Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat

16 2 dua hal, yaitu 1 Bersama dengan KKP melakukan pemberdayaan usaha garam rakyat melalui pendekatan keorganisasian, disini kerjasama kelompok diantara petambak garam diharapkan dapat membentuk skala ekonomi usaha lebih besar yang berpeluang untuk berkembang; 2 Menciptakan iklim usaha yang mampu memotivasi berkembangnya Koperasi petambak garam ataupun organisasi kelompok kerja baru yang lain. Kemendagri dan Pemda mempunyai 4 empat tugas pokok berkaitan swasembada garam, yaitu : 1 Melalui Pemda melakukan fasilitasi kemungkinan pembukaan lahan garam baru di daerah tersebut Rencana Tata Ruang Wilayah dan Perijinan; 2 Memberikan dukungan pengamanan terhadap usaha garam rakyat dari kemungkinan terjadinya pencemaran air laut sebagai sumber bahan baku; 3 Memberikan dukungan berupa peningkatan prasarana dan sarana dasar secara kuantitas dan mutu bagi kegiatan pegaraman rakyat; 4 Melakukan pembinaan administrasi dan statistik usaha garam rakyat oleh Kepala Desa dan Camat setempat. Kementerian Kesehatan bersama Kementerian Perindustrian melakukan pengawasan garam konsumsi dipasar memenuhi mutu garam berdasarkan SNI 01-3556-2000 minimal 30 mgKg.

D. Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat

Menurut Kusnadi 2009 pemberdayaan masyarakat nelayan diartikan sebagai usaha-usaha sadar yang bersifat terencana, sistematik dan berkesinambungan untuk membangun kemandirian sosial, ekonomi, dan politik masyarakat nelayan dengan mengelola potensi sumber daya yang dimiliki untuk mencapai kesejahteraan sosial yang bersifat berkelanjutan. Diperlukan prasyaratkondisi dan proses yang sistemik didalam pemberdayaan ekonomi rakyat terutama yang tergolong masyarakat miskin, seperti masyarakat pesisir. Prasyaratkondisi yang dimaksudkan adalah 1 adanya kondisi pemberdayaan; 2 memberikan kesempatan agar masyarakat semakin berdaya; 3 perlindungan agar keberdayaan dapat berkembang; 4 meningkatkan kemampuan agar semakin berdaya, dan 5 fungsi pemerintah. Sedangkan proses pemberdayaan masyarakat miskin dapat dilakukan secara bertahap melalui 3 tiga fase, yaitu 1 fase inisial, dimana pemerintah yang paling dominan dan rakyat 17 bersifat pasif; 2 fase partisipatoris, dimana proses pemberdayaan berasal dari pemerintah bersama masyarakat; dan 3 fase emansipatoris, masyarakat sudah dapat menemukan kekuatan dirinya sehingga dapat melakukan pembaharuan- pembaharuan dalam mengaktualisasikan dirinya Soetomo, 2011. Pada tahun 2009 Kementerian Kelautan dan Perikanan KKP mengimplemetasikan program pemberdayaan yang merupakan integrasi pemberdayaan pada masing-masing unit eselon satu dalam wadah Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Kelautan dan Perikanan PNPM Mandiri-KP. PNPM Mandiri-KP adalah program pemberdayaan masyarakat yang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dan pendapatan serta penumbuhan wirausaha kelautan dan perikanan. PNPM Mandiri-KP tahun 2011 mempunyai 2 dua komponen program untuk mengentaskan kemiskinan melalui peningkatan kemampuan dan pendapatan masyarakat serta penumbuhan wirausaha kelautan dan perikanan, yaitu Program Pengembangan Usaha Mina Pedesaan PUMP yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya PB Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Ditjen PT dan Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Ditjen P2HP dan Program Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat PUGAR yang dikelola oleh Direktorat Jenderal Kelautan, Pesisir dan Pulau- pulau Kecil Ditjen KP3K. PUMP merupakan program pemberdayaan bagi peningkatan kesejahteraan dan kesempatan kerja bagi masyarakat nelayan, pembudidaya serta pengolah dan pemasar ikan. Struktur pengorganisasian PNPM Mandiri-KP 2011 dapat dilihat pada Gambar 2.3. PUGAR adalah kegiatan pemberdayaan yang difokuskan pada peningkatan kesempatan kerja dan kesejahteraan bagi petambak garam dalam rangka mencapai Swasembada Garam Nasional melalui prinsip bottom-up, artinya masyarakat sendiri yang merencanakan kegiatan, melaksanakan dan melakukan monitoring dan evaluasi sesuai dengan mekanisme yang ditentukan. Melalui PUGAR, masyarakat didorong untuk melaksanakan usaha garam, sehingga target produksi untuk memenuhi kebutuhan garam konsumsi iuntuk nasional akan dapat dicapai. 