunggu usulah dari bawahan. 2. Dapat menghindari penilaian secara obyektif terhadap usulan dari bawahan. Kelemahan perencanaan top down adalah program yang disusun sering tidak sesuai dengan keadaan perbankan sehari-hari, karena Dewan Komisaris hanya mengetahui keadaan bank lewat laporan yang diterima tanpa terjun langsung atau mengetahui secara langsung keadaan bank. Adapun pendekatan bottom up adalah perencanaan program yang dilakukan Dewan Komisaris dengan melibatkan bawahan. Rencana atau usulan yang telah disusun diajukan ke Rapat Umum Pemegang Saham dan setelah mendapatkan persetujuan, rencana program menjadi program kerja. Dewan komisaris kemudian menyerahkan pelaksanaan program kerja kepada Direksi yang dibantu para karyawan. Kelebihan rencana bottom up adalah berikut ini. a. Dapat menambah motivasi kerja para karyawan. b. Program yang disusun merupakan program keseluruhan organisasi, karena setiap bagian mengusulkan program yang sesuai dengan unit-unit usaha tersebut. Kelamahan perencanaan bottom up adalah berikut ini. 1 Penyusunan program akan memerlukan waktu yang cukup lama. 2 Dapat memperbesar kemungkinan penilaian secara subyektif oleh pimpinan terhadap usulan bawahan, sehingga usulan yang diterima berdasarkan siapa yang mengusulkan. 48 Penyusunan program yang digunakan oleh BPR Nguter Sukoharjo adalah perencanaan bottom up. Sebelum penyusunan program, Dewan Komisaris mengadakan rapat atau pertemuan dengan direksi dan karyawan untuk mendengarkan masukan atau usulan dari mereka. Usulan dari mereka merupakan bahan pertimbangan dalam penyusunan program. Perencanaan program yang digunakan BPR Nguter Sukoharjo sudah tepat, karena dengan menerima usulan dari bawahan akan mempunyai banyak pelaksana program sehari-hari yang lebih memahami keadaan perbankan. Sehingga rencana program merupakan usulan organisasi secara keseluruhan. Program kerja yang ada di BPR Nguter juga mencantumkan program pendidikan, baik yang ditujukan kepada karyawan BPR maupun anggota BPR di wilayah kerja BPR melalui penyuluhan-penyuluhan. Manfaat penyuluhan yang diadakan ke desa-desa adalah untuk menambah pengetahuan masyarakat desa tentang perkreditan. Adapun kursus maupun penataran yang diikuti oleh karyawan maupun direksi bermanfaat untuk menambah keahlian dan pengetahuan mereka.

B. Analisa terhadap Penyusunan Anggaran