Peraturan Teknis BAB IV RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS

BAB IV RENCANA KERJA DAN SYARAT TEKNIS Pasal 1 L i n g k u p 1. Persyaratan teknis umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan yang mana persyaratan ini bisa diterapkan. 2. Persyaratan teknis umum ini merupakan satu kesatuan dengan persyaratan teknis khusus, dan secara bersama-sama merupakan persyaratan dari segi teknis bagi seluruh bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam satu atau lebih dari dokumen berikut ini : a. Gambar-gambar Pelelangan Pelaksanaan. b. Persyaratan Teknis Umum Khusus c. Perincian volume pekerjaan Perincian penawaran d. Dokumen-dokumen Pelelangan Pelaksanaan yang lain 3. Dalam hal dimana ada bagian dari persyaratan teknis umum ini, tidak ada satupun bagian pekerjaan sebagaimana diungkapkan dalam pasal 1.2 diatas bisa diterapkan, maka bagian dari persyaratan teknis umum tersebut secara sendirinya dianggap tidak berlaku. Pasal 2 Referensi Standar

1. Peraturan Teknis

1.1. Atas seluruh bagian pekerjaan dalam Perjanjian Kerja ini, kecuali secara khusus dipersyaratkan lain dalam satu atau lebih dokumen dari Dokumen pelelangan Pelaksanaan, berlaku :  Undang-undangKeputusan Presiden Nomor 18 tahun 2000.  Peraturan Surat keputusan dari Departemen Instansi yang berwenang.  Ketentuan dari Badan Koordinasi Pekerjaan Jaringan Sistem dibawah tanah BKJS.  Peraturan Daerah  Standard Norma Pedoman 1.2. Dalam hal dimana ada bagian pekerjaan yang dipersyaratkan teknisnya tidak diatur dalam persyaratan teknis umum khusus maupun salah satu dari ketentuan yang disebutkan dalam pasal 2.1. diatas, maka atas bagian pekerjaan tersebut, Penyedia harus mengajukan salah satu dari persyaratan-persyaratan berikut ini guna disepakati oleh Direksi LapanganKonsultan Pengawas untuk dipakai sebagai patokan persyaratan teknis :  Standard Norma Kode Pedoman yang bisa diterapkan pada bagian pekerjaan bersangkutan, yang diterbitkan oleh Instansi Institusi Asosiasi Profesi Asosiasi Produsen Lembaga Pengujian ataupun badan-badan lain yang berwenang berkepentingan, atau badan-badan yang bersifat Internasional ataupun Nasional dari Negara lain, sejauh mana atas hal tersebut diperoleh kesepakatan dari Direksi LapanganKonsultan Pengawas .  Brosur Teknis dari produsen yang didukung oleh sertifikat dari lembaga pengujian yang diakui secara Nasional Internasional. 1.3. Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan-persyaratan teknis yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia NI, Standard Industri Indonesia SII dan peraturan- peraturan Nasional maupun peraturan-peraturan setempat lainnya yang berlaku atas jenis-jenis pekerjaan yang bersangkutan antara lain : Peraturan dan standar yang digunakan dalam perencanaan struktur ini adalah :  SK SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung; IV-1  SK SNI 2847:2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung;  SNI 03-1729-2002 Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung;  SNI 03-1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung;  SKBI 1.3.53.1987 Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah Gedung;  SNI 04-0225-2000 Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 PUIL 2000, dan Amandemennya SNI 04-0225-2000Amd1-2006 ;  NI – 3 1970 : Peraturan Umum untuk Bahan Bangunan diIndonesia;  NI – 8 : Peratuiran semen Portland Indonesia;  NI – 5 : Peraturan Konstruksi Indonesia;  SII – 0297 – 80 : Baja Karbon Cor Mutu dan Cara Uji;  SII – 0192 – 78 : Kawat Las Mutu dan cara uji;  SNI 07-2052-2002 : Baja Tulang Beton; 1.4. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang belum termasuk dalam standar-standar yang tersebut diatas, maupun standar-standar nasional lainnya, maka diberlakukan standard-standard internasional yang berlaku atas pekerjaan-pekerjaan tersebut atau setidak-tidaknya berlaku persyaratan Teknis dari negara-negara asal bahan dengan disertai referensi.

2. Merk-merk Dagang