74
2. Identifikasi matriks EFE
Faktor strategik eksternal diuraikan untuk mengetahui peluang dan ancaman yang dihadapi Petambak Garam di Desa Losarang, kemudian
diidentifikasikan faktor eksternal dalam usaha Garam yang paling berpengaruh Lampiran 12. Penghitungan bobot masing-masing faktor
dilakukan dengan menggunakan software expert choice dapat dilihat pada Lampiran 14. Petambak harus mengupayakan langkah-langkah yang tepat
untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman usaha Garam Rakyat agar dapat mengembangkan usahanya lebih baik. Faktor-faktor peluang dan
ancaman pada usaha Garam Rakyat di Desa Losarang, Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu dapat dilihat pada Tabel 4.16
Tabel 4.16 EFE dari usaha Garam Rakyat di Desa Losarang, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu
Faktor Strategik Eksternal Bobot
a Rating
b Bobot x Rating
a x b Peluang
1. Kebijakan Pemerintah 0,174
3,8 0,661
2. Potensi Lahan Garam Besar 0,130
3,6 0,468
3. Bantuan Langsung Masyarakat 0,100
4,0 0,400
4. Tenaga Pendamping Teknis dan Kelembagaan
0,086 3,4
0,292 5. Penggunaan Teknologi Maduresee
dan Ramsol 0,064
3,2 0,205
Ancaman
1. Harga Tidak Stabil 0,079
1,20 0,095
2. Alih Tenaga Kerja 0,064
1,80 0,115
3. Cuaca 0,130
1,00 0,130
4. Tengkulak 0,075
2,00 0,150
5. Impor Garam 0,098
1,60 0,157
Jumlah 1,000
2,673
b. Analisis Matriks IE
Penentuan posisi strategi usaha Garam Rakyat di Desa Losarang dalam matriks IE didasarkan pada hasil total nilai matriks
IFE yang diberi bobot pada sumbu X dan total nilai matriks EFE pada sumbu Y. Total nilai matriks IFE 2,608 dan nilai matriks EFE 2,673.
75
Dengan demikian posisi usaha Garam Rakyat di Desa Losarang terletak pada sel V. Strategi yang sesuai untuk diterapkan pada sel ini
adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Hasil identifikasi dari kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan serta
posisi persaingannya yang berada pada sel V selanjutnya akan digunakan untuk merumuskan alternatif strategi dengan menggunakan
matriks SWOT. Posisi usaha Garam rakyat di Desa Losarang berdasarkan matriks IE dapat dilihat pada Gambar 4.22.
Tota l Skor
Fak tor
S tr
at egi
Ekst er
na l
Total Skor Faktor Strategi Internal Kuat
Rataan Lemah
4,0 3,0 2,0
Tinggi I
II III
Menengah IV
V VI
Rendah VII
VIII IX
Gambar 4.22 Matriks IE Usaha Garam Rakyat di Desa Losarang
c. Formulasi Strategi Usaha Garam Rakyat Di Desa Losarang, Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu
Berdasarkan indentifikasi faktor strategik internal dan eksternal yang diperoleh, selanjutnya ditetapkan alternatif strategi dengan menggunakan
matriks SWOT Tabel 4.17. Formulasi strategi pengembangan usaha Garam rakyat di desa Losarang dapat dirumuskan sebagai berikut :
1 Strategi S-O kombinasi S
1
-S
5
dengan O
1
-O
5
Strategi ini didapatkan dengan memanfaatkan dan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki oleh petambak dan kelompok usaha Garam rakyat
untuk mengambil atau memanfaatkan peluang yang ada. Berdasarkan hasil analisis diperoleh beberapa formulasi strategi berikut :
i. Meningkatkan produktivitas untuk meningkatkan keuntungan
ii. Memperluas jaringan pemasaran
3,0
2,0 1,0
1,0
76
Petambak Garam di Desa Losarang, memiliki tingkat produktivitas yang berbeda dan distribusi penjualan yang belum kuat. Upaya untuk
meningkatkan produktivitas
lahan Garam
dilakukan dengan
mensosialisasikan teknis bertambak Garam yang baik. Perluasan jaringan pemasaran dengan membuka pemasaran non konvensional seperti
pemasaran Garam dalam bentuk cair ataupun pemasaran Garam untuk kebutuhan non konsumsi seperti pupuk untuk pertanian, sehingga akan
memberikan nilai tambah dan meningkatkan harga jual Garam rakyat.
