Alat Penelitian Analisis Data

3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di bulan Maret hingga bulan April 2011. Penelitian ini meliputi pembuatan alat dan pengambilan data di Cisolok. Jaring rampus dibuat dengan ukuran mata jaring 44,5; 50,8; 63,5; dan 76,2 mm 1,75; 2; 2,5; dan 3 inci masing-masing sebanyak 2 lembar. Adapun pengambilan data di lapang berupa uji coba penangkapan ikan yang dilakukan selama 15 hari dimulai dari tanggal 7 April sampai dengan 21 April tahun 2011. Lokasi pengambilan data adalah di perairan Cisolok, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi-Jawa Barat Lampiran 1. Lokasi penelitian tersebut diambil sebagai tempat penelitian karena merupakan salah satu dari kelima perairan di Indonesia yang menjadi wilayah sebaran ikan layang Decapterus kurroides.

3.2 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: 1. Jaring rampus sebanyak 8 piece dengan mesh size 44,5; 50,8; 63,5; dan 76,2 mm 1,75, 2, 2,5, dan 3 inci yang masing-masing berjumlah 2 piece. 2. Perahu dengan panjang L, lebar B, dan dalam D berturut-turut 11,8 m, 1 m, dan 1 m. 3. Penggaris dengan panjang 60 cm dengan ketelitian 1 mm untuk mengukur panjang cagak fork length, dan panjang total total length ikan layang Decapterus kurroides; 4. Measuring board yang terbuat dari bahan styrofoam untuk mengukur panjang cagak ikan fork length; 5. Kamera dengan merk canon yang digunakan untuk dokumentasi seluruh hasil penelitian dan kegiatan penelitian; 6. Alat tulis untuk mencatat hasil tangkapan; 7. GPS Global Positioning Sistem untuk menentukan lokasi penangkapan; 8. Coban. Gambar alat-alat yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada Lampiran 3. 3.3 Metode Pengambilan data 3.3.1 Jaring rampus yang digunakan Metode penelitian ini adalah experimental fishing yakni dengan melakukan uji coba penangkapan ikan di laut. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan jaring rampus yang memiliki ukuran mata jaring yang berbeda, yaitu dengan ukuran 44,5; 50,8; 63,5; dan 76,2 mm 1,75, 2, 2,5, dan 3 inci. Masing-masing jaring rampus dengan ukuran mata jaring yang berbeda berjumlah sebanyak 2 piece, sehingga jumlah jaring rampus yang dioperasikan berjumlah 8 piece. Secara detail jaring rampus yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Spesifikasi jaring rampus yang digunakan dalam penelitian No Bagian Jaring Spesifikasi Mesh size 1,75 inci 2 inci 2,5 inci 3 inci 1. Float Line  Panjang cm  Diameter cm  Bahan 5600 0,5 PE 5600 0,5 PE 5600 0,5 PE 5600 0,5 PE 2. Sinker Line  Panjang cm  Diameter cm  Bahan 6500 0,3 PE 6500 0,3 PE 6500 0,3 PE 6500 0,3 PE 3. Tali ris atas  Panjang cm  Diameter cm  Bahan 5600 0,5 PE 5600 0,5 PE 5600 0,5 PE 5600 0,5 PE 4. Tali ris bawah  Panjang cm  Diameter cm  Bahan 6500 0,3 PE 6500 0,3 PE 6500 0,3 PE 6500 0,3 PE 3. Pelampung  Panjang cm  Diameter cm  Berat gram  Bahan 5 0,5 2 Styrofoam 5 0,5 2 Styrofoam 5 0,5 2 Styrofoam 5 0,5 2 Styrofoam 4. Pemberat  Panjang