Analisis Data Kualitatif dan Kuantitatif

29 Berdasarkan rumus Slovin dengan tingkat kepercayaan 90 taraf signifikansi 0,10, maka dari populasi 170 anggota KUGAR di Desa Losarang, jumlah contoh n atau jumlah responden yang diambil adalah : 券 = 170 1 + 170 x 0,1 2 = 62,96 dibulatkan 63 orang Ada 17 KUGAR di Desa Losarang, sehingga jika 63 dibagi 17 akan menghasilkan angka 3,7. Penulis membulatkan angka menjadi 4, sehingga dari 17 KUGAR akan diambil 68 contoh 17 x 4. Dari 68 contoh masih ditambah 2 contoh lagi yang berasal dari petambak di desa Losarang yang memiliki luas tambak garam terluas dan terkecil, sehingga jumlah responden yang akan diambil adalah 70 orang. Pengambilan contoh dilakukan melalui 2 tahap, yaitu 2 dua contoh diambil dari 1 satu orang yang memiliki luas lahan produksi garam terbesar dan 1 satu orang yang memiliki luas lahan produksi garam terkecil di Desa Losarang dan 68 contoh diambil dari 17 KUGAR, masing-masing 4 empat orang yang terdiri dari 1 satu orang pengurus kelompok dan 3 tiga orang yang ditunjuk oleh pengurus kelompok yang bersangkutan.

