Menurut Menzies-Gow et al. 2010 beberapa gejala laminitis atau founder yang terlihat seperti:
1. Kepincangan, gemetar, serta telapak kaki bengkak.
2. Panas pada dinding kuku dan pulsus digitalis meningkat.
3. Palpasi dan penekanan pada daerah kaki memberikan reaksi positif.
4. Keengganan untuk berjalan atau ragu-ragu dalam melangkah.
5. Posisi kaki khas dengan kaki depan lebih menjulur ke depan untuk
mengurangi tekanan dan kaki belakang berada jauh di belakang untuk menopang berat tubuhnya.
6. Perubahan bentuk dinding kuku yang menjadi lebih luas dan tidak normal,
serta white line melebar, dan disertai serousabses. 7.
Kecenderungan untuk berbaring. Perjalanan penyakit dapat berlangsung selama pertumbuhan kuku
sehingga menyebabkan perubahan bentuk laminae, degenerasi os phalanx III dan rotasi os phalanx III yang menjauhi dinding kuku. Tekanan tunggal dari tepi os
phalanx III menyebabkan lekukan tunggal sampai menjadi datar. Pada kasus yang
ekstrim os phalanx III menembus laminae sampai terjadi nekrosis dan akhirnya terjadi kerusakan os phalanx III Floyd 2007a.
2.6 Radiograf Kasus Laminitis
Diagnosis kepincangan bergantung pada gejala klinis yang telah dievaluasi, tetapi dibutuhkan evaluasi lanjutan untuk mendapatkan diagnosis akhir
yaitu dengan melakukan pengambilan radiograf. Pollitt 2008 menyatakan bahwa penggunaan radiografi pada kasus laminitis sangat bermanfaat karena dapat
menggambarkan status pergeseran dan perubahan dari os phalanx III di dalam hoof capsule
, serta memberikan informasi terhadap diagnosis dan prognosis kasus laminitis. Salah satu parameter yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kasus
laminitis adalah dengan mengukur jarak antar os phalanx III dengan dinding luar kuku dan permukaan distal kuku, hoof distal phalangeal distance
HDPD. Jika
nilai HDPD melebihi nilai normal, kuda dapat didiagnosis
menderita laminitis dan peningkatan nilai HDPD sangat penting untuk mengetahui tingkat keparahan laminitis.
Teknik diagnosis terhadap kasus laminitis juga dapat menggunakan Magnetic Resonance Imagine
MRI, manfaat penggunaan MRI karena dapat menggambarkan ketebalan dinding kuku bagian dorsal dan sudut rotasi os
phalanx III . MRI juga dapat memperlihatkan peningkatan ukuran dan jumlah
saluran pembuluh darah, perubahan pada coronae corium, distensi distal sendi interphalangeal,
serta menginterpretasikan garis gas pada laminae dan kerusakan pada permukaan os phalanx III yang lebih baik dari pemeriksaan radiografi
Murray et al. 2003. MRI juga dapat digunakan untuk mengevaluasi tendon, ligament
, cartilago, dan struktur mineral kaki secara bersamaan Zani et al. 2009. MRI adalah teknik pencitraanpenggambaran struktur organ tubuh hewan berupa
potongan-potongan halus cross-sectional Farrow 2006.
2.7 Teknik Pengambilan
Radiograf
Posisi pengambilan radiograf secara umum terdiri atas lateromedial, dorsopalmar, dorsoproximal-palmarodistal oblique untuk navicular bone
Schramme 2007. Posisi lateromedial biasa digunakan untuk mengambil radiograf os phalanx III, navicular bone, persendian interphalangeal distal,
sebagian dari os phalanx II dan semua jaringan lunak kaki Redden 2003. Kaki kuda ditempatkan pada sebuah wooden block setebal 10-15 cm dengan posisi
horizontal sehingga sinar-x dapat berpusat pada
kaki Gambar 5A. Sebuah penanda radiopaque marker dapat digunakan dan disimpan di tepi wooden block
untuk membentuk garis horizontal pada radiograf sehingga mempermudah proses pembacaan hasil Pollitt 2008.
Kuda dikondisikan dalam posisi berdiri secara normal dengan cassette holder
diposisikan di bagian medial digit. Sinar-x diarahkan sejajar dengan lantai dan titik pusat sinar-x berada sesuai dengan titik orientasi pengambilan radiograf
yaitu pada permukaan lateral Weaver Barakzai 2009. Pengambilan radiograf dengan posisi dorsopalmar terbatas dilakukan pada kaki, tetapi baik untuk
meneguhkan radiograf yang diambil dengan posisi lateromedial. Kaki diposisikan di atas wooden block, cassette film diposisikan vertikal terhadap kaki, dan sinar-x
diarahkan horizontal terhadap dinding kuku Gambar 5B Weaver Barakzai 2009.
Posisi dorsoproximal-palmarodistal
oblique Gambar 5C dapat dilakukan
dengan dua tingkat paparan sinar-x. Paparan yang rendah biasanya digunakan untuk pengambilan radiograf pedal bone, sedangkan pada paparan yang tinggi
digunakan untuk pengambilan radiograf navicular bone Weaver Barakzai 2009.
A B
C
45°
D
Gambar 5 Posisi pengambilan radiograf A. Lateromedial, B. Dorsopalmar, C. Dorsoproximal-palmarodistal
oblique, D. Palmaroproximal-
palmarodistal oblique, E. Dorsal 45º lateral palmaromedial oblique D45° LPMO dan dorsal 45º medial palmarolateral oblique D45°
MPLO Sumber: Weaver Barakzai 2009.
: Sumber sinar-x.
Pengambilan radiograf lainnya dapat dilakukan pada posisi palmaroproximal-palmarodistal oblique yang biasa dilakukan untuk melihat
gambaran permukaan cortex dan medulla navicular bone Gambar 5D, serta pada posisi dorsal 45º lateral palmaromedial oblique D45° LPMO dan dorsal 45º
medial palmarolateral oblique D45° MPLO Gambar 5E, posisi ini biasa digunakan untuk pengambilan radiograf pemukaan palmar dari pedal bone
Weaver Barakzai 2009. Pengambilan radiograf pada semua posisi menggunakan nilai kVp
kilovoltage peak sebesar 70, mAs milliamperage second 1,0 dan FFD focal spot film distance
70 cm dengan panjang gelombang sinar-x berkisar antara 10 nm-100 pm. Nilai kVp adalah energi yang dihasilkan oleh sinar-x untuk
melakukan penetrasi melalui bendabagian tubuh sehingga mencapai permukaan film. Nilai mAs merupakan jumlah elektron dalam waktu tertentu yang keluar dari
katoda menuju anoda untuk menghasilkan sinar-x di dalam tabung sinar-x. Focal spot film distance
merupakan jarak fokus spot tabung sinar-x dengan permukaan
E
film, pada hewan kecil FFD yang digunakan 100 cm, sedangkan pada hewan besar FFD yang digunakan 70 cm Thrall 2002.
2.8 Perbandingan Radiograf Kuku Normal dan Kuku Laminitis