2 Strategi S-T kombinasi S
1
-S
5
dengan T
1
-T
5
Strategi ini didapatkan dengan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki Petambak dalam mengantisipasi ancaman yang ada. Berdasarkan
hasil analisis diperoleh beberapa formulasi strategi berikut : i.
Menetapkan pola usaha Garam rakyat setiap tahun, sehingga usaha Garam akan dimulai setiap akhir musim hujan setiap tahun, yaitu
bulan Juni. ii.
Meningkatkan mutu Garam rakyat. iii.
Penguatan kerjasama Petambak melalui kelompok usaha Garam Rakyat.
Strategi yang perlu dilakukan dalam rangka menghadapi persaingan dengan Garam impor dan Tengkulak adalah dengan
meningkatkan mutu Garam Rakyat dengan pengendalian bahan baku air laut dan pengawasan mutu produksi secara konsisten. Penguatan
kelompok usaha Garam rakyat agar petambak memperoleh manfaat ekonomi dari usaha bersama secara berkelompok sepanjang tahun.
3 Strategi W-O kombinasi W
1
-W
5
dengan O
1
-O
5
Strategi ini didapatkan dengan usaha meminimalisasi kelemahan yang dimiliki Petambak dan kelompok Petambak dan memanfaatkan
peluang. Berdasarkan hasil analisis diperoleh formulasi strategi berikut : i.
Menetapkan kawasan khusus usaha Garam. ii.
Memanfaatkan jasa perbankan untuk pengembangan usaha iii.
Meningkatkan pengetahuan manajemen usaha.
77
Untuk pemenuhan kebutuhan garam nasional, pemerintah menetapkan daerah potensial penghasil garam sebagai kawasan khusus
usaha Garam, agar tidak beralih fungsi menjadi usaha lain. Kawasan khusus usaha garam dapat menarik investor atau pihak perbankan untuk
ikut mengembangkan usaha Garam. Petambak Garam dapat memanfaatkan kebijakan pemerintah saat
ini, yaitu program pemberdayaan usaha kecil dan menengah untuk meningkatkan pengetahuan manajemen usaha dan pembiayaan usaha
Garam, sehingga usaha Garam yang dilaksanakannya dapat berkembang.
4 Strategi W-T kombinasi W
1
-W
5
dengan T
1
-T
5
Strategi ini didapatkan melalui usaha meminimalisasi kelemahan yang dimiliki Petambak Garam dan kelompok usaha Garam Rakyat
untuk mengantisipasi ancaman, atau untuk menghadapi kemungkinan ancaman yang ada dari lingkungan eksternal. Berdasarkan hasil analisis
diperoleh beberapa formulasi strategi berikut : i.
Memasyarakatkan usaha Garam backyard ii.
Meningkatkan teknologi produksi dan penyimpanan produk. Strategi untuk mengatasi kelemahan produksi garam hanya 4 bulan
dalam setahun dan ancaman cuaca adalah mendorong usaha Garam backyard yang dapat dilakukan sepanjang tahun baik pada saat musim
hujan maupun kemarau pada lahan terbatas. Usaha Garam backyard merupakan usaha Garam yang tidak membutuhkan lahan tambak tetapi
memanfaatkan pekarangan rumah sebagai lahan produksi Garam. Bahan baku berupa air laut tua dengan kadar kepekatan 20-25
o
Be yang diambil dalam kolam penampungan air tua. Meja kristalisasi dilapisi terpal
plastik sehingga bebas bocor, mudah dirawat dan dapat dipindahkan. Usaha Garam backyard telah disosialisasikan kepada masyarakat pada
pelaksanaan PUGAR, tetapi setelah musim Garam di tambak selesai, masyarakat tidak tertarik melaksanakan usaha Garam backyard ini
karena dianggap kurang menguntungkan dibanding berusaha ikan atau bercocok tanam.
