End-member mixing analysis EMMA dan Separasi Hidrograf

secara berangsur; drainase agak terhambat; solum tanah dalam, warna coklat sampai coklat kekuningan; tekstur lempung berdebu sampai lempung; struktur lemah sedang gumpal, BD 0-8-0.9. Gambar 9 Peta Satuan Lahan DAS Mikro Cakardipa, Sub DAS Cisukabirus, DAS Ciliwung Hulu 28 27 4 32 30 22 23 32 35 23 34 34 23 35 28 34 6 34 6 32 22 22 22 27 710800 710800 711200 711200 711600 711600 712000 712000 712400 712400 9 2 5 8 4 9 2 5 8 4 9 2 5 8 8 9 2 5 8 8 9 2 5 9 2 9 2 5 9 2 9 2 5 9 6 9 2 5 9 6 S ka la 1 :5 .0 0 0 N E W S 0.1 0.1 0.2 0.3 0.4 K ilo m e te r s 2009 PETA SATUAN LAHAN DAS MIKRO CAKARDIPA SUBDAS CISUKABIRUS DAERAH ALIRAN SUNGAI DAS CILIWUNG HULU PROVINSI JAWA BARAT Batas Mikro DAS Jalan Sungai Kontur Batas Satuan Lahan Legenda Umum :

4.2 Penggunaan Lahan DAS Mikro Cakardipa

DAS Mikro Cakardipa memiliki 6 jenis penggunaan lahan, dengan penggunaan lahan utama yaitu sawah dan kebun campuran. Peta penggunaan lahan disajikan pada Gambar 10. Areal hutan H yang mencakup luasan 0.13 ha atau 0,22 dari total areal DAS mikro Cakardipa terdiri dari pohon kayu yang dikelola oleh Dinas Kehutanan. Penggunaan lahan kebun campuran KC terdapat di sebelah kanan kiri jalur aliran seluas 26,19 ha atau 43,09 dari total areal DAS Mikro Cakardipa. Areal ini didominasi oleh tanaman tahunan seperti alpokat, nangka, sirsak, pisang, akasia, suren, dan sebagainya. KS merupakan kebun sayuran yang tidak memiliki sarana irigasi mencapai luas sekitar 3,11 ha atau 5,11 dari total areal DAS mikro Cakardipa, dengan jenis sayuran seperti: ubijalar, cabe, caisin, kacang panjang, dan wortel. Budidaya sayuran dan bunga yang dilakukan di rumah kaca atau rumah plastik Ki dengan luas sekitar 0,77 ha atau 1,26 dari total areal DAS Mikro Cakardipa. Daerah pemukiman KP terdiri pemukiman penduduk dan pekarangan ditemukan di kampung Lemah Neundeut dan Bojong Keji seluas kurang lebih 7,20 ha atau 11,85 dari total areal DAS mikro Cakardipa. Penggunaan lahan yang dominan adalah sawah Sw mencakup areal seluas 23,39 ha atau 38,47 dari total areal DAS mikro Cakardipa. Sawah ini pada awalnya merupakan sawah tadah hujan, namun setelah mendapatkan irigasi suplemen dari dam parit berubah menjadi sawah irigasi pedesaan. Jenis tanaman yang diusahakan pada umumnya adalah pergiliran tanaman antara padi dengan sayuran. 4.3 Karakteristik Fisika Tanah Untuk mempelajari karakteristik fisika tanah telah diambil tanah dengan menggunakan ring sampel sampai kedalaman 80 cm. Keragaman karakteristik kadar air tanah pada beberapa kedalaman disajikan pada Gambar 11. Pada lereng arah timur dan barat, kadar air tanah dari 0 – 60 cm cenderung meningkat dan menurun kembali dengan bertambahnya kedalaman tanah 60 cm. Kondisi kadar air tanah pada kedalaman 40 dan 60 cm baik di lereng sebelah barat maupun timur hampir sama, hal ini dapat dilihat pada kurva pF yang berhimpit. Di lereng sebelah barat pada kedalaman 40 dan 60 cm kadar air berkurang dari 60,8 dan 60,4 pada pF 1 menjadi 23,3 dan 23 pada pF 4,2. Perubahan kadar air di lereng sebelah timur kedalaman 40 dan 60 cm kadar air berkurang dari 60 dan 62,6 pada pF 1, keduanya menjadi 24,2 pada pF 4,2. Di kedua lereng tersebut perubahan kadar air terjadi secara bertahap. Hal ini menunjukkan bahwa air bergerak secara lambat dan didominasi oleh pori mikro. Menurut Subagyono 2002 air yang bergerak secara cepat adalah karena adanya dominasi pori makro. Gambar 10 Penggunaan Lahan di DAS Mikro Cakardipa, Sub DAS Cisukabirus, DAS Ciliwung Hulu, Bogor Ruang pori total cenderung menurun sampai kedalaman 60 cm, namun sedikit meningkat sampai kedalaman 80 cm Gambar 12. Pori cepat menurun sampai kedalaman 60 cm dan meningkat kembali sampai kedalaman 80 cm. Pori lambat cenderung menurun sejalan dengan bertambahnya kedalaman tanah. Gambar 11 Kadar Air Tanah Lereng sebelah Timur dan Barat DAS mikro Cakardipa Gambar 12 Porositas Tanah Lereng sebelah Timur dan Barat DAS Mikro Cakardipa Pori dan distribusi ukuran pori merupakan faktor penentu dalam aliran air melalui tanah. Karena pori mikro, pori meso, dan pori makro bervariasi di dalam tanah, maka distribusi dan karakteristik pori-pori tersebut merupakan faktor utama yang mempengaruhi karakteritik aliran di dalam tanah. Evaluasi hubungan pori dan distribusi ukuran pori dan aliran air sangat penting. Aliran air di zone riparian sangat dipengaruhi oleh mikro dan mezo pori dan total porositas, sedangkan di daerah lereng 10 20 30 40 50 60 70 80 20 30 40 60 80 Porositas vol. K ed al am an c m Rua ng pori tota l Pori cepa t Pori la mba t Lereng Sebelah Barat 10 20 30 40 50 60 70 80 20 40 60 80 Porositas vol. K ed al am an c m Rua ng pori tota l Pori cepa t Pori la mba t Lereng Sebelah Timur 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 10 20 30 40 50 60 70 80 pF Kadar Air vol. 20 40 60 80 Lereng Sebelah Barat Kedalaman cm 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 10 20 30 40 50 60 70 80 pF Kadar Air vol. 20 40 60 80 Lereng Sebelah Timur Kedalaman cm