Analisis Campuran secara Hidrokimia

87 Tabel 11 Diagnosa penetapan ranking model tiga komponen runoff Tipe Arah rotasi Bentuk kurva Trend Ranking komponen runoff C1 C2 C3 A1 A2 A3 Searah jarum jam Searah jarum jam Searah jarum jam Berlawanan jarum jam Berlawanan jarum jam Berlawanan jarum jam Cembung Cekung Cekung Cembung Cekung Cekung NA Positive Negative NA Positive Negative C air bumi C air tanah C air hujan C air bumi C air hujan C air tanah C air tanah C air bumi C air hujan C air hujan C air tanah C air bumi C air hujan C air bumi C air tanah C air tanah C aiir hujan C air bumi Berdasarkan model 3 komponen campuran ternyata airbumi, air tanah, dan curah hujan merupakan kontributor aliran di DAS mikro Cakardipa. Airbumi merupakan kontributor utama, disusul kemudian air tanah dan air hujan. K, Na, Ca memiliki bentuk kurva cekung dengan arah rotasi berlawanan jarum jam dan trend positif , dalam hal ini C Curah Hujan C air bumi C air tanah model A2. Mg, SO 4, NO 3 memiliki bentuk kurva cekung dengan arah rotasi searah jarum jam dan trend positif sesuai dengan Evans dan Davies 1998, dalam hal ini C air bumi C air hujan C air tanah model C2. Si dan Cl memiliki bentuk kurva cembung dengan arah rotasi searah jarum jam dan trend tidak dapat diketahui dengan pasti, dalam hal ini C air bumi C air tanah C air hujan adalah termasuk model C 1 . Tingkat pencucian hara di masing-masing sumber aliran source area yang termasuk kedalam model C2 adalah yang memiliki tingkat flushing yang paling tinggi diantara model yang dikemukakan oleh Evans dan Davis 1988, C3 tergolong sedang, dan A3 yang paling rendah. 88 a b c d 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 40 50 60 70 80 90 100 K m g L -1 Debit L dtk -1 2 4 6 8 10 40 50 60 70 80 90 100 N a m g L -1 DebitL dtk -1 5 10 15 20 25 40 50 60 70 80 90 100 C a m g L -1 Debit L dtk -1 2 4 6 8 40 50 60 70 80 90 100 M g m g L -1 Debit L dtk -1 5 10 15 20 25 20 40 60 80 100 120 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00 Dis ch ar g e L dt k -1 Discharge Ca 2 4 6 8 20 40 60 80 100 120 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00 De bi t L dt k -1 Debit Mg 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 20 40 60 80 100 120 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00 De bi t L dt k -1 Debit K 2 4 6 8 10 20 40 60 80 100 120 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00 De bi t L dt k -1 Debit Na 89 e f g h Gambar 32 Keragaman Debit secara Temporal Kiri dan Konsentrasi K, Na, Ca, Mg, Si, NO 3 , SO 4 , dan Cl dalam Diagram C-Q kanan pada 14 Pebruari 2010. 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 40 50 60 70 80 90 100 S i m g l -1 Debit l dtk -1 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 40 50 60 70 80 90 100 S O 4 m g L -1 DebitL dtk -1 1 2 3 4 5 6 40 50 60 70 80 90 100 N O 3 m g L -1 Debit L dtk -1 2 4 6 8 40 50 60 70 80 90 100 C l m g L -1 Debit L dtk -1 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 20 40 60 80 100 120 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00 De bi t L dt k -1 Debit SO4 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 20 40 60 80 100 120 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00 De bi t L dt k -1 Debit SiO2 2 4 6 8 20 40 60 80 100 120 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00 De bi t L dt k -1 Debit Cl 1 2 3 4 5 6 20 40 60 80 100 120 11:00 12:00 13:00 14:00 15:00 16:00 17:00 18:00 19:00 20:00 De bit L dtk -1 Debit NO3 90

