stable , durasi terjadinya laminitis, penyebab laminitis dan anamnesa, gejala klinis,
terapi, prognosis, serta keterangan.
3.3.2 Pencucian film
Setelah melakukan pengambilan radiograf, film dicuci dengan cara manual. Tahapan pencucian film dimulai dengan memasukkan film pada larutan
developer selama 3-5 menit, fungsi dari larutan tersebut adalah mengubah ion
perak bromida dalam kristal menjadi logam perak. Tahapan selanjutnya memasukkan film ke dalam larutan fixer dalam waktu 2 kali waktu pencucian
pada larutan developer, fungsinya adalah mengubah kristal bromida menjadi tidak berkembang lagi dan menyingkirkan senyawa perak yang tidak tersinari.
Pencucian selanjutnya dengan menggunakan larutan washer yang berfungsi membersihkan dari kelebihan atau sisa-sisa perak bromida pada film dengan
waktu pencucian 30-40 menit dan selanjutnya film dikeringkan.
3.3.3 Analisis Sampel
Pembacaan radiograf dilakukan di Laboratorium Bedah dan Radiologi Fakultas Kedokteran Hewan IPB dengan menggunakan illuminator. Tujuan
pembacaan radiograf tersebut agar memperoleh informasi mengenai tingkat keparahan yang dialami oleh kuda penderita laminitis pada setiap kakinya.
Radiograf yang akan dianalisis digantung pada illuminator sesuai prosedur standar. Kondisi lingkungan mempengaruhi proses pembacaan film, seperti
pencahayaan yang cukup dari lampu illuminator, mengurangi cahaya ruangan yang tidak perlu dan memfokuskan pengamatan pada titik tertentu. Analisis
radiograf dimulai dengan pencatatan tanggal pengambilan radiograf dan keterangan lain yang menunjang seperti kVp kilovolt peak, mAs milliampere
second , dan FFD Focus Film Distance Floyd Mansmann 2007.
Sistem penilaian terhadap kasus laminitis terdiri atas usia, ras, riwayat medis, dan diagnosis, namun sistem penilaian tersebut dari waktu ke waktu dapat
mengalami perubahan. Menurut Floyd 2007a, informasi yang dapat digunakan dalam menentukan tingkat keparahan grade laminitis dapat diperoleh dari
pemeriksaan klinis kuda, radiograf, dan sejarah keseluruhan kasus laminitis yang terjadi.
Menurut Floyd 2007a, terdapat indikator radiografi yang digunakan untuk menentukan tingkat keparahan laminitis yang diderita, diantaranya sudut
palmar palmar angle, lebar zona H-L horn lamellar zone width, jarak extensor process-coronary band
EP–CB, tebal sole terhadap tip dan wings dari os phalanx III
, seperti pada Tabel 1 dan Gambar 7. Tabel 1 Pembagian tingkat keparahan laminitis berdasarkan pemeriksaan
radiografi
Indikator Radiografi
Tingkat I Tingkat II
Tingkat III Tingkat IV
Nilai normal
PA ° 5-9
10-14 ≥15 15,
sering 20-
30 3-5
Lebar zona H-L mm
±1620 ±2025 ±2530 ±2530
disertai rotasi
15-19 Jarak EP-CB
mm Dalam
batas normal
±15-16 ±16-30 ≥30 ±14
SDTSDW mm 2023
SDT menurun ±10-12
SDW meningkat
SDT menurun
tajam SDW
meningkat tajam
SDT ≤0 jika P3
menembus sole 2023
CB: coronary band, EP: extensor process, H-L: horn-lamellar, PA: palmar angle, P3: os phalanx III
; SDT: sole depth at tip dari P3, SDW: sole depth at wings dari P3 Sumber: Floyd 2007a
Gambar 8 Indikator radiografi dalam pembagian tingkat keparahan laminitis Sumber: Floyd Mansmann 2007.
Besar PA palmar angle, Lebar zona H-L horn-lamellar, Jarak EP-CB extensor process-coronary band, SDT sole depth at tip dari P3,
SDW sole depth at wings dari P3.