2. Pengolahan dan Analisis Data

a. Analisis Data Kualitatif dan Kuantitatif

Data kualitatif adalah data yang berupa pendapat pernyataan atau judgement sehingga tidak berupa angka akan tetapi berupa kata- kata atau kalimat Effendy, 2010. Data kualitatif diperoleh dari berbagai teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, analisis dokumen, diskusi atau observasi lapangan yang telah dituangkan dalam bentuk transkrip. Pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk mengungkapkan efektivitas implementasi program PUGAR melalui indikator proses pencapaian tujuan PUGAR, yaitu 1 proses pembentukan KUGAR di Desa Losarang; 2 proses penyaluran Bantuan Langsung Masyarakat Pemberdayaan Usaha Garam Rakyat sesuai dengan Rencana Usaha 30 Bersama RUB; dan 3 proses pendampingan dan peningkatan teknologi usaha garam rakyat. Selain dengan pendekatan kualitatif, digunakan pendekatan kuantitatif untuk mengukur 6 enam hal pada responden, yaitu 1 Produktifitas tambak garam; 2 Pendapatan usaha garam; 3 kelayakan usaha garam; 4 Marjin keuntungan usaha garam; 5 Analisis kesenjangan Gap analysis dan 6 Efisiensi modal. 1 Produktifitas tambak garam rakyat Produktifitas diperoleh melalui pembagian antara jumlah garam dalam satuan ton yang dihasilkan selama musim produksi garam dengan luas lahan dalam satuan Ha untuk menghasilkan garam tersebut, dirumuskan sebagai berikut : Produktifitas = Jumlah Hasil Produksi Luas Lahan Dalam penelitian ini akan dihitung produktifitas tambak garam rakyat sebelum dan sesudah diimplementasikannya PUGAR 2 Pendapatan Usaha Pendapatan usaha garam rakyat merupakan selisih antara penerimaan dan semua biaya, yang dirumuskan sebagai berikut : Pd = TR – TC dimana : Pd : Pendapatan usaha TR : Total Penerimaan TC : Total Biaya Total penerimaan Total RevenueTR diperoleh melalui perkalian antara jumlah produk yang dihasilkan yang dapat dijual dengan harga jual tertentu, yang dapat dirumuskan sebagai berikut : TR = Y x Py dimana : Y : Jumlah produk yang dijual Py : Harga Y 31 Total biaya Total Cost atau TC didapat penambahan biaya tetap produksi garam Fixed Cost atau FC dan biaya tidak tetap produksi garam Variable Cost atau VC. TC dapat dirumuskan sebagai berikut : TC = FC + VC Dari perhitungan tersebut akan diperoleh penerimaan usaha petambak garam. Dalam penelitian ini akan dihitung penerimaan yang diperoleh sebelum dan sesudah diimplementasikannya PUGAR. 3 Kelayakan Usaha Kelayakan usaha garam dihitung dari Benefit Cost BC ratio, dimana kelayakan usaha ditetukan oleh perbandingan antara pendapatan dengan total biaya biaya tetap dan biaya tidak tetap. Bila nilai BC ratio 1 maka usaha garam tidak layak untuk dilanjutkan. Kelayakan Usaha = Pendapatan Total Biaya Untuk menghitung kelayakan usaha juga dilaksanakan melalui perhitungan titik impas usaha Break Even Point atau BEP. BEP terbagi menjadi 2 dua jenis analisis yaitu 1 titik impas produksi yang merupakan perbandingan antara total biaya dengan harga satuan produk per kilogram sebagai perhitungan titik impas usaha dicapai pada jumlah produksi garam tertentu dan 2 titik impas harga produksi yang merupakan perbandingan antara total biaya dengan total produksi, sebagai perhitungan titik impas usaha yang dapat dicapai pada harga garam tertentu per kg. BEP Produksi = Total Biaya Harga Satuan Produk BEP Harga Produksi = Total Biaya Total Produk si Kelayakan usaha garam rakyat juga dihitung dari berapa luasan minimal tambak garam untuk memenuhi kebutuhan petambak garam. Nilai kebutuhan petambak garam diambil dari Upah Minimum Kabupaten Indramayu tahun 2011 Rp. 944.190,- mencapai 100 32 tingkat Kebutuhan Hidup Layak di Kabupaten Indramayu, yang merupakan keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 561kep.1564- bangsos2010 dan berlaku efektif tanggal 1 Januari 2011. Luas Tambak Garam yang Layak = Upah Minimum Kabupaten Pendapatan Petambak per hektar 4 Marjin Keuntungan Profit Margin Profit Margin usaha garam merupakan merupakan kemampuan usaha garam untuk menghasilkan keuntungan dibandingkan penjualan yang dicapai. Semakin besar marjin keuntungan petambak garam menandakan semakin baik kinerja usaha garam, karena meningkatkan kemampuan petambak dalam menghasilkan keuntungan dengan dibandingkan penjualan yang dicapai. Marjin keuntungan dihitung dengan rumus berikut : Marjin Keuntungan = Keuntungan Usaha Garam Hasil Penjualan Garam 5 Analisa Kesenjangan Gap Analysis Analisis kesenjangan terjadi karena adanya pertambahan nilai dari petambak untuk sampai ke konsumen seperti Gambar 3.2. Analisis kesenjangan adalah perbandingan harga jual garam di pasar dibandingkan pendapatan petambak per kg garam yang diproduksi, dimana dengan semakin jauh perbedaan harga di tingkat petambak dan harga di pasar, berarti komoditas garam tersebut masih dapat diberikan nilai tambah yang dilakukan oleh petambak untuk meningkatkan harga jual garam. Kesenjangan yang besar terjadi kaena distribusi yang panjang dari petambak ke konsumen. Analisis kesenjangan dihitung dengan rumus berikut : Analisis Kesenjangan = Harga dipasar Pendapatan Petambak 33 Gambar 3.2 Alur pertambahan nilai garam Rachman dan Imran, 2011 6 Efisiensi Modal Sebagian modal untuk melaksanakan produksi garam berasal dari BLM, maka diteliti efisiensi modal, dimana keuntungan yang diperoleh dalam usaha garam dapat mencapai persentase tertentu dari total biaya yang dikeluarkan. Efisiensi modal dihitung dengan menggunakan rumus : Efisiensi Modal = Laba Bersih Total Biaya x 100

b. Analisis SWOT