membawanya masuk ke perairan Laut Jawa. Sementara polulasi dari utara, ikan layang melakukan pemijahan di Laut Cina Selatan, dan melakukan migrasi
melalui Selat Sunda dan masuk ke Laut Jawa.
2.2 Jaring Rampus 2.2.1 Klasifikasi dan deskripsi
Menurut Ayodhyoa 1981, jaring rampus merupakan jenis jaring insang dasar bottom gillnet. Jaring rampus memiliki bentuk empat persegi panjang
dengan ukuran mata yang sama pada seluruh tubuh jaring. Pada sisi atas jaring diletakkan pelampung float dan pemberat sinker pada sisi bawah. Jaring akan
terentang akibat dua gaya yang berlawanan arah, yaitu gaya terapung buoyancy force yang disebabkan oleh pelampung di sisi atas badan jaring, dan gaya
tenggelam sinking force oleh pemberat. Berdasarkan kebiasaan renang ikan pengoperasian jaring insang dapat dibagi menjadi dua, yaitu jaring insang hanyut
untuk menangkap ikan-ikan pelagis dan jaring insang dasar untuk menangkap ikan demersal. Jaring rampus merupakan jaring insang yang dioperasikan di dasar
perairan. Nomura dan Yamazaki 1976 mengatakan bahwa jaring rampus merupakan
jaring insang yang dioperasikan di dasar perairan. Jaring rampus merupakan klasifikasi alat tangkap yang termasuk ke dalam jaring insang dasar. Adapun
menurut Brandt 1984, jaring rampus termasuk ke dalam drift gillnet atau jaring insang yang dioperasikan secara dihanyutkan.
2.2.2 Konstruksi jaring rampus
Menurut Zamil 2007, jaring rampus terdiri dari tiga bagian utama, yaitu badan jaring, tali ris atas, dan tali ris bawah.
1 Badan jaring merupakan bagian utama jaring rampus. Badan jaring tersusun
dari benang monofilament polyamide yang memiliki nilai kelenturan tinggi dibandingkan dengan multifilament polyamide.
2 Tali ris atas merupakan tali yang menghubungkan pelampung dengan badan
jaring. Tali ris atas biasanya berbahan polyethylene dengan panjang kira-kira
mencapai 350 m per unit alat tangkap. Pada tali ris atas, tali pelampung akan diikatkan untuk memasang pelampung pada jaring.
3 Tali ris bawah merupakan tali yang menghubungkan pemberat dengan badan
jaring. Tali ris bawah biasanya berbahan polyethylene dengan panjang kira-kira 450 m per unit alat tangkap. Pada tali ris bawah diikatkan tali pemberat untuk
memasang pemberat pada jaring, dengan adanya perimbangan dua gaya yang berlawanan antara pelampung dan pemberat serta berat jaring itu sendiri, maka
jaring akan terentang di dalam air. Zamil 2007 mengatakan bahwa spesifikasi bahan dari bagian-bagian jaring
rampus adalah sebagai berikut: 1
Badan jaring tersusun dari benang monofilament polyamide yang memiliki nilai kelenturan tinggi dibandingkan dengan multifilament polyamide;
2 Tali ris atas biasanya berbahan polyethylene dengan panjang kira-kira
mencapai 350 m per unit alat tangkap; 3
Tali pelampung yang terbuat dari polyethylene; 4
Pelampung yang terbuat dari styrofoam atau karet dengan jarak pemasangan antar pelampung berkisar 50-65 cm tergantung hanging ratio yang akan
dipakai serta disesuaikan dengan panjang badan jaringnya; 5
Tali ris bawah berbahan polyethylene; 6
Tali pemberat terbuat dari polyethylene; dan 7
Pemberat yang terbuat dari timah, baja, atau hanya berupa batu. Benang jaringnya adalah bahan nilon polyamide monofilament senar
seperti halnya jaring insang lainnya. Pemilihan PA monofilamen sebagai bahan dasar terutama disebabkan karena bahan ini memiliki nilai kelenturan yang tinggi
dibandingkan benang PA multifilamen untuk ukuran yang sama Nomura dan Yamazaki, 1976.
2.2.3 Metode Pengoperasian