Persyaratan Pelaksanaan Hal-hal Khusus

4. Semen PCC, Pasir dan Air

Semen PCC yang dipakai harus baru, tidak ada bagian-bagian yang membatu dan dalam zak yang tertutup seperti disyaratkan dalam NI - 8. Hanya satu merk dari 1 satu jenis semen yang boleh digunakan. Pasir yang dipakai harus kasar, tajam, bersih dan bebas dari tanah liat, lumpur atau campuran-campuran lain, sesuai dengan : NI - 3 Pasal 14 dan NI - 2 Bab. 3.3 Air harus bersih, segar dan bebas dari bahan-bahan yang merusak seperti minyak, asam, dan unsur orgailik lainnya, kecuali ditunjuk lain lihat air untuk pekerjaan beton.

5. Persyaratan Pelaksanaan

a. Adukan Mortar Bahan untuk pembuatan adukan harus diukur secara benar dengan kotak-kotak pengukur yang akurat. Penggunaan plasticizer diperbolehkan asal digunakan sesuai dengan petunjuk produsen yang bersangkutan. Pencampuran adukan secara normal harus dilakukan dengan mesin pengaduk dari jenis dan ukuran yang dapat disetujui Direksi Lapangan Konsultan Pengawas . Dalam keadaan khusus dimana diperlukan adukan dalam jumlah kecil sesuai kebutuhan-kebutuhan, maka atas persetujuan Direksi LapanganKonsultan Pengawas, bahan dapat diaduk secara manual diatas kotak-kotak adukan yang kering dan bersih. b. Perbandingan Adukan Adukan harus terdiri dari bahan-bahan sesuai dengan perbandingan volume sebagai berikut: Jenis Adukan Semen Pasir Adukan Semen Kedap Air 1 bagian 2 bagian Adukan Semen Biasa 1 bagian 4 bagian c. Penggunaan Jenis Adukan Penggunaan jenis adukan perekat pasangan dinding batu bata disesuaikan dengan kode-kode pada gambar, dengan ketentuan umum sebagal berikut :  Adukan semen kedap air dipakai pada pas. dinding ruang toilet setinggi 1,50 m.  Adukan semen biasa dipakai pada semua pasangan dinding batu bata selain yang disebutkan diatas. d. Sebelum dipasang, batu bata harus dibersihkan dan dibasahi terlebih dabulu, direndam dalam air hingga jenuh. e. Pemasangan dinding batu bata harus dilakukan tegak lurus, datar dengan siar- siar batu bata yang lurus dan berjarak sama tidak lebih dari 1 cm. f. Batu bata yang patah tidak utuh dengan panjang kurang dari 10 cm tidak boleh dipergunakan, kecuali pada akhiran-akhiran atau penyambungan dengan kolom. g. Perancah untuk tempat berpijak tukang pekerja tidak boleh menembus dinding.

6. Hal-hal Khusus

a. Penyambungan dinding ke kolom beton harus dilakukan dengan menyediakan besi beton Ø 10 mm sepanjang 40 cm sebagai angkur yang dipasang pada bagian beton pada waktu pengecoran pada jarak vertikal 30 cm sumbu dan menonjol 23 cm dari permukaan beton. b. Penyambungan dinding ke bagian bawah balok beton. Puncak semua dinding batu bata yang tersambung langsung ke bagian bawah balok beton dan sebagainya, harus tersambung dengan adukan semen secara padat dan rapat apabila siar terakhir ini tidak melebihi 2,5 cm. Bila siar terakhir melebihi 2,5 cm harus ditambahkan ubin-ubin beton pracetak yang khusus dibuat untuk itu, dengan ketebalan dan bentuk yang sesuai dan direkatkan secara padat dengan adukan semen. Untuk dinding batu bata dengan ketebalan ½ batu dan IV-20 ketinggian lebih dari 3,6 m, pada baglan puncak dinding harus disambung ke beton dengan angkur besi beton Ø 6 mm seperti pada sambungan ke dinding dan kolom beton. c. Dinding batu bata harus diperkuat dengan kolom pengaku dari beton bertulang jarak horizontal maksimum diantara kolom pengaku adalah 3,00 m dan jarak vertikal maksimum adalah 2,50 m. Ukuran penampang kolom pengaku adalah 12,5 cm x lebar batu bata. Kolom ini harus diperkuat dengan tulangan beton Ø 8 dan 10 mm,sengkang Ø 6 mm, jarak 10 cm. d. Pada daerah sambungan dengan dinding batu bata yang sudah ada harus diadakan pembersihan dan dinding dibasahi. Batu bata yang sudah ada dibongkar secukupnya untuk menjamin perlekatan yang cukup kuat dengan dinding batu bata yang baru. e. Semua bagian dalam lubang atau saluran untuk perpipaan shaft harus dibuat dengan permukaan yang rapi fair faced dengan siar-siar sambungan diratakan, kecuali disyaratkan lain dalam gambar. f. Sumuran, lubang tekukan dan sebagainya untuk keperluan pemasangan kerangka, ducting, pipa air hujan dan pipa-pipa lainnya harus dibentuk dengan rapi sesuai gambar atau permintaan. Pasal 2 Pekerjaan Plesteran

1. Lingkup Pekerjaan