Gejala Klinis dan Pembagian Tingkat Keparahan Laminitis

untuk meningkatkan respon terhadap bakteri patogen Coondoo 2011. Pemeriksaan histologis dari laminae selama tahap awal laminitis 12-18 jam memberikan gambaran dari pembengkakan endotel di dalam kapiler dan arteriol, serta terjadi perubahan laminae epidermis, sel-sel basal, dan membran basal secara histologis Pollitt Visser 2010.

2.5 Gejala Klinis dan Pembagian Tingkat Keparahan Laminitis

Selama fase perkembangan dan sebelum munculnya gejala klinis berupa rasa sakit pada kaki, kuda mengalami masalah dengan satu atau lebih sistem tubuh, diantaranya pencernaan, pernafasan, reproduksi, ginjal, endokrin, musculoskeletal , kulit, dan kekebalan tubuh. Penyimpangan yang terjadi secara multisystemic di dalam organ jauh dari jaringan laminae di kaki, namun akibat keadaan sistemik dalam tubuh menyebabkan pemisahan dan disorganisasi laminae kaki secara anatomi Pollitt 2007. Gejala klinis pada kejadian laminitis akut meliputi peningkatan pulsus denyut nadi, panas pada dinding kukuwall, dan kepincangan. Peningkatan denyut nadi dan panas pada dinding kuku sering mendahului kepincangan Hunt Wharton 2010. Kepincangan sering dimulai pada 36 jam setelah konsumsi karbohidrat secara berlebihan. Selain itu, gejala klinis laminitis dapat terlihat dalam waktu 6 sampai 8 jam setelah menelan supernatan dari kayu walnut hitam Peroni et al. 2005; Belknap 2010. Menurut Pollitt 2008 pada kasus akut timbul rasa sakit dan kepincangan pada saat berjalan dan berlari, namun belum diikuti dengan perpindahan os phalanx III . Kasus kronis dapat terjadi jika pada saat kasus akut kuda masih bertahan hidup, biasanya ditandai dengan kepincangan yang ringan namun berlangsung lama, sakit pada kaki yang parah, degenerasi laminae kuku, dan disertai dengan perpindahan kuku serta penetrasi os phalanx III ke bagian telapak kaki sole. Floyd 2007a membagi kasus laminitis berdasarkan tingkat keparahan dan gejala klinis menjadi beberapa tingkat grade: Tingkat 1: Tidak pincang saat berjalan, langkah yang pendek saat berlari. Tingkat 2: Stiff kaku dan menolak berputar saat berjalan, berjalan tapi terlihat pincang. Tingkat 3: Melawan apabila diangkat kakinya. Tingkat 4: Menolak untuk bergerak kecuali dipaksa, panas di wall dan coronet, rasa sakit yang parah. Gambar 4 Posisi berdiri kuda penderita laminitis A. Laminitis pada kedua kaki depan Sumber: Pollitt 2008, B. Laminitis pada kaki kanan depan. Gejala klinis laminitis bervariasi, dari ringan sampai sangat parah. Jika perubahan reaksi laminae di kaki sangat cepat, maka menimbulkan rasa sakit yang parah. Kasus rotasi total dapat dilihat dalam 48-72 jam setelah timbulnya rasa sakit. Variasi gejala klinis tersebut karena faktor-faktor seperti berat badan, tingkat keparahan dari reaksi sistemik atau kerusakan usus. Karakteristik kuda ketika mengalami laminitis adalah kaki depan diperluas ke depan tubuh dalam upaya untuk meringankan rasa sakit saat menahan beban. Selain itu, tubuh bagian depan ditempatkan lebih ke depan dalam upaya untuk menahan berat tubuh dengan tungkai tertekuk untuk mengurangi tegang pada tendo fleksor Gambar 4A Floyd 2007a. Otot-otot punggung dan glutealis terlihat tegang dan kuda tidak pernah terlihat nyaman. Jika laminitis mempengaruhi kaki belakang, keadaannya lebih dari kaki depan dan mirip dengan penyakit stringhalt. Hal tersebut terjadi karena rasa sakit akibat menahan berat badan sehingga menyebabkan refleks penarikan. Kuda akan melakukan penolakan dengan memukul atau memanipulasi gerakan kaki, serta tidak mampu untuk berdiri pada satu kaki depan dalam waktu yang lama. A B Menurut Menzies-Gow et al. 2010 beberapa gejala laminitis atau founder yang terlihat seperti: 1. Kepincangan, gemetar, serta telapak kaki bengkak. 2. Panas pada dinding kuku dan pulsus digitalis meningkat. 3. Palpasi dan penekanan pada daerah kaki memberikan reaksi positif. 4. Keengganan untuk berjalan atau ragu-ragu dalam melangkah. 5. Posisi kaki khas dengan kaki depan lebih menjulur ke depan untuk mengurangi tekanan dan kaki belakang berada jauh di belakang untuk menopang berat tubuhnya. 6. Perubahan bentuk dinding kuku yang menjadi lebih luas dan tidak normal, serta white line melebar, dan disertai serousabses. 7. Kecenderungan untuk berbaring. Perjalanan penyakit dapat berlangsung selama pertumbuhan kuku sehingga menyebabkan perubahan bentuk laminae, degenerasi os phalanx III dan rotasi os phalanx III yang menjauhi dinding kuku. Tekanan tunggal dari tepi os phalanx III menyebabkan lekukan tunggal sampai menjadi datar. Pada kasus yang ekstrim os phalanx III menembus laminae sampai terjadi nekrosis dan akhirnya terjadi kerusakan os phalanx III Floyd 2007a.

2.6 Radiograf Kasus Laminitis