78
Tabel 4.17 Matriks Analisis SWOT Usaha Garam Rakyat
Faktor Internal
Faktor Eksternal
KEKUATAN S
S1. Pekerja yang berpengalaman
S2. Belum ada substitusi produk Garam
S3. Peralatan produksi sederhana
S4. Bahan baku produk melimpah
S5. Kesesuaian potensi lahan
KELEMAHAN W
W1. Produksi Garam hanya 4 bulan setahun
W2. Luas lahan sempit W3. Posisi tawar Petambak
W4. Keterbatasan Modal W5. Kurangnya sarana dan
prasarana
PELUANG O
O1. Kebijakan Pemerintah O2. Potensi lahan Garam
yang besar O3. Bantuan Langsung
Masyarakat O4. Tenaga pendamping
teknis dan kelembagaan
Strategi SO
1. Meningkatkan produktivitas O1,O2,O3 ;
S1, S3, S4, S5 2. Memperluas jaringan
pemasaran O1,O2,O4 ; S2, S4, S5
Strategi WO
1. Menetapkan kawasan khusus Usaha Garam
O1,O2;W1,W2, W5 2. Memanfaatkan jasa
perbankan untuk pengembangan usaha
O1,O2, O4 ; W4,W5 3. Meningkatkan
pengetahuan manajemen usaha O1,O4 ; W2,W3
ANCAMAN T
T1. Cuaca T2. Harga tidak stabil.
T3. Impor Garam T4. Tengkulak
T5. Alih fungsi lahan Garam
Strategi ST
1. Menetapkan Pola Usaha Garam S1, S5;T1,T5
2. Meningkatkan mutu produk S1,S2,S4; T2,T3
3. penguatan anggota Petambak dengan
kelompok T2,T3,T4 ; S1,S5
Strategi WT
1. Memasyarakatkan usaha Garam backyard
T1,T5;W1,W2 2. Meningkatkan teknologi
produksi dan penyimpanan produk
T1,T2,T4; W2,W4,W5
Keterangan : - Oi ; Si atau Oi ; Wi atau Ti ; Si atau Ti ; Wi
menunjukkan kombinasi faktor eksternal dengan internal dalam menghasilkan pilihan strategi.
- i = 1,2,……..n
5
Analisis Tingkat Kesejahteraan Petambak Garam
Peningkatan kesejahteraan Petambak Garam 15 menjadi dampak yang ingin dicapai dalam implementasi PUGAR, sehingga ketika kesejahteraan
Petambak Garam meningkat 15, maka efektivitas implementasi PUGAR mencapai 100. Dalam kajian ini meningkatnya kesejahteraan Petambak
Garam melalui implementasi program PUGAR diteliti melalui 3 tiga
79
indikator, yaitu 1 Peningkatan pendapatan petambak; 2 penyerapan tenaga kerja dan 3 Perluasan kesempatan berusaha.
Penghitungan peningkatan kesejahteraan Petambak Garam dalam kajian ini dilaksanakan melalui 2 dua tahap, yaitu :
i. Menghitung bobot masing-masing aspek untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap peningkatan kesejahteraan, melalui
kuesioner dan wawancara kepada 5 orang responden yang terdiri dari 4 empat orang Ketua KUGAR dan 1 satu orang Ketua Koperasi Segoro
Madu dengan metode MAHP. Dengan Software Expert Choice 11 diperoleh nilai untuk peningkatan pendapatan 0,525, penyerapan tenaga
kerja 0,344 dan perluasan kesempatan berusaha 0,131 Lampiran 15. ii. Melakukan penilaian pada masing-masing indikator yang mempengaruhi
peningkatan kesejahteraan Petambak, dengan menghitung jumlah Petambak yang mengalami peningkatan pendapatan, dapat menyerap
tenaga kerja dan dapat melakukan perluasan usaha seperti pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18 Indikator penilaian peningkatan kesejahteraan Petambak Garam di Desa Losarang pada tahun 2010 dibanding tahun 2011
Indikator Meningkat
Tidak Meningkat Nilai
Keterangan Jumlah
Orang Persentase
Jumlah Orang
Persentase Peningkatan
Pendapatan 68
97,14
2
2,86
4 Meningkat
15 Penyerapan
Tenaga Kerja 65
92,86
5
7,14
4 Meningkat
15 Perluasan
Kesempatan Berusaha
9
12,86