7.3 Hubungan Konsentrasi dan Debit di DAS Mikro Cakardipa, DAS Ciliwung Hulu

Hubungan antara konsentrasi kation dan anion utama pada air bumi dengan debit pada saat kejadian hujan 14 Pebruari 2010 disajikan pada Gambar 33. Hubungan antara konsentrasi K, Na, Ca, Mg, SiO2, SO 4 , NO 3 , dan Cl dengan debit adalah linier dengan koefisien determinan R 2 berkisar antara 0.069 sampai 0.99. Ca, Mg, dan SO 4 memiliki hubungan yang erat dengan debit yang ditunjukkan dengan nilai R 2 yang tinggi berturut-turut 0,99, 0,92, dan 0,90, diikuti oleh K, Na, dan Cl berturut-turut R2 = 0,86, 0,88, 0,87. Hubungan yang paling rendah ditunjukkan oleh SiO 2 . Hal ini menunjukkan bahwa dinamika konsentrasi Ca, Mg, dan SO 4 sangat ditentukan oleh debit pada saat hujan dibandingkan dengan SiO 2 . Hal ini juga sangat mendukung dengan hasil yang diperoleh pada penelitian ini yang menggambarkan Ca dan SO 4 sebagai perunut konservatif di DAS mikro Cakardipa. Hasil penelitian Mulholland 1993 dan Inamdar dan Mitchell 2006a menunjukkan Ca dan SO 4 sebagai perunut konservatif dalam analisis end member mixing untuk mencirikan jalur aliran air dominan di dalam DAS. Sedangkan SiO 2 tidak menjadi perunut dalam proses hidrologi di DAS mikro Cakardipa dalam hal ini berbeda dengan beberapa penelitian yang menyebutkan SiO2 sebagai perunut konservatif Subagyono 2005, Inamdar dan Mitchell 2006a, McGlynn dan McDonnell 2003, Shanley et al 2002. 91 Gambar 33 Hubungan Konsentrasi Hidrokimia dan Debit DAS Mikro Cakardipa y = -0,012x + 1,528 R² = 0,861 0,0 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 20 40 60 80 100 K m g L -1 Debit L dtkt -1 y = -0,117x + 14,20 R² = 0,878 2 4 6 8 10 20 40 60 80 100 N a m g L 1 Debit L dtk -1 y = -0,155x + 24,13 R² = 0,990 4 8 12 16 20 20 40 60 80 100 Ca m g L -1 Debit L dtk -1 y = -0,104x + 12,50 R² = 0,918 2 4 6 8 10 20 40 60 80 100 M g m g - L -l Debit L dtk -1 y = -0,020x + 12,00 R² = 0,069 5 10 15 20 20 40 60 80 100 S i m g L -1 l Debit L dtk -1 y = -0,069x + 8,382 R² = 0,867 2 4 6 8 10 20 40 60 80 100 N O 3 m g L -1 Debit L dtk -1 y = -0,090x + 10,96 R² = 0,868 2 4 6 8 10 20 40 60 80 100 C l m g - L -l Debit L dtk -1 y = -0,032x + 2,886 R² = 0,903 0,0 0,5 1,0 1,5 20 40 60 80 100 S O 4 m g L -1 Debit L dtk -1 92 93 VIII MODEL KONSEPTUAL HUBUNGAN ANTARA PROSES LIMPASAN DENGAN KETERSEDIAAN AIR DAN PENCUCIAN UNSUR HARA 8.1 Pendahuluan Model konseptual merupakan sintesis dari suatu kumpulan konsep dan pernyataan yang menginterpretasikan konsep-konsep tersebut menjadi suatu kesatuan. Model konseptual dapat disajikan dalam bentuk grafik atau diagram dengan beberapa penjelasan. Berdasarkan pengamatan perunut hidrokimia, beberapa penelitian telah berhasil menyusun model konseptual proses limpasan untuk menjelaskan pola kontribusi ketiga end member secara temporal Wheater et al 1990, Jenkins et al 1994, dan Soulsby et al 1998, Inamdar dan Mitchell 2007. Inamdar dan Mitchell 2007 menyusun model konseptual proses limpasan untuk menjelaskan pola kontribusi ketiga end member secara temporal melalui tiga langkah stage. Pada tahap pertama yaitu kondisi baseflow ternyata area jenuh pada riparian di lembah mendapat recharge dari rembesan seepage airbumi deep groundwater. Gradient hidraulik rembesan airbumi lebih besar daripada gradient rembesan di riparianarea lahan basah, terutama untuk DAS wilayah hulu. Meskipun demikian beberapa resapan air bumi seperti recharge area di daerah lembah, sebagian besar dialirkan ke sungai. Selanjutnya pada tahap kedua merupakan peningkatan kurva hidrograf. Pada tahap ini terjadi peningkatan hidrograf yang tajam dengan adanya peningkatan kontribusi throughfall. Throughfall masuk melalui area jenuh di permukaan dan dialirkan ke jaringan drainase drainage network. Kontribusi airbumi dari riparian juga meningkat karena adanya: a penggantian air riparian dengan throughfall dan presipitasi, b Percampuran dan pengangkutan air throughfall kedalam aliran permukaan jenuh saturation overland flow, c Penggantian air bumi riparian oleh input dari interflow di hillslope. Pada tahap terakhir adalah puncak debit dan kurva penurunan. Pada tahap ini kontribusi air riparian terhadap aliran sungai mencapai puncak karena adanya gradient hidraulik dan flux air di hillslope, dan pada akhir kurva resesi kontribusi riparian dan throughfall menurun.