film, pada hewan kecil FFD yang digunakan 100 cm, sedangkan pada hewan besar FFD yang digunakan 70 cm Thrall 2002.
2.8 Perbandingan Radiograf Kuku Normal dan Kuku Laminitis
Orientasi normal os phalanx III berdasarkan radiograf adalah tidak adanya pergeseran, perubahan tempat atau rotasi os phalanx III, hal tersebut dikarenakan
ikatan antar laminae sebagai penghubung os phalanx III dengan dinding kuku masih kuat atau belum ada kerusakan Gambar 6A. Radiograf kuku yang
menderita laminitis ditunjukkan dengan adanya kerusakan pada dinding kuku, rotasi os phalanx III dan penetration os phalanx III ke bagian sole, serta rusaknya
ikatan laminae yang menghubungkan dinding kuku dengan os phalanx III yang ditunjukkan dengan terbentuknya emphasis zone Gambar 6B Thrall 2002.
Emphasis zone yang terbentuk akibat laminitis merupakan gariscelah halus yang
berwarna lebih hitam lucent pada radiograf. Menurut Farrow 2006, Gambaran yang terlihat sebagai garis halus berwarna lebih hitam lucent pada saat terjadi
rotasi os phalanx III merupakan akumulasi gas. Gas tersebut terbentuk diantara os phalanx III
dan dinding kuku akibat kontaminasi atmosfir atmospheric contamination
oleh penetrasi os phalanx III yang menembus sole atau oleh drainage
pada bagian coronary band. Pendapat lain menyatakan bahwa gas tersebut dapat dilepaskan dari hemoglobin sekunder untuk disintegrasi sel darah
merah sebagai suplai daerah ekstremitas
Gambar 6 A Radiograf Lateromedial normal. Sumber: Weaver Barakzai 2009, B Radiograf Lateromedial laminitis diikuti penetration os
phalanx III .
A B
2.9 Prognosis
Keberhasilan penanganan dan pengobatan terhadap laminitis akan menentukan prognosis kasus laminitis tersebut. Menurut Van 2010, prognosis
terhadap kasus laminitis bervariasi tergantung pada: 1.
Durasi kejadian. 2.
Tingkat keparahantingginya perubahan yang terjadi. 3.
Jumlah kaki yang terserang. 4.
Kasuspenyakit yang menjadi penyebab. James et al. 2010 mengemukakan bahwa prognosis terhadap kasus
laminitis dapat dihubungkan dengan tingkat keparahan dan perubahan sudut dari distal phalanx
os phalanx III, jika tidak disertai dengan kontrol menggunakan obat-obatan dan pelindung pada kaki prognosis buruk infausta. Apabila kejadian
laminitis disertai dengan rotasi os phalanx III sebesar 5° atau kurang prognosis baik fausta selama terapi yang tepat. Akan tetapi, kejadian laminitis yang
disertai dengan menembusnya os phalanx III ke telapak kaki sole prognosis buruk infausta.
Menurut Pollitt 2001, terdapat beberapa kriteria untuk menentukan prognosis dari kasus laminitis, yaitu:
1. Pada kasus laminitis akut tidak ada radiograf mengenai perpindahan os
phalanx III dalam hoof capsule dan selama 48 jam, tidak ada peningkatan
denyut nadi, dan setelah diberikan terapi yang tepat kuda dapat berangsur pulih.
2. Perpindahan letak os phalanx III prognosis dapat menjadi baik sampai
buruk fausta-infausta. 3.
Kuda dengan peningkatan jarak antara os phalanx III dan dinding kuku bagian dorsal dengan atau tidak disertai rotasi os phalanx III, sering
memberikan kesembuhan yang nyata. 4.
Kuda dengan lebih dari 15° rotasi dan disertai dengan perpindahan os phalanx III
dan hampir menembus sole selama 4-6 minggu prognosis buruk infausta.
2.10 Terapi Kasus Laminitis