Verifikasi dan Validasi Simulasi dan Analisis Sensitifitas

13 mobil – mobil diperlakukan sebagai pecahan, aliran lalu lintas dapat diuraikan dengan persamaan difrensial dalam sebuah model berkelanjutan.

C. Verifikasi dan Validasi

Agar dapat berguna, suatu model harus dinyatakan valid terlebih dahulu dengan melalui proses validasi. Menurut Sushil 1993, suatu model sistem dinamik divalidasi dalam beberapa tahap, seperti dapat dilihat dibawah : 1. validasi struktur model 2. validasi perilaku model 3. validasi implikasi kebijakan Menurut Macal 2005, verifikasi model dilakukan untuk menjawab pertanyaan “Apakah model sudah berkerja seperti yang dimaksud?” dan validasi model dilakukan untuk menjawab pertanyaan “Apakah model sudah mewakili dan meniru dengan benar perilaku sistem dunia nyata?”. Dilakukannya verifikasi bertujuan untuk memastikan hal-hal berikut: 1 model telah diprogram dengan benar, 2 algoritme- algoritme telah diterapkan dengan sesuai, 3 model tidak mengandung galat, oversight , atau bugs kesalahan pemrograman, sementara, dilakukannya validasi akan memastikan model memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam hal metode yang digunakan dan hasil yang dicapai. Tujuan akhir dari validasi adalah untuk membuat model berguna ketika model mengenali masalah yang benar, menyediakan informasi yang akurat mengenai sistem yang dimodelkan dan membuat model benar-benar digunakan. Promosiana 1991 melakukan validasi dengan melakukan t test pada tingkat kepercayaan lima persen 5. Data nyata dan hasil simulasi dicari persamaan liniernya berdasarkan persamaan berikut : y = a + bx 1 dimana : y = nilai parameter pada waktu x x = waktu kejadian event a = intersept b = slope 14 apabila a intersept dan b slope antara data nyata dan hasil simulasi tidak berbeda nyata pada tingkat kepercayaan lima persen, maka model tersebut dianggap valid sah.

D. Simulasi dan Analisis Sensitifitas

Menurut Stoecker 1989, simulasi sistem berarti pengamatan terhadap sebuah sistem buatan yang meniru kinerja dari sistem asli. Simulasi tidak dilakukan pada saat desain. Biasanya dalam simulasi dilakukan keadaan – keadaan atau nilai – nilai diluar desain untuk melihat bagaimana model merespon perubahan tertentu. Model simulasi menitik beratkan pada usaha meniru atau memodelkan sistem yang nyata setepat mungkin untuk kemudian melaksanaan percobaan dengan model tersebut secara sistematis, sehingga dapat dibandingkan berbagai macam alternatif untuk dapat memilih alternatif yang lebih baik Winardi, 1980. Macal 2005 menyatakan ada beberapa alasan mengapa model dan simulasi digunakan, yaitu 1 kita dibatasi oleh pemikiran linier sehingga kita tidak dapat memahami bagaimana bermacam-macam bagian sistem berinteraksi dan menyatu, 2 kita tidak dapat membayangkan seluruh kemungkinan yang dapat ditampilkan oleh sistem asli, 3 kita tidak dapat memperkirakan efek penuh dari kejadian-kejadian menggunakan model mental kita yang terbatas, 4 kita tidak dapat memperkirakan kejadian baru yang bahkan model mental kita saja tidak bisa membayangkannya. Macal juga menyatakan bahwa model digunakan untuk menghasilkan pemahaman, bukan angka karena model memberi kita “ruang pikir” untuk memahami variabel- variabel kunci berserta sebab dan akibatnya. Model pada akhirnya akan digunakan untuk membangun pendapat yang masuk akal mengenai mengapa sebuah kejadian mungkin atau tidak mungkin terjadi berdasarkan model. Simulasi pertamakali akan dilakukan dengan parameter-parameter masukan alami dari sistem yang dikaji untuk melihat kecenderungan respon dari model sistem. Setelah dilakukan simulasi kemudian dilakukan analisis sensitifitas. Menurut Ananto 1990, analisis sensitifitas atau analisis kepekaan dimaksudkan untuk melihat parameter atau peubah keputusan mana yang mempunyai peranan penting di dalam sistem, sehingga dapat dilakukan kajian yang lebih teliti terhadap parameter sistem tersebut. 15

BAB III. METODE PENELITIAN