cm  Diameter cm  Berat gram  Bahan 2 0,3 12 Timah 2 0,3 12 Timah 2 0,3 12 Timah 2 0,3 12 Timah No Bagian Jaring Spesifikasi Mesh size 1,75 inci 2 inci 2,5 inci 3 inci 5. Badan Jaring  Jumlah mata arah horisontal  Jumlah mata arah vertikal  Bahan  Ketebalan mm 2180 ◊ 100 ◊ PA Monofila men 0,75 1934 ◊ 75 ◊ PA Monofila men 1 1561 ◊ 55 ◊ PA Monofila men 1,25 1312 ◊ 45 ◊ PA Monofila men 2 6. Hanging ratio  Float line  Sinker line 0,58 0,67 0,57 0,66 0,56 0,66 0,56 0,65 Simpul bendera merupakan simpul yang digunakan untuk mengikat pelampung maupun pemberat. Pelampung dipasang pada tali pelampung dan digabungkan dengan tali ris atas dengan menggunakan satu pola pemasangan. Pola pemasangan mata jaring pada tali pelampung pada jaring rampus dengan ukuran mata jaring yang berbeda akan berbeda pula. Sebagai contoh pada ukuran mata jaring 2 inci pola pemasangan yang digunakan adalah sebagai berikut, pelampung dipasang pada sisi awal dan akhir, jarak antar pelampung adalah 52,3 cm, sedangkan diantara pelampung terdapat 15 buah mata jaring, selanjutnya di bawah setiap pelampung terdapat 3 buah mata jaring. Pada ikatan pemberat pertama di pasang 2 buah pemberat di sisi awal, jarak antar pemberat adalah 31 cm, sedangkan diantara pemberat terdapat 6 buah mata jaring, selanjutnya di bawah setiap pemberat terdapat 2 buah mata jaring. Secara lebih rinci konstruksi dan desain jaring rampus yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada Gambar 2, dan Gambar 3. Lanjutan Tabel 2 Gambar 2 Konstruksi jaring rampus dengan ukuran mata jaring 2 inci yang digunakan pada penelitian. Desain jaring rampus dengan ukuran mata jaring 1,75 inci. Gambar 3 Desain jaring rampus dengan ukuran mata jaring yang berbeda pada penelitian. 56 m Tali pelampung Tali ris atas 52,3 cm. 15 ◊ Pelampung, 3 ◊ Pelampung, 3 ◊ 65 m Tali ris bawah Tali pemberat 31 cm. 6 ◊ 31 cm. 6 ◊ 2 ◊ 2 ◊ 2180 ◊ 100 ◊ PA Monofilament : 1,75 inci 100 ◊ 2180 ◊ 2 x 56 PE Ø 5 2 x 65 PE Ø 3 Desain jaring rampus dengan ukuran mata jaring 2 inci. Desain jaring rampus dengan ukuran mata jaring 2,5 inci. Desain jaring rampus dengan ukuran mata jaring 3 inci. Gambar 3 Desain jaring rampus dengan ukuran mata jaring yang berbeda pada penelitian. 1934 ◊ 75 ◊ PA Monofilament : 2 inci 75 ◊ 1934 ◊ 2 x 56 PE Ø 5 2 x 65 PE Ø 3 1561 ◊ 55 ◊ PA Monofilament : 2,5 inci 55 ◊ 1561 ◊ 2 x 56 PE Ø 5 2 x 65 PE Ø 3 1312 ◊ 45 ◊ PA Monofilament : 3 inci 45 ◊ 1312 ◊ 2 x 56 PE Ø 5 2 x 65 PE Ø 3 Pada saat uji coba penangkapan ikan oleh jaring rampus dengan menggunakan ukuran mata jaring yang berbeda dipasang secara beselang-seling antara jaring rampus yang menggunakan ukuran mata jaring yang berbeda. Hal ini dimaksudkan untuk memberi peluang yang sama pada ikan untuk tertangkap pada jaring rampus dengan ukuran mata jaring yang berbeda. Metode pemasangan jaring rampus ketika di operasikan di perairan disajikan pada Gambar 4. Gambar 4 Metode pemasangan jaring rampus ketika dioperasikan di perairan