18 Gambar 2.3 Organisasi PNPM Mandiri-KP 2011 KKP, 2011 b Dalam kegiatan pergaraman, terdapat 4 empat isu strategik yang menjadi dasar perhatian dalam pelaksanaan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat, yaitu : 1 isu kelembagaan yang mengakibatkan lemahnya posisi tawar para petambak garam rakyat; 2 isu permodalan yang menyebabkan para petambak garam rakyat masih belum optimal dalam mengakses sumber permodalan baik dari bank maupun non bank sehingga para petambak garam rakyat terjerat pada bakul, tengkulak dan juragan; 3 isu regulasi yang menyebabkan lemahnya keberpihakan dan proteksi pemerintah pada sektor garam rakyat, sehingga usaha garam rakyat menjadi tidak prospektif dan marketable; dan 4 isu tata niaga garam rakyat yang sangat liberalistik dengan tidak adanya penetapan standar kualitas dan harga dasar garam rakyat, sehingga terjadi penyimpangan harga yang sangat tinggi di tingkat produsen petambak garam dan pelaku pasar, serta terjadinya penguasaan kartel perdagangan garam di tingkat lokal. Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengatasi isu strategik tersebut dilakukan melalui 4 empat kegiatan PUGAR, yaitu 1 Pemetaan Wilayah Tambak; 2 Peningkatan Kapasitas Petambak Garam; 3 Fasilitasi Kemitraan dalam Usaha Garam Rakyat; 4 Penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat. Dalam implementasi program PUGAR tahun 2011 dikelola oleh organisasi yang PNPM Mandiri-KP Tahun 2011 Pengembangan Usaha Mina Pedesaan PUMP Ditjen Perikanan Budidaya Pembudidaya Ditjen Perikanan Tangkap Nelayan Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Pengolah dan Pemasar Hasil Perikanan Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat PUGAR Ditjen Kelautan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Petambak Garam Sasaran Penanggung- jawab 19 melibatkan beberapa pemangku kepentingan dengan susunan, tugas dan fungsi seperti termuat pada Gambar 2.4 Gambar 2.4 Kelembagaan PUGAR KKP, 2011 b Ket : TNP2K = Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan TKPK = Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan = Garis Komando = Garis Koordinasi Pemerintah pusat adalah KKP yang bertindak sebagai penanggungjawab dan pembina program di tingkat nasional. Penanggung jawab kegiatan PUGAR adalah Direktur Jenderal Kelautan, Pesisir, dan Pulau-pulau Kecil Dirjen KP3K dengan penanggung jawab teknis Direktur Pemberdayaan Masyarakat Pesisir dan Pengembangan Usaha. Untuk melaksanakan PUGAR maka dibentuk Tim Kelompok Kerja POKJA PUGAR yang ditetapkan dengan Keputusan Dirjen KP3K yang mempunyai 5 lima tugas, yaitu 1 Menyusun rencana kebijakan; 2 Menyusun Pedoman Teknis PUGAR; 3 Melakukan koordinasi perencanaan KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DITJEN KP3K KOORDINATOR POKJA PUGAR DINAS PROPINSI DINAS KABUPATENKOTA TENAGA PENDAMPING KELOMPOK USAHA GARAM RAKYAT KUGAR TIM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KABUPATENK TKPK PROPINSI TKPK KABUPATENKOTA TNP2K KOPERASI TIM PENGENDALI PUSAT KOORDINATOR PNPM MANDIRI-KP 20 dan pelaksanaan dengan Kementerian Lembaga terkait termasuk Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan TNP2K; 4 Melakukan sosialisasi, pelatihan Tenaga Pendamping, lokakarya, supervisi, monitoring, evaluasi dan pengendalian kegiatan; dan 5 Melakukan verifikasi usulan KabupatenKota calon lokasi dan penerima PUGAR tahun 2012. Pemerintah Daerah adalah Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi dan Kabupaten Kota yang menangani Program PUGAR. Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi sebagai representasi KKP di daerah bertugas 1 Melakukan koordinasi, pembinaan, pendampingan, sosialisasi, monitoring dan evaluasi PUGAR di wilayahnya; 2 Melakukan komunikasi dengan instansi terkait termasuk Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan TKPK tingkat provinsi; dan 3 Mengusulkan KabupatenKota di wilayahnya sebagai calon penerima PUGAR tahun berikutnya berdasarkan hasil evaluasi dan ketentuan yang berlaku. Dinas Kelautan dan Perikanan KabupatenKota sebagai penanggungjawab operasional program mempunyai 4 empat tugas, yaitu 1 Menyeleksi dan menetapkan lokasi sasaran, kelompok masyarakat sasaran, Konsultan Pelaksana, Tim Pemberdayaan Masyarakat, dan Tenaga Pendamping; 2 Melakukan sosialisasi, publikasi, monitoring, evaluasi dan pelaporan; 3 Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dan TKPKD KabupatenKota; dan 4 Mengajukan usulan proposal kegiatan PUGAR tahun berikutnya kepada Dirjen KP3K melalui Kepala Dinas Propinsi. Tim Pemberdayaan Masyarakat dibentuk dan ditetapkan oleh BupatiWalikota atau Kepala Dinas KabupatenKota. Tim ini terdiri dari 5 lima orang, dengan Ketua berasal dari unsur dinas kelautan dan perikanan KabupatenKota dengan anggota terdiri dari unsur dinas perindustrian danatau perdagangan, dinas koperasi, Koperasi LEPP-M3koperasi pesisirkoperasi perikanan dan tokoh masyarakat. Tim Pemberdayaan Masyarakat bertugas untuk 1 Melakukan identifikasi, seleksi dan verifikasi terhadap calon lokasi sasaran dan calon penerima BLM, calon lokasi, dan Rencana Usaha Bersama RUB KUGAR mengacu pada kriteria pedoman teknis PUGAR; dan 2 Mengusulkan calon lokasi sasaran nama Kecamatan dan Desa dan calon penerima BLM dan 21 besarnya nilai BLM kepada Kepala Dinas KabupatenKota berdasarkan hasil verifikasi. Koperasi berperan sebagai penyangga hasil produksi garam rakyat ditetapkan oleh dinas kelautan dan perikanan KabupatenKota setelah mendapatkan rekomendasi dari dinas yang membidangi urusan koperasi. Tugas koperasi dalam implementasi PUGAR adalah 1 Menyediakan sarana produksi dan permodalan bagi KUGAR; 2 Membeli garam hasil produksi KUGAR dengan harga yang sesuai; dan 3 Memfasilitasi kegiatan penanganan pasca panen, antara lain pengolahan garam, pengemasan dan pemasaran. Tenaga Pendamping PUGAR di tingkat KabupatenKota terdiri atas 2 dua orang, yaitu 1 Tenaga Pendamping Kelembagaan dan 2 Tenaga Pendamping Teknis Pergaraman. Tenaga Pendamping PUGAR tidak diperkenankan berasal dari Pegawai Negeri Sipil PNSPenyuluh PerikananPenyuluh Perikanan Tenaga Kontrak PPTKterikat kontrak kerja dengan Institusi lain. Sebelum melaksanakan tugasnya, Tenaga Pendamping KabupatenKota diberikan pelatihan teknis dan kelembagaan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan BPSDM-KP. Tugas Tenaga Pendamping meliputi 1 Membuat rencana pendampingan kegiatan PUGAR; 2 Mendampingi KUGAR menyusun RUB; 3 Mempersiapkan KUGAR dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan kelompok dan penguatan kapasitas SDM petambak garam; 4 Mendampingi KUGAR dan memberikan rekomendasi kepada Bank dalam proses pencairan dana BLM dan penyusunan laporan hasil pemanfaatan BLM; 5 Membantu tugas Tim Pemberdayaan Masyarakat; 6 Melakukan pendampingan teknis produksi garam hingga penjualan hasil kepada koperasi; dan 7 Menyusun laporan tertulis perkembangan pelaksanaan kegiatan pendampingan setiap bulan kepada Kepala Dinas KabupatenKota dengan tembusan kepada dinas kelautan dan perikanan provinsi dan Ditjen Kelautan, Pesisir dan Pulau-pulau Kecil KP3K. KUGAR adalah kelompok melaksanakan yang kegiatan PUGAR yang ditetapkan oleh Keputusan Kepala Dinas KabupatenKota. Pembentukan KUGAR adalah usaha