Pendahuluan Karakteristik Curah Hujan Dinamika Aliran Bawah Permukaan Pada Saat Hujan

a b c d e Gambar 21 Distribusi Kation dan Anion pada Air Tanah Pada Beberapa Kedalaman secara spasial di DAS Mikro Cakardipa 50 100 150 200 250 300 L3 L4 L6 K ons ent ra si m g L -1 Titik Pengamatan K Na Ca Mg SiO2 SO4 NO3 Cl 250 cm 5 10 15 20 25 30 35 L3 L4 L6 L7 K ons ent ra si m g L -1 Titik Pengamatan K Na Ca Mg SiO2 SO4 NO3 Cl 200 cm 5 10 15 20 25 30 35 40 L3 L4 L7 K ons ent ra si m g L -1 Titik Pengamatan K Na Ca Mg SiO2 SO4 NO3 Cl 150 cm 150 cm 50 100 150 200 250 300 L3 L4 L5 L6 K ons ent ra si m g L -1 Titik Pengamatan K Na Ca Mg SiO2 SO4 NO3 Cl 100 cm 10 20 30 40 50 L1 L3 L4 L5 L6 L7 L8 L9 K ons ent ra si m g L -1 Titik Pengamatan K Na Ca Mg SiO2 SO4 NO3 Cl land conservation. Gambar 22 K orrelogram Beberapa Unsur Hidrokimia pada Air Bumi di DAS Mikro Cakardipa, sub DAS Cisukabirus, DAS Ciliwung Hulu periode Juni 2009-April 2010 ------- limit kepercayaan Gambar 23 K orrelogram Beberapa Unsur Hidrokimia pada Air Tanah di DAS Mikro Cakardipa, sub DAS Cisukabirus, DAS Ciliwung Hulu periode Juni 2009-April 2010 ------- limit kepercayaan Gambar 24 K orrelogram Beberapa Unsur Hidrokimia pada Air Hujan di DAS Mikro Cakardipa, Sub DAS Cisukabirus, DAS Ciliwung Hulu periode Juni 2009-April 2010. ------- limit kepercayaan VI ANALISIS CAMPURAN MIXING ANALYSIS DALAM HIDROLOGI UNTUK PENENTUAN SOURCE AREA 6.1 PENDAHULUAN Model campuran mixing model dapat dipergunakan dalam separasi hidrograf secara geokimia, yakni untuk memisahkan komponen runoff pada saat terjadi hujan. Karena kimia air sungai merupakan campuran dari berbagai input sumber aliran sources area, maka identifikasi potensial sumber air yang berkontribusi terhadap kimia air sungai sangat penting. Hal ini memerlukan model campuran secara temporal dan geografis Genereux dan Hooper, 1998. Pertimbangan untuk menggunakan pendekatan ini adalah bahwa seluruh komponen sumber air diasumsikan bercampur secara konservatif. Percampuran sifat kimia air secara konservatif terjadi karena komponen kimia air yang berasal dari sumber aliran mengalir mengikuti pergerakan air. Kimia air sungai merupakan turunan dari kimia air masing-masing komponen sumber aliran yang mengalir ke sungai, dengan prinsip bahwa air dapat membawa unsur atau komponen kimia air dari masing-masing sumber aliran tersebut. Source area merupakan sumber aliran yang merupakan kontributor terhadap aliran air di dalam suatu daerah tangkapan air atau daerah aliran sungai. Salah satu metode yang digunakan dalam mempelajari mixing model dalam hidrologi adalah metode EMMA End Member Mixing Analyses. EMMA juga merupakan salah satu metode untuk separasi hidrograf secara geokimia Christopherson et al 1990, Hooper et al 1990, dan Burns et al 2001. End member menggambarkan karakteristik air yang teridentifikasi dari unit hidrologi atau geologi yang berbeda. End member yang berbeda biasanya memiliki pertanda isotop atau kimia yang berbeda. Pada penelitian ini menggunakan model campuran yang terdiri dari 3 komponen sumber aliran three end member dengan dua perunut konservatif. Ada beberapa asumsi jika menggunakan mixing model dalam pemodelan hidrologi, yaitu: a Perunutnya merupakan perunut konservatif bukan merupakan reaksi kimia, b Seluruh komponen memiliki konsentrasi yang berbeda nyata paling tidak dengan satu perunut, c Konsentrasi perunut dalam seluruh komponen secara temporal temporally konstan atau keragamannya diketahui, d Konsentrasi perunut dalam seluruh komponen secara ruang spatially konstan atau diperlakukan sebagai komponen yang berbeda, dan e Komponen yang tidak terukur memiliki konsentrasi perunut yang sama atau tidak berkontribusi secara nyata. Model campuran dari perspektif geometrik memiliki karakter sebagai berikut: 1 Untuk model dengan 2 perunut dan 3 komponen, mixing antara sub ruang ditentukan oleh 2 perunut, 2 Jika diplotkan, 3 komponen puncak dari segitiga dan seluruh contoh aliran harus terikat oleh segitiga, 3 Jika tidak terikat dengan baik, berarti perunut tidak konservatif atau komponen tidak terkarakterisasi dengan baik. Beberapa peneliti telah mengidentifikasi sumber limpasan secara spasial di dalam DAS melalui penggunaan tool seperti EMMA, pemisahan hidrograf berdasarkan perunut, dan analisis hidrometrik Bernal et al 2006, Burns et al 2001, Hangen et al 2001, McGlynn and McDonnell 2003, Subagyono et al 2005, Wenninger et al 2004. Penelitian-penelitian tersebut telah berhasil mengkuantifikasi sejumlah runoff dari sumber source yang berbeda dan juga menunjukkan kontribusi yang berbeda dengan kondisi kelembaban yang berbeda di dalam DAS Burns et al 2001, McGlynn and McDonnell 2003. Bahkan Cary et al 2011 telah berhasil mengidentifikasi sumber limpasan menjadi empat komponen menggunakan silikat dan chlor. Identifikasi sumber runoff dari unit DAS penting karena : a membantu dalam mengembangkan model pengelolaan DAS yang lebih realistik, b membantu mengidentifikasi sumber kunci sumber polutan, c membantu evaluasi yang lebih baik tentang pengaruh perubahan penggunaan lahan terhadap kualitas air. Pendekatan deliniasi sumber air dengan menggunakan analisis neraca air belum memberikan jawaban yang definitif. Kombinasi menggunakan data hidrokimia dan hidrometrik sudah memberikan masukan terhadap model hidrologi daerah aliran sungai. EMMA sudah dapat mengidentifikasi komponen-komponen yang berkontribusi terhadap aliran Mulholland 1993, Tardy et al 2004. Metode ini merupakan metode analisis campuran sederhana untuk mengidentifikasi end member