3.3.2 Pengukuran hasil tangkapan

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dengan cara mengikuti secara langsung operasi penangkapan ikan layang dengan jaring rampus di perairan Cisolok, Palabuhanratu. Data primer yang dikumpulkan meliputi jumlah, jenis, cara tertangkap, dan ukuran hasil. Jumlah hasil tangkapan yang diperoleh dihitung berdasarkan jenis spesies. Untuk data berupa ikan dilakukan perhitungan jumlah, jenis spesies, cara tertangkap dan pengukuran panjang total TL, panjang cagak FL dan keliling operkulum G. Panjang total adalah jarak antara ujung kepala yang terdepan biasanya ujung rahang terdepan dengan ujung sirip ekor yang paling belakang. Panjang cagak adalah jarak antara ujung kepala yang terdepan dengan lekuk cabang sirip ekor. Keliling operkulum adalah jarak antara kedua operkulum pada 448 meter 56 m 2 inci 3 inci 1,75 inci 2,5 inci 3 inci 2,5 inci 1,75 inci 2 inci kedua sisi kepala. Metode pengukuran panjang total TL dan panjang cagak FL disajikan pada Gambar 5. Sumber : Effendi 2002 Gambar 5 Metode pengukuran panjang total dan panjang cagak pada ikan. Ikan yang tertangkap pada gillnet dapat dibedakan berdasarkan cara tertangkapnya yang berbeda. Menurut Spare and Venema 1985 ada empat cara tertangkapnya ikan pada gillnet Gambar 6, yakni: a Snagged, adalah proses terjeratnya ikan pada bagian kepala atau mata jaring mengelilingi ikan di belakang mata. b Gilled, adalah proses terjerat ikan karena tutup insang tersangkut mata jaring atau mata jaring mengelilingi ikan di belakang tutup insang. c Wedged, adalah proses terjeratnya ikan karena badan terjerat oleh mata jaring sejauh sirip punggung. d Entangled, adalah ikan terbelit akibat bagian tubuh yang menonjol gigi, rahang, sirip tanpa harus menerobos mata jaring. FL TL Gambar 6 Cara tertangkap ikan oleh gillnet Data sekunder merupakan data pendukung dalam suatu penelitian. Data sekunder pada penelitian ini adalah data produksi hasil tangkapan, jumlah unit penangkapan dan kondisi geografis lokasi penelitian di PPI Cisolok, maupun di Palabuharatu, data tersebut diperoleh dari Dinas Perikanan Kebupaten Sukabumi.

3.4 Analisis Data

Data penelitian berupa jumlah total hasil tangkapan, jumlah total ikan layang dan ukuran ikan layang diuji dengan menggunakan uji non-parametrik untuk menentukan pengaruh ukuran mata jaring terhadap parameter tersebut. Uji non- parametrik yang digunakan untuk mengolah data berdasarkan jaring rampus dengan ukuran mata jaring yang berbeda adalah uji Friedman. Untuk proses pengolahan data hasil penelitian digunakan software microsoft excel dan SPSS 13.0. Bila hasil uji Friedman yang diperoleh berbeda nyata, maka akan dilanjutkan dengan uji perbandingan berganda multiple comparison. Rumus uji lanjut perbandingan berganda adalah sebagai berikut : Gilled Snagged Wedged Entangled 1 6 Keterangan : │D│ = Harga mutlak selisih nilai total rank dari dua perlakuan z = Nilai distribusi z pada suatu nilai α tertentu b = Banyaknya blok p = Banyaknya perlakuan Selanjutnya data berupa spesies hasil tangkapan akan dianalisis dengan menggunakan indeks Shannon Wiener untuk melihat keragaman spesies. Keragaman spesies hasil tangkapan akan digunakan untuk melihat variasi hasil tangkapan jaring rampus. Keragaman spesies hasil tangkapan akan digunakan sebagai pendekatan analisis untuk melihat selektivitas jaring rampus dengan perbedaan hanging ratio terhadap spesies hasil tangkapan. Jaring rampus akan memiliki selektivitas terhadap spesies yang relatif baik apabila memiliki nilai indeks Shannon Wiener yang lebih kecil dibandingkan dengan jaring rampus lainnya. Rumus untuk mencari keragaman spesies menggunakan indeks Shannon Wiener adalah sebagai berikut Krebs, 1989 : ′ ln ; Keterangan : H’ = Index diversitas Shannon Wiener Pi = Proporsi jumlah individu jenis ke-i dengan jumlah individu total contoh S = Jumlah spesies. Kriteria yang digunakan untuk menginterpretasikan keanekaragaman Shannon Wiener, yaitu : H’ 2,30 : Keanekaragaman kecil H’ 2,30 – 6,90 : Keanekaragaman tergolong sedang H’ 6,90 : Keanekaragaman tergolong tinggi. 4 KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Batas-batas Administrasi Kecamatan Cisolok Pangkalan pendaratan ikan Cisolok berada di desa Cikahuripan Kecamatan Cisolok. Kecamatan Cisolok merupakan Kecamatan pesisir yang berada di ujung barat Kabupaten Sukabumi. Luas Kecamatan Cisolok mencapai 16.987 ha yang terdiri dari 10 desa. Adapun batas wilayah administratif Kecamatan Cisolok adalah 1 Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kabandungan; 2 Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia; 3 Sebelah Barat berbatasan dengan Propinsi Banten; dan 4 Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Cikakak.

4.2 Letak dan Keadaan Geografis