Pelaporan dan Analisa PROSES PENGENDALIAN MANAJEMEN

51 sempit dan mengakibatkan karyawan merasa kurang dipercaya. Pengawasan yang terlalu ketat akan menghasilkan permusuhan, sabotase dan hasil yang rendah, sehingga diperlukan kepercayaan dan tanggungjawab timbal balik serta saling menghormati. Penilaian terhadap pelaksanaan program dan anggaran yang dilakukan BPR Nguter setiap satu bulan sekali sangat efektif. Pada akhir bulan setiap unit usaha membuat laporan yang akan diserahkan kepada Direksi, kemudian Direksi akan mempertanggungjawabkan laporan kepada Dewan Komisaris. Keuntungan cara ini adalah apabila terjadi penyimpangan mudah diketahui dan Dewan Komisaris dapat segera mengambil tindakan untuk mengatasi penyimpangan tersebut.

D. Pelaporan dan Analisa

Direksi sebagai pelaksana program dan anggaran pada akhir bulan membuat laporan sebagai pertanggungjawaban kepada Dewan Komisaris. Isi laporan yang dibuat Direksi adalah kegiatan yang telah dilakukan BPR Nguter. Sedangkan laporan pertanggungjawaban yang dibuat Dewan Komisaris BPR Nguter kepada RUPS terdiri dari uraian pelaksanaan program dan anggaran tahun berikutnya. Dewan Komisaris juga mencantumkan realisasi anggaran tahun yang dibuat Direksi BPR Nguter. Secara teoritis realisasi anggaran belum cukup memenuhi kriteria laporan yang baik, jika dalam laporan pertanggungjawaban tersebut direksi tidak mencantumkan selisih antara anggaran dan realisasinya, faktor penyebab selisih serta penyelesaiannya. Hal ini dapat menyulitkan 52 penilaian terhadap program-program yang memenuhi target dan yang tidak memenuhi target dari anggaran yang ditetapkan. Laporan pertanggungjawaban yang dibuat Dewan Komisaris seharusnya mencantumkan selisih anggaran dan realisasi pelaksanaannya, serta penyebab selisih seperti tabel berikut ini. TABEL IV.1. PERTANGGUNGAWABAN ANGGARAN PENDAPATAN BPR NGUTER SUKOHARJO PERIODE JULI – DESEMBER 2001 Tahun 2001 Nama Rekening Anggaran Rp Realisasi Rp Selisih Pendapatan : Bunga pinjaman yang diberikan Bunga rekening bank lain Provisi kredit Administrasi kredit Pendapatan lainnya 60.366.000 3.365.000 1.821.000 1.363.000 605.000 140.462.000 22.794.000 20.153.000 14.135.000 2.117.000 80.096.000 19.429.000 18.332.000 12.772.000 1.512.000 Total Pendapatan 67.520.000 199.661.000 132.141.000 Sumber : BPR Nguter Sukoharjo. Tabel IV.1. menunjukkan jumlah pendapatan yang mengalami peningkatan, antara lain berikut ini. 1. Pendapatan bunga pinjaman mengalami perkembangan yang cukup menggembirakan, hal ini disebabkan karena jumlah peminat untuk menabung di BPR Nguter Sukoharjo cukup banyak. Hal ini disebabkan berikut ini. a. Bunga tabungan di BPR Nguter cukup besar, yaitu 9 dihitung dari berdasarkan saldo harian. 53 b. Tabungan dapat diambil setiap waktu. 2. Total pendapatan berhasil dicapai BPR Nguter dan telah melampaui target yang direncanakan, yaitu terjadi deviasi positif sebesar Rp 132.141.000,00 atau 195,71 dari rencana sebesar Rp 67.520.000,00 dan hasil sebesar Rp 199.661.000,00 295,71. Pendapatan ini diperoleh sebagai dampak dari pelemparan kredit yang cukup besar selama periode Juli – Agustus 2001 dan perolehan dana funding yang ditempatkan di bank lain. TABEL IV.2. PERTANGGUNGAWABAN ANGGARAN BIAYA BPR NGUTER DI SUKOHARJO PERIODE JULI – AGUSTUS 2001 Tahun 2001 Nama Rekening Anggaran Rp Realisasi Rp Selisih Biaya : - Bunga pada bank lain - Bunga pihak II non bank - Tenaga kerja - Pajak selain penghasilan - Penyusutan - Barang dan jasa - Operasional lainnya - Non operasional 12.000 15.902.000 35.566.000 8.240.000 6.692.000 315.000 3.696.000 77.199.000 65.530.000 134.000 14.480.000 11.580.000 6.355.000 729.000 3.684.000 61.297.000 29.964.000 134.000 6.240.000 11.580.000 337.000 414.000 Total Biaya Umum 66.727.000 179.703.000 112.976.000 Sumber : BPR Nguter Sukoharjo. Tabel IV.2. Menunjukkan jumlah biaya yang telah dikeluarkan oleh BPR Nguter Sukoharjo adalah sebesar Rp 179.703.000,00 atau 269,31 dari target yang direncanakan. Penyimpangan yang terjadi sebesar Rp 112.976.000,00 atau 169,31 disebabkan oleh berikut ini. 54 a. Perolehan dana funding atas tabungan dan deposito yang meningkat menyebabkan biaya bunga yang harus dibayarkan kepada nasabah cukup besar. b. Pergantian kepemilikan saham disertai dengan perubahan dan penambahan sumber daya manusia yang berdampak pada biaya tenaga kerja. c. Penambahan sarana guna menunjang kelancaran operasional perusahaan seperti mobil, telepon dan lain-lain mengakibatkan kenaikan biaya penyusutan. d. Meningkatnya volume transaksi BPR Nguter selama satu tahun berakibat pada kanaikan biaya barang jasa, operasional maupun non operasional. 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN