Beton Bertulang Pekerjaan Pengecoran Beton

- Pasir harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pengotoran dan percampuran satu sama lain. - Persyaratan-persyaratan agregat halus diatas berlaku juga untuk beton Ready Mix. c. Agegat Kasar Kerikil atau Koral - Sesuai dengan persyaratan pada PBI 1971 atau ASTM - Klasifikasi dan Gradasi agregat kasar sebagai berikut : Agregat Kasar Type A1 : Besar Ukuran Ayakan Us Standart Sieve Lolos 1,00 Inch 0,75 Inch 0,50 Inch No. 4 No.8 Type A2 : Medium 0, 50 Inch 0,375 Inch No. 4 No. 8 100 90 – 98 30 – 45 0 – 10 0 – 5 100 85 – 100 10 – 100 0 – 5 - Harus terdiri dari butir–butir yang keras tidak berpori, tidak pecah dan tidak terpengaruh oleh cuaca. - Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 ditentukan terhadap berat kering juga tidak boleh mengandung zat yang rusak beton.

4. Beton Bertulang

a. Kekuatan dan Penggunaan Beton. Kecuali ditentukan lain pada gambar, kekuatan dan penggunaan beton adalah sebagai berikut : - Beton Struktur Utama  Beton f’ c 21,7 Mpa K-250, Untuk Pondasi, Sloof, Kolom, Balok, Plat Lantai, Plat Tangga dan Beton Anak Tangga.  Untuk Beton f’ c 14,75 MPa K 175 Meliputi : Sloof Praktis, Kolom praktis dan lain-lain seperti tertera pada gambar  Untuk mencapai mutu beton tersebut, Kontraktor wajib mengunakan Ready Mix atau membuat Trial Mix dan selanjutnya kontraktor membuat adukan sesuai dengan proporsi trial mix yang disetujui oleh Direksi Pengawas - Beton Non Struktur  Beton K-100 Meliputi : Beton lantai kerja, tidak dicor ke dalam cetakan. Rabat beton, sesuai dengan gambar Kerja  Beton dengan adukan 1 Pc + 2 PS + 3 Krl Meliputi : Kolom atau beton bertulang yang mempunyai kozen kayu, pengisi lobang angkur dan sudut-sudut beton dan lain-lain. Kekuatan tekan beton diperoleh dari keadaan tegangan tekan hancur karakteristik untuk kubus beton 15 x 15 x 15 cm pada usia 21 hari . Evaluasi penentuan karakteristik ini digunakan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam PBI-1971.

