48
Penyusunan program yang digunakan oleh BPR Nguter Sukoharjo adalah perencanaan bottom up. Sebelum penyusunan program, Dewan Komisaris
mengadakan rapat atau pertemuan dengan direksi dan karyawan untuk mendengarkan masukan atau usulan dari mereka. Usulan dari mereka merupakan
bahan pertimbangan dalam penyusunan program. Perencanaan program yang digunakan BPR Nguter Sukoharjo sudah tepat, karena dengan menerima usulan
dari bawahan akan mempunyai banyak pelaksana program sehari-hari yang lebih memahami keadaan perbankan. Sehingga rencana program merupakan usulan
organisasi secara keseluruhan. Program kerja yang ada di BPR Nguter juga mencantumkan program
pendidikan, baik yang ditujukan kepada karyawan BPR maupun anggota BPR di wilayah kerja BPR melalui penyuluhan-penyuluhan. Manfaat penyuluhan yang
diadakan ke desa-desa adalah untuk menambah pengetahuan masyarakat desa tentang perkreditan. Adapun kursus maupun penataran yang diikuti oleh
karyawan maupun direksi bermanfaat untuk menambah keahlian dan pengetahuan mereka.
B. Analisa terhadap Penyusunan Anggaran
Tujuan penyusunan anggaran adalah untuk mengetahui jumlah dana yang akan digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan usaha perbankan, atau
dengan kata lain anggaran merupakan penjabaran dari program yang telah disusun oleh Dewan Komisaris. Anggaran merupakan rencana yang dinyatakan secara
kuantitatif, biasanya dalam bentuk uang dan berjangka waktu tertentu. Susunan
49
anggaran di bank berupa anggaran pendapatan dan anggaran biaya, karena bank hanya mempunyai pusat pendapatan dan biaya. Berbeda dengan anggaran
perusahaan, karena perusahaan mempunyai pusat pendapatan, pusat biaya, pusat laba dan pusat investasi, maka empat anggaran yang disusun perusahaan harus
meliputi empat pusat pertanggungjawaban tersebut. Anggaran pendapatan merupakan jumlah pendapatan dan pemasukan yang
diharapkan dapat diperoleh dari bunga kredit yang diberikan kepada nasabah baik anggota maupun masyarakat, posisi dan administrasi kredit, pendapatan bunga
dari bank serta pendapatan operasional lainnya. Pemasukan dana yang bukan berasal dari kegiatan operasional yang bersifat menambah modal bank diharapkan
didapat dari rencana pemupukan dana. Sedangkan anggaran belanja merupakan anggaran yang diharapkan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran yang
berupa pembayaran biaya bunga, biaya umum, biaya penyusutan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan perbankan.
Penyusunan anggaran di BPR Nguter menggunakan perencanaan bottom up, yaitu penyusunan anggaran dengan menerima usulan dari bawahan. Rencana
anggaran juga disusun oleh Dewan Komisaris dan diajukan ke Rapat Umum Pemegang Saham RUPS kemudian diserahkan kepada Direksi sebagai
pelaksananya. Realisasi pelaksanaan penyusunan anggaran di BPR Nguter adalah sesuai dengan ketentuan yang ada. Rencana anggaran disusun oleh Dewan
Komisaris dan dilaksanakan oleh Direksi dibantu para karyawan. Penyusunan rencana anggaran selalu didasarkan pada data masa lampau. Kelebihan cara ini
adalah data lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Adapun
50
kelemahannya adalah apabila terjadi perubahan yang drastis, Dewan Komisaris tidak dapat merealisasikan anggaran yang sudah disusunnya.
C. Analisa terhadap Pelaksanaan dan Pengukuran