Pandangan Kaum Environmentalis. Keragaman Individu

24 Martin Kallikak dari perkawinan dengan seorang wanita terhormat dan dilihat sebagai bibit unggul dari kelompok Quakeress, perkumpulan orang Kristen yang anti perang ditemukan jalur keturunan Kalikkak yang umumnya menjadi orang baik-baik dan terhormat, seperti menjadi dokter, ahli hukum pengacara, pimpinan perusahaan besar, dan lain sebagainya. Terdapat hanya dua orang dari hampir 500 orang keturunan Kallikak yang inteligensinya di bawah rata-rata. Goddard juga melakukan studi penelusuran terhadap 480 orang anak cucu keturunan Martin Kallikkak dari hasil kencan gelapnya istri tidak sah dengan scorang wanita lemah ingatan cacat mental yang bekerja pada sebuah bar penjual minuman keras. Ini adalah bibit jelek atau inferior genetik dari keturunan Martin Kallikak. Dari penelusuran ini ditemukan bahwa hampir seluruh jalur keturunan bibit jelek ini melahirkan bentuk manusia-manusia yang rendah kualitasnya dengan intelgensi dibawah rata-rata, seperti peminum alkohol, pelaku prostitusi, pembunuh, dan lain sebagainya. Hanya, 46 orang diantaranya yang memiliki inteligensi agak mendekati normal.

2. Pandangan Kaum Environmentalis.

Lain lagi pandangan dari para pakar yang menganut paham dominasi lingkungan, atau disebut environmentalists. .Paham ini menentang paham herediterian, termasuk penemuan Goddard. Pandangan enviromnentalis didasarkan pada paham yang dikemukakan oleh filosof Inggris John Locke 1691, bahwa pada awalnya. jiwa dan kebidupan mental itu bersih dan kosong, pengalamanlah yang membentuk dan mengukirnya. Bayi adalah segumpal tanah yang bersih seperti lilin yang dapat dicetak, dibentuk dan diukir oleh seniman utamanya, yaitu lingkungan. John B.Watson, salah seorang tokoh penganut paham lingkungan, dan tokoh pemula dari aliran perilaku atau behaviorist di Amerika, berkeyakinan, bahwa manusia itu dibentuk, bukan dilahirkan. Seorang bayi dapat dibentuk menjadi apa saja seperti menjadi petani, polisi, dokter, atau menjadi pencuri, penembak, peminum melalui teknik-teknik mengkondisikan anak dengan berbagai rangsangan atau stimulasi. Teori ini dujinya dengan percobaan terhadap Albert, 25 seorang bayi berumur sembilan bulan.Rasa takut pada diri Albert dibentuk dengan berkali-kali mendekatkan seekor tikus putih stimulans di dekat kepala Albert. Pertama tikus putih diletakkan dekat kepala Albert, Albert tidak memperhatikan reaksi takut. Tetapi setelah beberapa kali kehadiran tikus putih disertai dengan bunyi suara palu stimulans berkondisi, Albert menunjukkan rasa takut. Kemudian bila hanya diberi suara palu saja yaitu stimulans tanpa kondisi, reaksi takut tetap diperlihatkan oleh Albert. Watson menyimpulkan, Albert telah belajar dengan jalan menghubungkan mengasosiasikan tikus dengan bunyi yang gaduh, atau mengasosiasikan antara stimulans yang berkondisi dengan stimulans yang tak berkondisi. Oleh karena itu Watson dengan rasa bangga melontarkan ucapan bombastisnya: Beri aku bayi selanjutnya terserah dapat dibentuk mau menjadi apa saja Reaksi terhadap percobaan dan penemuan Watson cukup ramai, terutama dari kalangan kaum ibu-ibu Amerika, mereka tidak mau lagi menyerahkan anak mereka kepada Watson karena takut dirusak menjadi anak penakut. Mereka melihat aliran ini tidak humanistik dalam memandang perilaku manusia maupun masyarakat. Tetapi dewasa ini pengaruh aliran ini cukup besar terutama dalam hal cara merumuskan tujuan perilaku yang ingin dicapai melalui belajar. Tujuan dirumuskan sampai sangat detail, atau sampai ke unsur-unsur yang kecil, yang amat kosmik. Salah seorang tokoh aliran perilaku dewasa ini adalah B.F. Skinnner, yang berkeyakinan bahwa pengaruh buku sebagai lingkungan yang ditulisnya terhadap anak dan cucunya, jauh lebih besar dari gena herediter yang ada pada dirinya. Dari hasil eksperimen Skinner dengan tikus dan burung merpati lahir empat hukum dasar yang telah amat penting bagi teori pendidikan yang banyak digunakan dewasa ini, yaitu 1 ganjaran atau positive reinforcement 2 Ganjaran negatif 3 tanpa ganjaran, dan 4 hukuman.

3. Bukti-bukti dari hasil penelitian.