5. Pekerjaan Pengecoran Beton

a. Persiapan - Proporsi semen, pasir, dan kerikil disesuaikan dengan trial mix yang telah disetujui. IV-14 - Sebelum adukan beton cor, kayu-kayu bekisting dan lantai kerja harus bersih dari kotoran seperti serbuk gergaji, tanah, minyak dan lain-lain serta harus dibasahi secukupnya. Perlu diadakan tindakan-tindakan untuk menghindarkan mengumpulnya air pembasah tersebut pada sisi bawah. - Pekerjaan pengecoran beton baru dilaksanakan sesudah Direksi pengawas memeriksa dan menyetujui bekisting, tulangan, stek-stek dan lain-lain dimana beton tulangan tersebut akan diletakan. Jika tidak ada pemberitahuan yang semestinya, atau persiapan pengecoran tidak disetujui oleh Direksi pengawas, kontraktor diperintahkan untuk menyikirkan beton yang baru dicor atas biaya- biaya Kontraktor. b. Pelaksanaan - Proses pengadukan bahan campuran beton yang sudah di tuang di dalam mixer minimal 2 menit. - Untuk menjaga agar ikatan beton tetap terjamin, maka adukan siap dipakai dalam tempo 40 menit harus sudah dituang pada acuan yang sudah disiapkan. - Beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih besar dari 1,50 m, untuk kolom yang tinggi jendela-jendela harus dibuat pada cetakan, ini harus dikerjakan untuk menghindari agresi dan menjamin satu pengecoran yang tidak terputus. - Pengecoran beton dilakukan dalam suatu operasi yang terus menerus atau tercapai pada construction joint, beton tidak boleh dituang diatas lapisan beton yang cukup keras. - Jika pada bagaimana pengecoran terjadi pemberhentian harus ditentukan letaknya dan dibuat seperti yang disetujui oleh Direksipengawas. - Beton cetakan atau penulangan tidak boleh diganggu sampai 24 jam setelah beton dicor, semua pengecoran dilakukan pada siang hari dan pengecoran beton dari suatu bagian pekerjaan jangan dimulai bila tidak dapat diselesaikan pada siang hari, kecuali yang izin Pemberi Tugas, Direksipengawas boleh dikerjakan malam hari. - Tidak boleh mengecor beton waktu hujan, kecuali jika kontraktor mengambil tindakan- tindakan pencegahan kerusakan yang telah disetujui Direksi pengawas. - Dalam rencana kerja barchart, pekerjaan struktur dilaksanakan maksimal 5 lima hari. Campuran Beton yang dilakukan di Lapangan - Dalam melakukan pencampuran beton, baik semen, aggregat, maupun air harus dicampur dengan perbandingan berat. Apabila akan dilakukan dengan perbandingan volume. Pemborong harus mengajukan metoda dan alat penakar kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui. - Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin Molen , type dan kapasitasnya harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas. Metoda pengadukan, kecepatan pengadukan harus disesuaikan dengan rekomendasi dari pabrik pembuat mesin tersebut. Kapasitas mesin pengaduk tidak boleh dilampaui. Beton Ready Mix - Pemakai beton ready mix harus mendapat persetujuan Konsultan Pengawas, demikian halnya dengan nama dan alamat supplier tersebut. - Pemborong harus bertanggung jawab terhadap adukan yang disupply tersebut dan harus memenuhi spesifikasi ini, termasuk kontrol kualitas, kesinambungan pengiriman dan pengecoran. Apabila akan digunakan bacthing Plan, Pemborong harus mendapat persetujuan tentang letak dan kapasitasnya. - Catatan penggunaan semen, aggregat dan air harus disampaikan kepada Konsultan Pengawas setiap hari. Untuk mengontrol kadar air dari aggregat, test secara periodik dapat dimintakan kepada Konsultan Pengawas , dan atas biaya Pemborong. - Hal - hal lain yang perlu dicatat adalah :  Waktu kedatangan truk  Waktu dari pengadukan dan penambahan air IV-15  Nomor registrasi truk dan depotnya  Waktu pengecoran  Kekuatan karakteristik beton  Ukuran aggregat maksimum  Bagian struktur yang dicor  Identifikasi kubus beton yang diambil dari pengiriman tersebut  Nilai slump  Admixture yang digunakan. - Beton harus dicor, dipadatkan dan dibiarkan mengeras pada tempat semestinya dalam waktu tidak lebih dari 1 jam sejak semen dimasukkan ke dalam mixer, kecuali bila dipakai bahan tambahan retarder - Bahan tambahan ini harus diajukan oleh Pemborong untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas Mix Design dan Trial Mix - Sebelum melakukan pengecoran beton terlebih dahulu memberikan Mix Design dan melaksanakan Trial Mix dengan bahan - bahan yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas. - Trial Mix yang dilaksanakan harus berhasil, dalam arti memenuhi kriteria kekuatan tekan beton karakteristik, slump serta syarat-syarat lainnya. Biaya dari trial mix serta pengetesannya adalah merupakan sepenuhnya tanggung jawab Pemborong. - Beton dari hasil trial mix ini mula-mula harus diperiksa terhadap kekentalannya, kohesi dan gradesinya. Jika hasil-hasil tersebut memenuhi syarat, kemudian dilakukan test kubus sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971. - Apabila ternyata hasil trial test dilaksanakan oleh Pemborong tersebut tidak memenuhi syarat, Pemborong harus melakukan trail test kembali dengan mengubah komposisi dari adukan bahan yang dipakai. - Hal-hal yang perlu dicatat dan diserahkann oleh Pemborong kepada Konsultan Pengawas adalah :  Type gradasi dari aggregat  Sumber aggregat dan test laboratorium  Sumber air dan test laboratorium  Type dan merk semen yang akan dipakai dan hasil test laboratoriumnya.  Berat masing-masing komponen yang akan digunakan dalam trial mix mix design.  Mutu beton yang akan dicapai dan karakteristik lainnya.  Hasil test secara keseluruhan  Admixture yang akan digunakan Transport Beton. - Pengangkutan beton harus diperhitungkan sedemikian rupa sehingga tidak mempengaruhi kekuatan serta sifat-sifat fisik beton tersebut, serta misalnya pemisahan beton, kekentalan beton dan lain sebagainya. IV-16 - Pengangkutan beton harus kontiniu, direncanakan juga tempat pengecoran yang akan memungkinkan dan metoda pengangkutan beton dilapangan terutama untuk pengecoran yang dilakukan di ketinggian - Ketinggian jatuh dari adukan beton perlu diperhatikan, tempat jatuhan beton tersebut harus bersih dari segala macam kotoran. - Apabila pemisahan adukan beton terjadi, beton harus diaduk kembali remixed sebelum dilakukan pengecoran, Beton yang sudah tercemar bahan-bahan lain tidak diperkenankan untuk dipakai. - Apabila Pemborong bermaksud menggunakan pompa beton concrete pump atau alat-alat lain, Pemborong harus mengajukan data-data sebagai berikut untuk disetujui Konsultan Pengawas. - Type peralatan  Susunan serat support dari pipa pompa  Prosedure pengisian dan penggosongan kembali pipa  Prosedure pengopersian pompa  Prosedure apabila ada penundaan pengadaan adukan beton  Diameter dalam dari pipa tidak boleh kecil dari 3 x diameter aggregat maksimum yang digunakan. Pipa aluminium tidak diperkenankan untuk digunakan. - Hal - hal lain yang perlu dicatat adalah :  Waktu kedatangan truk  Waktu dari pengadukan dan penambahan air  Nomor registrasi truk dan depotnya  Waktu pengecoran  Kekuatan karakteristik beton  Ukuran aggregat maksimum  Bagian struktur yang dicor  Identifikasi kubus beton yang diambil dari pengiriman tersebut  Nilai slump  Admixture yang digunakan.  Beton harus dicor, dipadatkan dan dibiarkan mengeras pada tempat semestinya dalam waktu tidak lebih dari 1 jam sejak semen dimasukkan ke dalam mixer, kecuali bila dipakai bahan tambahan retarder  Bahan tambahan ini harus diajukan oleh Pemborong untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.

6. Pengujian