61
87,14
3 Meningkat
10,1-15
iii. Penilaian efektivitas implementasi PUGAR dilaksanakan dengan mengalikan nilai dan bobot masing-masing indikator berikut :
岫0,529 x 4岻+岫0,336 x 4岻+ 0,135 x 3 4
x 100 = 96,625
Dengan nilai 80 maka implementasi PUGAR di Desa Losarang, Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu sangat efektif untuk meningkatkan
80
kesejahteraan Petambak lebih dari 15 sesuai target PUGAR. Peningkatan kesejahteraan, karena implementasi PUGAR ini diperoleh dari peningkatan
pendapatan 68 responden 97,14, penyerapan tenaga kerja 65 responden 92,86 dan terendah diperoleh dari perluasan kesempatan berusaha 9
responden 12,86. Peningkatan pendapatan usaha Garam tahun 2011 dibanding tahun 2010
lebih banyak dipengaruhi oleh gagal produksinya petambak Garam karena hujan yang turun sepanjang tahun 2010. Peningkatan pendapatan usaha Garam tahun
2011 dibanding tahun 2009 sebesar 122, disebabkan rataan harga Garam tahun 2011 sebesar Rp. 500,- lebih tinggi dibanding rataan harga Garam tahun 2009 Rp.
225,- Perluasan kesempatan berusaha dimanfaatkan 9 responden 12,86 untuk
menjadi pedagang pengumpul Garam milik Petambak lain dan menjadikan tambak Garam sebagai tambak ikan diluar musim Garam. Perluasan kesempatan
berusaha dengan menjadi pedagang pengumpul Garam milik Petambak lain karena adanya sarana gudang Petambak yang diperbaiki melalui BLM. BLM juga
membantu Petambak dalam penguatan modal, sehingga uang yang sudah disiapkan untuk usaha Garam dapat dimanfaatkan untuk perluasan usaha seperti
menjadikan tambak Garam sebagai tambak ikan diluar musim Garam. Perluasan kesempatan berusaha yang dalam PUGAR diimplementasikan dengan sosialisasi
usaha Garam dengan metode backyard tidak dilaksanakan Petambak, karena lebih memilih usaha lain yang dianggap lebih dapat memenuhi kebutuhan hidup
Petambak. Kegagalan produksi Garam pada tahun 2010 menyebabkan usaha Garam
rakyat pada tahun 2010, hanya menyerap 115 tenaga kerja yang digunakan untuk melakukan persiapan lahan Garam yang pada akhirnya tidak menghasilkan
Garam, sehingga Petambak mengalami kerugian besar. Tahun 2011 ketika musim Garam dapat berlangsung selama 4-5 bulan, usaha Garam dapat menyerap 378
Buruh tambak dan 330 Buruh angkut. Hasil tidak jauh berbeda ditunjukkan Tabel 4.19 terhadap penilaian
peningkatan kesejahteraan Petambak tahun 2009 dibandingkan dengan setelah
81
pelaksanaan implementasi PUGAR pada tahun 2011. Usaha Garam di Desa Losarang tidak mengalami gangguan cuaca pada tahun 2009.
Tabel 4.19 Indikator penilaian peningkatan kesejahteraan Petambak Garam di Desa Losarang pada tahun 2009 dibanding tahun 2011
Indikator Meningkat
Tidak Meningkat Nilai
Keterangan Jumlah
Orang Persentase
Jumlah Orang
Persentase Peningkatan
Pendapatan 65
92,9 5
7,1 4
Meningkat 15
Penyerapan Tenaga Kerja
8 11,4
62 88,6
3 Meningkat
10,1-15 Perluasan
Kesempatan Berusaha
9 12,9
61 87,1
3 Meningkat
10,1-15
岫0,529 x 4岻+岫0,336 x 3岻+ 0,135 x 3 4
x 100 = 88,225
Dengan nilai 80, maka implementasi PUGAR di Desa Losarang, Kecamatan Losarang Kabupaten Indramayu sangat efektif untuk meningkatkan
kesejahteraan Petambak lebih dari 15 pada tahun 2011 dibanding pada tahun 2009.
C. IMPLIKASI HASIL KAJIAN 1. Implikasi Teknis