Perbandingan Radiograf Kuku Normal dan Kuku Laminitis

2.9 Prognosis

Keberhasilan penanganan dan pengobatan terhadap laminitis akan menentukan prognosis kasus laminitis tersebut. Menurut Van 2010, prognosis terhadap kasus laminitis bervariasi tergantung pada: 1. Durasi kejadian. 2. Tingkat keparahantingginya perubahan yang terjadi. 3. Jumlah kaki yang terserang. 4. Kasuspenyakit yang menjadi penyebab. James et al. 2010 mengemukakan bahwa prognosis terhadap kasus laminitis dapat dihubungkan dengan tingkat keparahan dan perubahan sudut dari distal phalanx os phalanx III, jika tidak disertai dengan kontrol menggunakan obat-obatan dan pelindung pada kaki prognosis buruk infausta. Apabila kejadian laminitis disertai dengan rotasi os phalanx III sebesar 5° atau kurang prognosis baik fausta selama terapi yang tepat. Akan tetapi, kejadian laminitis yang disertai dengan menembusnya os phalanx III ke telapak kaki sole prognosis buruk infausta. Menurut Pollitt 2001, terdapat beberapa kriteria untuk menentukan prognosis dari kasus laminitis, yaitu: 1. Pada kasus laminitis akut tidak ada radiograf mengenai perpindahan os phalanx III dalam hoof capsule dan selama 48 jam, tidak ada peningkatan denyut nadi, dan setelah diberikan terapi yang tepat kuda dapat berangsur pulih. 2. Perpindahan letak os phalanx III prognosis dapat menjadi baik sampai buruk fausta-infausta. 3. Kuda dengan peningkatan jarak antara os phalanx III dan dinding kuku bagian dorsal dengan atau tidak disertai rotasi os phalanx III, sering memberikan kesembuhan yang nyata. 4. Kuda dengan lebih dari 15° rotasi dan disertai dengan perpindahan os phalanx III dan hampir menembus sole selama 4-6 minggu prognosis buruk infausta.

2.10 Terapi Kasus Laminitis

Terapi terhadap kasus laminitis dapat dilakukan dengan tahapan terapi secara causalis, symptomatic, dan supportive. Terapi secara causalis diberikan sesuai dengan penyebab dan perdisposisi terjadinya laminitis. Kuda yang menderita laminitis akibat resistensi insulin dan Cushing’s Syndrome Equine Metabolic Syndrome dapat diberikan terapi berupa makanan rendah glukosa seperti rice brain, karena pakan dengan kadar glukosa tinggi seperti biji-bijian dan molasses mengakibatkan resistensi insulin yang menyerang kuda di kemudian hari Ross Williams 2005. Laminitis akibat kelebihan asupan karbohidrat dapat ditangani dengan mengatur pola pakan melalui diet dan mengganti pakan secara bertahap yaitu mengurangi konsumsi karbohidrat yang kemudian diganti dengan protein. Kandungan nutrisi pada kuda yang melakukan diet harus diperhatikan, biasanya pada kuda yang diet, kandungan lemak, protein, dan karbohidrat tidak lebih dari 5, 7-12, dan 20 Frape 2010. Terapi lain yang dapat diberikan pada kuda yang menderita laminitis karena kelebihan asupan karbohidrat berupa pemberian antibiotik seperti Virginiamycin®. Dosis yang dapat diberikan sebanyak 5 gkgBB selama 4 hari sebelum pemberian pakan yang mengandung karbohidrat tinggi untuk mencegah produksi asam D-laktat yang berasal dari bakteri di dalam usus. Kasus laminitis akibat overload grain dapat diberikan mineral oil atau activated charcoal Pollitt 2008. Terapi terhadap kasus laminitis dengan memberikan antibiotik, dalam penggunaannya harus diperhatikan keamanan dan kontraindikasi terhadap spesies tertentu. Antibiotik golongan tetrasiklin pada kuda merupakan kontraindikasi terutama pada kuda yang mengalami stress karena tindak operasi, pembiusan dan trauma, karena dapat menginduksi terjadinya diare yang parah atau kolik Susan Plumb 2003. Antibiotik lain yang dapat diberikan pada kuda adalah antibiotik golongan cephalosporins. Golongan ini hampir sama dengan penisilin karena mempunyai cincin beta laktam dan secara umum aktif terhadap kuman gram positif dan gram negatif. Pemberian cephalosporins pada kuda cukup baik karena low toxicity dan high margin of safety Giguère et al. 2006.