menyatukan petambak garam dalam satu hamparan lokasi untuk bergabung dalam usaha produksi garam secara bersama, sehingga melalui 22 KUGAR, petambak akan mempunyai posisi tawar yang lebih baik, dan dapat memutuskan hubungan dengan tengkulakpengepul. Hal ini dapat dilihat dalam Gambar 2.5 Gambar 2.5 Kelompok usaha Garam Rakyat KKP, 2011 b Keterangan : P1, P2 dan P3 = Petambak Garam Bantuan Langsung Masyarakat BLM menurut pedoman pelaksanaan PUGAR KKP, 2011 b adalah bantuan yang diberikan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan kepada kelompok guna melindungi dari kemungkinan atau dampak resiko sosial, berupa barang untuk peningkatan usaha petambak garam. BLM diwujudkan dalam 2 dua bentuk, yaitu : 1. Peningkatan prasarana usaha garam rakyat melalui pembuatanperbaikan saluran tambak, pembuatanperbaikan galengantanggul, pembuatan perbaikan gudang sementara, pemadatan tanah, dan pembuatan meja jemur. 2. Peningkatan sarana usaha garam rakyat dengan pemberian pompa, kincir angin, gerobak sorong, timbangan, bahan additif garam solusi dan peralatan tambak garam lain yang diusulkan petambak melalui kelompok. Bahan additif dan teknik tambak garam maduresee dalam PUGAR digunakan untuk meningkatkan mutu garam rakyat dan produktifitas garam rakyat P1 P2 P3 KUGAR Penggarap Pengepul Tengkulak Koperasi Pedagang Besar PABRIK 23 menjadi 80 tonHa. Strategi pencapaian swasembada garam rakyat melalui PUGAR dapat dilihat dalam Gambar 2.6 Gambar 2.6 Alur PUGAR KKP, 2011 b Musyawarah Desa Penentuan Petambak Penetapan KUGAR Penyusunan RUB Verifikasi  TPM  PEMDA  KP3K Penyaluran BLM Produksi Garam Swasembada Garam Pendamping Teknis Pendamping Kelembagaan KOPERASI SARANA PRASARANA 24 Program PUGAR Tahun 2011 mempunyai 4 empat tujuan, yaitu 1 Membentuk sentra-sentra usaha garam rakyat di lokasi sasaran; 2 Memberdayakan dan meningkatkan kemampuan petambak garam rakyat dalam kelompok usaha garam rakyat; 3 Meningkatkan akses terhadap permodalan, pemasaran, informasi, serta ilmu pengetahuan dan teknologi bagi Petambak garam rakyat; dan 4 Tercapainya target produksi garam konsumsi sebanyak 304.000 ton untuk mendukung Swasembada Garam Nasional. Tercapainya tujuan PUGAR tahun 2011 dengan melihat pada 3 tiga indikator output PUGAR, yaitu 1 Terbentuknya 750 KUGAR; 2 Tersalurkannya Bantuan Langsung Masyarakat Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat Rp. 76.000.000.000,- tujuh puluh enam miliar rupiah sesuai dengan Rencana Usaha Bersama RUB; dan 3 Tercapainya target produksi garam konsumsi sebanyak 304.000 ton. Selain indikator output, PUGAR juga memiliki indikator outcome sebagai tujuan PUGAR 2011, yaitu 1 Meningkatnya pendapatan kelompok usaha garam rakyat sebesar 15; 2 Terwujudnya kelompok usaha garam rakyat menjadi anggota koperasi yang berbadan hukum di 40 unit koperasi sebagai sentra usaha garam rakyat; 3 Meningkatnya kapasitas petambak garam rakyat melalui pelatihan dan pendampingan sejumlah 750 kelompok; dan 4 Meningkatnya produktifitas tambak garam rakyat dari 60 tonHa menjadi 80 tonHa. Di Desa Losarang, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu, PUGAR diimplementasikan dengan melibatkan 170 orang petambak yang tergabung dalam 17 KUGAR. BLM yang disalurkan Rp. 850.000.000,- untuk perbaikan sarana dan prasarana usaha garam milik petambak sesuai dengan Rencana Usaha Bersama RUB yang sudah dibuat oleh KUGAR. Dalam penyaluran BLM, pemilik lahan diberikan kesempatan untuk mendapatkan BLM dengan syarat menggarap lahan dan maksimal memiliki lahan 5 Ha dan tidak diperkenankan dana BLM untuk sewa lahan karena kurang efektif dalam pencapaian tujuan dan hanya untuk penunjang produksi.170 orang petambak penerima BLM sudah diverifikasi dan ditetapkan melalui SK Dirjen KP3K dan dipublikasikan di media cetak dan elektronik. III. METODE KAJIAN

A. Kerangka Pemikiran